Enam Suami Tampan

Senyum Ringan di Wajahnya



Senyum Ringan di Wajahnya

1Dong Huiying dengan cepat menarik lengannya. Ia pun mengerutkan kening, seolah rasa kesalnya sengaja ditarik oleh orang ini.     

"Ada apa?"     

"Aku..." Liang Yuening ingin bertanya apakah Dong Yuening begitu membencinya. Tapi, ketika hendak mengajukan pertanyaan, tidak ada satu katapun yang bisa keluar dari mulut Liang Yuening. Mungkin karena terlalu malu, hal-hal sensitif seperti itu sangat memalukan untuk dibahas Liang Yuening.     

"Tidak ada? Kalau begitu aku pergi dulu."     

Dong Huiying langsung membuang muka dan masuk ke pintu gerbang rumah keluarga Liang.     

Liang Yuening menundukkan kepalanya, mengepalkan tinjunya, dan perasaan tidak berdaya tiba-tiba masuk ke dalam hatinya.     

"Sang Istri, kamu sudah pulang?"     

Liang Yixuan yang sedang menjemur sprei menyambut kedatangan Sang Istri dengan senyum tipis di wajahnya.     

Dong Huiying mengembalikan ekspresi wajah cerianya walau tadi sempat cemberut di hadapan Liang Yuening. Sekarang ia tidak bisa menahan keceriaan karena disambut oleh Liang Yixuan dengan penuh tawa, "Iya, aku sudah pulang."     

Dong Huiying memiliki banyak teman di kehidupan aslinya, tapi hanya beberapa teman saja yang benar-benar bisa menyentuh hati terdalamnya. Keluarganya juga sudah meninggal, kehidupan normalnya berjalan dengan banyak kata 'kesendirian' di dalamnya. Tapi sekarang, semenjak hidup bersama dengan keluarga Liang, bahkan ia bisa merasakan sebuah sambutan kecil ketika pulang seperti kalimat 'Oh, kamu sudah pulang' dan itu sangat membuat hatinya merasa bahagia.     

Liang Yixuan mengambil keranjang jelek yang ada di tangan Dong Huiying dan ekspresi wajahnya sedang tersenyum seakan dinanti begitu lama.     

Dong Huiying merasa malu, ia menggaruk lehernya, "Hehe, tidak ada manusia yang sempurna, kan?"     

"Hmm…" Liang Yixuan tampaknya setuju, tapi bukankah keranjang ini benar-benar terlihat memalukan?     

"Hehe, apa ada makanan di rumah?" Dong Huiying berusaha mengalihkan pembicaraan.     

Liang Yixuan dengan cepat menjawab, "Ada, tunggu sebentar."     

Liang Yixuan mengambil sebuah baskom berisi air agar Dong Huiying bisa mencuci muka. Tidak lupa juga dibawakannya baju bersih untuk dia kenakan Dong Huiying. Setelah itu, ia menyiapkan makanan yang masih hangat untuk dimakan Dong Huiying.     

Dong Huiying benar-benar merasa hari ini sangat menyenangkan. Setelah mencuci muka, Dong Huiying menikmati pelayanan dari Liang Yixuan dengan santai.      

Berbeda dengan Liang Yuening yang seperti udara yang tidak terlihat. Ia selalu berada di luar halaman rumah, meski tahu ini adalah rumahnya. Tidak peduli seberapa jauh perginya, ia hanya akan merasakan rasa memiliki selama kembali ke rumah. Tapi mengapa sekarang ia memiliki perasaan yang berbeda? Bahkan ia tidak berani masuk ke rumahnya sendiri?     

Ia cemberut dan bergegas menuju sungai.     

Sambil berjongkok di tepi sungai, ia mengambil air dingin dan mengusapkannya ke wajahnya, Setelah beberapa kali pengulangan, ia menghembuskan napas berat.     

"Yuening."     

Sebuah suara datang dari belakang.     

Tubuh Liang Yuening menegang seketika. Ketika ia melihat ke belakang dan mengetahui kakak keduanya mengenakan gaun berwarna giok dan berjalan keluar dari hutan poplar di tepi sungai.     

Wajahnya dipenuhi rasa malu, dan ekspresinya berubah seketika.     

"Kakak kedua," Liang Yuening berdiri dan menundukkan kepalanya, entah kenapa takut menatapnya.     

Liang Shuyu menyandarkan kepalanya, matanya yang dingin dan acuh tidak acuh jatuh pada Liang Yuening. Ia pun menatap adik kelimanya ini dan memperhatikan dengan seksama. Sayangnya, tatapan seperti ini justru membuat Liang Yuening merasa lebih tertekan.     

"Apa kau bertengkar dengan Sang Istri?"     

Liang Yuening tanpa sadar menatap kakak keduanya itu. Matanya pun bertemu dengan mata Liang Shuyu. Anehnya Liang Yuening justru terkejut dan menundukkan kepalanya dengan tergesa-gesa.     

Kakak kedua sepertinya bisa melihat semuanya, ia tidak suka perasaan ini.     

"Tidak." Ia menolak untuk bercerita tentang perasaannya.     

Liang Shuyu menunduk, lalu dua kakak-beradik itu berdiri di tepi sungai dalam diam. Setelah waktu yang lama, Liang Shuyu memikirkan sesuatu.     

"Aku tahu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.