Enam Suami Tampan

Memohon pujian



Memohon pujian

0Pada akhirnya Dong Huiying memutuskan berjalan-jalan di sekitar kota, membeli beberapa ramuan yang bisa digunakan, dan tasnya mulai terisi setengahnya.     

Ia juga menemukan toko pandai besi, dan mulai menggambar beberapa gambar desain alat rumah tangga yang dapat memudahkannya. Dong Huiying ingin membuat satu set pisau bedah medis. Tapi begitu pengrajin melihat gambar itu, ia tampak merasa muram.     

"Gadis kecil, aku ingin mengambil pekerjaan ini, tetapi kemampuanku terbatas. Kamu melukis pisau dan tang ini setipis sayap jangkrik. Aku benar-benar tidak bisa membuatnya."     

Dong Huiying merasa kecewa. Pada saat ini, Liang Shujun memegang dua roti besar dan berlari ke arah Dong Huiying.     

"Sang Istri, lihatlah, aku membeli roti."     

Liang Shujun terlihat bahagia ketika menunjukkan roti yang baru saja dibelinya, seolah dia mendapatkan harta karun yang sangat berharga.     

Sayangnya, bibir Dong Huiying meresponnya dengan cemberut dan bertanya, "Apa kamu belum merasa cukup bermain-main denganku?"     

Akhirnya, ia tidak bisa mengabaikannya lagi. Ia tidak bisa tidak berpikir, apakah gen keluarga Liang memiliki sifat yang unik seperti seseorang yang selalu mengikuti orang lain?     

Sejauh ini, Liang Haoming dan Liang Yuening adalah dua diantara keenam Liang bersaudara yang selalu mengikutinya secara diam-diam kemanapun dia pergi. Hari ini, ada pria baru yang mengekor kemanapun ia pergi, yaitu Liang Shujun.     

Liang Shujun tersenyum, "Bagaimana mungkin? Orang-orang tidak merasa enggan berbagi dengan istri mereka, dan ingin dekat dengan istrinya."     

Dong Huiying hanya menghela napas dan tidak mengatakan sepatah katapun.     

Liang Shujun tidak memakai topi hari ini dan membiarkan rambutnya terurai begitu saja. Kali ini, pria ini menunjukkan ketampanannya secara maksimal.     

Beberapa orang tentu mengenalinya sebagai seniman Tian Qinglou, dan lainnya menyambutnya dengan hangat ketika Liang Shujun melewatinya.     

Liang Shujun tentu menanggapi semuanya dengan senyuman tapi tatapan matanya tak pernah lepas dari Dong Huiying.     

Setiap kali Sang Istri mengabaikannya, ia akan menjentikkan jarinya dua kali dengan cepat dan meminta perhatian.     

Liang Shujun menganggap ini sebagai bentuk cara pendekatan suami-istri dan mulai menikmati permainan ini.     

Keduanya saling tarik ulur seperti itu hingga tiba-tiba terdengar suara He Su ketika mereka hendak pulang, "Feng Xue..."     

Saat melihat kebersamaan Liang Shujun dan Sang Istri, He Su tampak takut dan kecewa. Apalagi kabar mengenai Feng Xue yang sudah memiliki seorang istri adalah benar.     

Sejujurnya He Su sedang sedih dan murung, matanya seolah bisa mengatakan seribu kata, tetapi setiap kali He Su ingin berbicara, mulutnya diam seribu bahasa.     

Senyum Liang Shujun tidak berubah, tetapi ekspresinya tenang, "Hai Nyonya He."     

Liang Shujun memberi hormat, dan kemudian mundur di belakang Dong Huiying untuk menunjukkan sikapnya.     

Liang Shujun mungkin terlihat sering meremehkan orang lain, sembrono, dan juga sering bertingkah seenaknya. Namun, bukan berarti ia tidak memiliki sopan santun pada istrinya.     

Ia menyadari bahwa istrinya ada di dekatnya, jadi ia harus menjaga dirinya sendiri agar Sang Istri tidak khawatir padanya. Baik di dalam maupun di luar rumah, baik itu bertemu dengan keluarga maupun bukan, ia berusaha mengerti semua isi hatinya.     

Apalagi, Liang Shujun dan Sang Istrinya belum memiliki keturunan.     

Namun, ekspresi wajah He Su seolah benar-benar terluka. Ia bisa melihat bahwa Feng Xue sengaja tidak memperdulikannya dan itu membuat hatinya semakin merasa sakit.     

Liang Shujun dengan lembut menarik sudut baju Dong Huiying, "Sang Istri, bukankah ini sudah terlalu larut?"     

Dong Huiying mengangkat setengah alisnya dan memberinya tatapan penuh makna.     

'Baiklah."     

Dong Huiying mengangguk pada He Su lagi sebagai salam perpisahan.     

Setelah itu mereka mulai berjalan pulang.     

"Oh, istriku!?"     

Liang Shujun dengan cepat menangkap, "Kamu tolong perlambat sedikit langkahmu, kamu berjalan terlalu cepat, dan membuatku tidak bisa menyusul."     

Dong Huiying menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik tiba-tiba dan menatap Liang Shujun dengan kejam.     

Ia tahu bahwa Liang Shujun sengaja melakukan semua ini.     

"Diam!"     

Ia hampir tidak bisa menahan diri, mengapa pria disampingnya ini selalu bertingkah kekanak-kanakan?     

Tapi entah mengapa, Liang Shujun justru merasa bangga.     

Keduanya melangkah menjauh bersama dan saling bercengkrama, sementara He Su masih di tempatnya dan menatap kepergian mereka berdua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.