Enam Suami Tampan

Apa Kamu Khawatir Padaku



Apa Kamu Khawatir Padaku

3Dong Huiying melihat luka Liang Shujun lebih dekat, "Memang lukanya tidak terlalu dalam, tapi karena jenis kulitmu yang tipis, luka seperti ini jadi susah sembuhnya."     

Ketika Dong Huiying menarik tangannya, Liang Shujun menghela napas.     

"Apa menurutmu ini tidak masalah? Aku sudah bilang sebelumnya, mau itu luka kecil atau bukan, kamu harus..." ketika Dong Huiying berkata seperti itu, Liang Shujun berkedip memperhatikannya.     

"Sang Istri..." Ia berbalik dan menatapnya.     

"Ada apa?" Dong Huiying tampak bingung.     

Tiba-tiba Liang Shujun mengerutkan bibirnya dan rasa malu di depannya tampak palsu. Ia pun mendekati Dong Huiying dan mengelilinginya dengan napas panasnya. Hal ini tentu membuat Dong Huiying mundur dengan panik karena keanehan Liang Shujun.     

"Apa yang kamu lakukan?" Dong Huiying mengerutkan kening.     

Liang Shujun mengabaikan pertanyaan Dong Huiying yang tampak lembut di depannya. Ia pun menekannya ke pinggir dinding dan menjebaknya di antara dirinya dan dinding.     

"Sang Istri, apa kau khawatir padaku? Khawatir berarti peduli. Apakah Shujun sangat spesial di hatimu? Sangat istimewa?"     

Dong Huiying memberinya tatapan datar, "Apakah kamu sudah gila?"     

"Tentu saja tidak."     

Liang Shujun tiba-tiba meraih tangannya dan menekan telapak tangan Dong Huiying ke dadanya.     

Ia membuat Dong Huiying merasakan detak jantungnya yang stabil datang dari balik kulitnya. Merasakan hal ini, Dong Huiying tiba-tiba menjadi sedikit malu.     

Suasana ini terlalu romantis dan membuat telinganya memanas.     

"Sudah, lepaskan!"     

Dong Huiying pun menarik tangannya, tetapi gagal. Ia merasa sedikit kesal dan berusaha melepaskan dirinya lagi. Sayangnya, tiba-tiba seolah terdengar bunyi 'klak' dan sekejap ia melihat Liang Shujun yang mempesona itu menggigit bibir dan mengerang.     

Dong Huiying sedikit bingung.     

"Aku, maafkan aku, aku tidak sengaja melakukannya."     

Ia buru-buru menopang lengan Liang Shujun, sepertinya sendi lengannya terkilir.     

Liang Shujun tampak tidak berdaya. Ia juga terlihat terlalu ceroboh dalam melakukan sesuatu akhir-akhir ini. Namun, Dong Huiying benar-benar tidak menyangka bahwa tulang pria ini begitu ringkih.     

Sebaliknya, Liang Shujun memandangnya sambil menangis, "Sang Istri, apakah kamu sangat membenciku?"     

"Aku..." Dong Huiying ingin mengatakan bahwa itu tidak benar, dan tentu saja tidak seperti itu. Jika lelaki sembrono ini tidak selalu menggodanya terlepas dari adanya kesempatan seperti sekarang ini, ia pikir mereka berdua bisa saja rukun. Sangat disayangkan bahwa pria ini centil dan selalu menggodanya jika ada kesempatan.     

Tapi dari semua hal yang dilakukannya, Liang Shujun memang lebih ke arah menggodanya saja. Ia takut jika itu tidak ada ketulusan di dalamnya.     

Liang Shujun menghela napas, "Aku tahu, aku pasti sangat membosankan bagimu."     

Ekspresi wajah Dong Huiying sedikit santai, "Bukan begitu, bisakah kau berhenti menggodaku?"     

Liang Shujun paham dengan hal yang di maksud Dong Huiying, tapi ia juga tidak bermaksud merayunya.     

Mata Liang Shujun menyembunyikan senyum yang sedikit tidak jelas, tetapi ia sengaja menundukkan dirinya dan menggosok bahu Dong Huiying dengan lembut dengan pipinya.     

"Sang Istri, aku sangat kesakitan, bisakah membantuku untuk memeriksanya?" Liang Shujun benar-benar tampak menyedihkan saat ini.     

Awalnya, karena perilakunya yang berlebihan, Dong Huiying ingin menghukumnya. Tetapi ketika melihat penampilannya ini serta mengetahui lengannya yang lemah karena terkilir, Dong Huiying tidak bisa membiarkannya dan menghela napas panjang.     

"Liang Shujun..."     

"Ya?"     

Inilah bunyi 'klak' yang tadi.     

Terlepas dari kejadian rayuan tadi, Dong Huiying membantu Liang Shujun mengangkat lengannya yang terkilir itu.     

Setelah menyelesaikan beberapa hal, ia menatapnya dengan dingin.     

"Lain kali jangan bercanda berlebih lagi denganku."     

Ia mengibaskan tangannya, tetapi tidak tahu bahwa Liang Shujun yang ditinggalkan di ruangan sedang mengawasinya secara acuh tak acuh. Ia mengungkapkan ekspresi terkejut, namun seketika berubah berwajah licik. Ekspresinya licik seperti rubah kecil yang ingin mencuri ikan.     

Liang Shujun perlahan mengenakan pakaiannya, ia menggosok bahunya dan mengingat dirinya malu-malu saat diperiksa Dong Huiying serta beberapa gombalan lainnya yang sengaja dilakukannya tadi.     

Ya, matanya kini dipenuhi rasa tertarik dengan Dong Huiying. .     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.