Enam Suami Tampan

Bukankah Semua ini Terlalu Serba Kebetulan



Bukankah Semua ini Terlalu Serba Kebetulan

0Kemarin, Dong Huiying membantu He Ping menjahit luka-luka di tubuhnya, jika sesuai dengan perkiraannya, He Ping tidak akan sadarkan diri selama beberapa saat. Alhasil Dong Huiying dan juga Liang Zhichen juga Liang Haoming memutuskan kembali ke rumah sewaan Lao San untuk beristirahat.     

Hari ini, Dong Huiying bertemu dengan Fang Langshan dan orang itu memberi tahu Dong Huiying bahwa pejabat Han sudah menyuruh anak buahnya untuk pergi ke Desa Kaoshan untuk melakukan penyelidikan.     

Sore harinya, Liang Zhichen masih merasa khawatir dengan keadaan keluarga He. Anehnya, Dong Huiying juga berpikiran sama dengan Liang Zhichen. Mereka berdua pun memutuskan untuk membeli satu keranjang telur sebagai buah tangan dan sekali lagi berkunjung ke rumah keluarga He. Sementara itu Liang Haoming tetap menunggu di rumah sewaan.     

Begitu mereka tiba di depan rumah keluarga He, mereka berdua mendengar teriakan Duan Yingliu, "He Ping!!!"     

Sepertinya He Ping sudah sadar.     

Dong Huiying langsung mempercepat langkah kakinya.     

Setelah memasuki pintu, Dong Huiying melihat bahwa He Shun sedang bersedih dan Duan Yingliu seperti singa yang sedang marah. Ia pun meraih kerah He Ping dengan tatapan mata yang penuh amarah dan seolah hampir gila.     

"Ingin mati? Apa kau ingin aku membunuhmu saja! Tidak ada gunanya juga kamu terus hidup jika selalu menyusahkan ayahmu seperti ini. Melihat pengorbanan ibu dan ayahmu, apa kau layak berkata seperti itu?" Duan Yingliu benar-benar marah ketika mendengar He Ping tidak ingin hidup lagi. He Ping adalah pria yang sangat baik, ia tahu jika hatinya sangat menderita tapi tidak bisa membenarkan bahwa keinginannya untuk bunuh diri.     

Dong Huiying langsung berkata, "Ada apa ini?" Ia langsung memberikan keranjang yang berisi telur itu pada Liang Zhichen dan berlari ke arah Duan Yingliu untuk berusaha melerai mereka berdua.     

Dong Huiying langsung memeriksa luka He Ping, untungnya luka itu tidak terbuka lagi. Jika terbuka, sudah pasti Dong Huiying akan bekerja dua kali.     

Duan Yingliu tersentak, "Dasar pengecut!!!"     

Ia menatap tajam ke arah He Ping.     

"Sudah sudah," Dong Huiying berusaha menenangkan mereka berdua. Dong Huiying memiliki kesan yang baik terhadap Duan Yingliu. Di era ini, perempuan hidup seperti laki-laki, sementara laki-laki hidup seperti perempuan.     

Dong Huiying menatap ke arah He Ping dan berkata, "Bisakah kita mengobrol sebentar?"     

He Ping diam, lalu tiba-tiba menjerit sembari memegangi kepalanya. Ia pun terus berteriak tanpa henti seakan frustasi pada masalah yang dihadapi keluarganya.      

Dong Huiying juga terkejut melihat responnya dan kebingungan.     

Sepertinya He Ping mengalami trauma yang cukup parah.     

Dong Huiying pun dengan cepat meminta Duan Yingliu untuk membantu memegang bahu He Ping dan memperbaiki posisi tubuhnya. Setelah posisinya sudah tepat, ia menjentikkan jari-jarinya yang tajam dan mulai menyenandungkan lagu yang menenangkan jiwa.     

Awalnya He Ping berusaha melawan, tapi lama kelamaan mulai tenang dan menurutinya.     

Dong Huiying memicingkan matanya dan menghentikan senandung lagunya, wajah He Ping tiba-tiba terlihat muram.     

"He Ping, tatap mataku."     

He Ping perlahan menatap Dong Huiying.     

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"     

He Ping hanya diam dan memperlihatkan mata yang suram     

"Oke, akan ku ganti pertanyaanku, apa yang sedang kamu rasakan sekarang?"     

"Aku, ingin mati saja."     

"Ah, kenapa begitu? Apa karena Duan Yingliu tidak memperlakukanmu dengan baik? Atau karena kamu dianiaya olehnya?"     

"Aku…"     

"Tidak apa-apa, jangan takut. Katakan padaku, apa yang kamu takutkan?"     

Suara Dong Huiying tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga menimbulkan efek hipnotis pada He Ping.     

"Perempuan itu, seperti tikus…"     

Dong Huiying mengerutkan alisnya.     

Ia dengan segera merobek salah satu sisi kain bajunya lalu menatap Liang Zhichen dalam diam.     

Untungnya Liang Zhichen sangat pandai dan tanggap, ia segera membuat pena dari jerami dan mengolesinya dengan arang dari perapian keluarga He.     

"Berapa usia perempuan itu?"     

"Sekitar 40 tahunan…"     

Dong Huiying dengan cekatan menuliskan sesuatu dengan peralatan tulis sederhana itu dan mencatat poin-poin penting yang diceritakan oleh He Ping.     

Sesekali ia juga mengajukan pertanyaan padanya untuk memperjelas identitas perempuan yang dimaksudnya.     

Setelah berselang lama, akhirnya He Ping tertidur.     

Dong Huiying tercengang.     

"Bukankah ini sangat kebetulan?"     

Duan Yingliu tidak tahu kemana arah pembicaraan Dong Huiying dan ia segera melihat ke gambar perempuan yang ada di atas kain.     

Perempuan ini.     

Jadi, He Ping ingin mati karena perempuan ini!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.