Ada Banyak Jalan Menuju Langit
Ada Banyak Jalan Menuju Langit
Liang Zhichen terlalu terang-terangan, membuatnya sangat malu dan juga senang. Tapi, demi kebaikan, Dong Huiying pura-pura batuk untuk menahan diri dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Liang Shujun dan lainnya sepertinya mulai membaik, luka mereka bahkan sudah mulai tertutup dan sebentar lagi obat yang ku beli di pasar beberapa waktu lalu sudah tidak bisa digunakan lagi. Jadi nanti aku akan pergi ke gunung untuk mencari beberapa obat lagi."
"Baiklah."
Liang Zhichen membetulkan pakaiannya sembari berpikir, 'Tadi Sang Istri berkata bahwa untuk menyembuhkan Lao Er, dia membutuhkan banyak uang. Jumlahnya mungkin ribuan, bahkan hingga puluhan, bahkan bisa jadi nominal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya yang bisa membuatnya terpikirkan mengenai hal ini.'
Hari ini, Liang Zhichen tidak berani keluar rumah karena harus menjaga adik-adiknya yang sedang dalam masa pemulihan. Tapi ia berpikir keras, karena Lao San juga sudah mulai sembuh, sudah seharusnya beberapa dari saudara Liang yang telah pulih membantu Sang Istri mencari uang.
*****
Setelah sarapan, Dong Huiying menyapa para suaminya di rumah dan kemudian membawa tas kecil ke atas gunung. Beberapa potong baju dimasukkan ke dalam tas dan berpesan bahwa dirinya akan tinggal di gunung selama beberapa hari. Tentu saja, Dong Huiying juga membawa lilin, makanan kering, dan kebutuhan lainnya.
"Sang Istri."
Liang Yixuan menyusul Dong Huiying, ia pun memberikan belati yang dibungkus kain putih. "Kamu harus membawa ini. Gunung itu tidak seperti desa. Kamu harus lebih berhati-hati."
Mata Dong Huiying bersinar memandang malaikat kecilnya, Liang Yixuan, yang memang sangat imut.
Ia pun mengangkat kain putih dan menggosok belati dengan senang. Ya, ini adalah belati yang sama dengan yang dibawanya saat hari ketika Liang Shujun terluka. Belati ini digunakannya untuk melakukan operasi saat hampir seluruh Liang bersaudara terluka parah. Sepertinya belati itu sekarang masih diasah dengan pengasah besi yang sangat baik.
"Terima kasih banyak," Kata Dong Huiying sembari tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi putihnya. Ketika sudah melewati pintu, bahkan sebelum mulai mendaki gunung, Dong Huiying bisa mendengarkan beberapa suara langkah kaki yang sedang mengikutinya.
"Hm?"
Ketika menoleh ke belakang, seketika Dong Huiying ingin marah.
Liang Yuening membawa kapak dan memandang Dong Huiying dengan jijik, lalu mendengus.
"Kapak," Dong Huiying memicingkan matanya ke kapak itu dan mengambil langkah besar. Ia berjalan lebih cepat, lebih cepat lagi, dan berusaha berlari untuk segera meninggalkan Liang Yuening yang selalu mengikutinya.
Tidak langsung mengejar, Liang Yuening justru dengan tenang bersenandung sembari mengejar ketertinggalannya.
Wajah Dong Huiying mulai terlihat marah.
"Dasar Liang Yuening!"
Dong Huiying menghentikan langkahnya secara tiba-tiba dan langsung berbalik untuk melihat sendiri pria yang selalu mengikutinya itu.
"Kapan kamu akan berhenti?" Orang itu, apakah sudah kecanduan untuk menguntit orang atau kenapa?
"Kamu----" Liang Yuening memelototi Dong Huiying balik lalu membuang muka dan bergumam, "Dasar galak!"
"Jadi menurutmu ini salahku?"
Ini benar-benar tidak masuk akal, "Ada banyak jalan menuju langit, tapi kenapa kamu selalu mengikutiku?"
"Haha!" Liang Yuening mencibirnya, "Seperti yang kamu bilang, ada banyak jalan menuju langit, dan aku memilih jalanku sendiri, aku tidak pernah mengikutimu."
Dong Huiying meledak karena marah.
"Hah… Jalanmu sendiri?!" Alasan ini adalah alasan yang selalu digunakan Liang Yuening ketika ketahuan oleh Dong Huiying kalau sedang mengikutinya.
"Benar!" Jawab Liang Yuening sembari menggertakkan giginya. Ia pun tidak bergerak kemana-mana dan hanya memandangi Dong Huiying yang mulai mendaki gunung.
Ia tertegun dan mendengus kesal sambil terus memandang Dong Huiying yang terus melanjutkan langkahnya. Liang Yuening meliriknya ketika berjalan melewatinya.
Dong Huiying masih merasa kesal dan cemberut. Sebenarnya ia tidak bermaksud untuk bermusuhan dengan Liang Yuening, tapi sikap Liang Yuening yang buruk terhadapnya membuatnya terpaksa melakukannya.
Setelah menunggu sebentar, ia menyadari bahwa Liang Yuening telah pergi. Dong Huiying pun tersenyum dengan senang. Demi memastikan kesendiriannya, ia memilih jalan memutar dan menggunakan arah lain.
Gunung Taihan ini merupakan area pegunungan dengan medan yang sangat curam, tinggi, dan juga luas.
Hal yang tidak diketahui oleh Dong Huiying adalah, tidak lama setelah melanjutkan perjalanan, Liang Yuening masih mengendap-endap mengikutinya melalui pohon demi pohon.