Enam Suami Tampan

Berpakaian Hitam, Seperti Malaikat Kematian



Berpakaian Hitam, Seperti Malaikat Kematian

0Dong Huiying mengikat rambutnya dengan gaya kuncir kuda hari ini. Ia juga mengenakan pakaian berbahan linen yang ringan. Dengan suhu udara yang cukup hangat, ia jadi merasa harus mengenakan pakaian yang tipis. Setidaknya ia tidak merasa pakaian yang dipilihnya terlalu rumit untuk dipakai lari pagi.     

Dong Huiying pun keluar dari desa dan berlari mengelilingi daerah sekitar, setidaknya mengitari jalan sekitar desa ini. Dari lari pagi ini, badannya pun mulai berkeringat dan rambut di dahinya juga mulai basah karena keringat.     

Ketika pulang, Dong Huiying melihat dokter Xiao sedang duduk di halaman rumahnya bersama mangkok tembikar yang air di dalamnya mulai mendidih.     

Melihat hal itu, Dong Huiying segera bertanya, "Dokter Xiao? Apa kamu sedang merebus obat? Siapa yang demam?"     

"Oh, Nona Dong!"     

Ketika melihat ada Dong Dabao di depannya, sorot mata dokter Xiao berbinar.     

"Tadi Nona Dong tidak ada di rumah dan Yixuan mencariku karena Yuening sedang demam. Aku sudah memeriksa Yuening, mungkin karena akhir-akhir ini cuaca tidak menentu dan terlalu dingin hingga akhirnya membuatnya demam, batuk, dan suaranya sedikit parau."     

"A…" Dong Huiying mengambil handuk muka dan menyeka keringat dari wajahnya.     

Pada saat ini, Liang Yixuan berjalan keluar dari dapur sambil membawa dua piring kecil, "Sang Istri, kamu sudah pulang?"     

"Lain kali kalian makan duluan saja, tidak perlu menungguku. Aku barusan lari pagi dan masih berkeringat. Aku jadi merasa tidak nyaman untuk langsung ikut makan. Lagi pula makan ketika sedang berkeringat bisa menimbulkan zat beracun bagi tubuh."     

Liang Yixuan sepertinya mendapatkan pengetahuan baru kali ini.     

Dua piring kecil itu diletakkan di atas meja dan Liang Yixuan mempersilahkan dokter Xiao makan. Dokter Xiao yang awalnya ragu, kini menatap ke arah piring yang diisi oleh berbagai hidangan yang terlihat lezat itu.     

"Apa kamu sedang bercanda?"     

Liang Yuening mengenakan pakaian berwarna kehitaman seperti seorang malaikat maut dan melintasi pintu dengan wajah murung, "Kalau pulang, ya pulang saja dan jangan menatap piring terlalu lama!" Omel Liang Yuening dengan suara paraunya.     

Dokter Xiao yang tahu tujuan sindiran Liang Yuening pun jadi terlihat malu.     

Liang Yixuan mengerutkan keningnya karena tidak suka dengan perkataan Liang Yuening.     

Apa karena sedang sakit membuat kakak kelima tampak tidak stabil hari ini? Emosinya juga meledak-ledak. Walau tidak ada yang memprovokasinya, Liang Yuening juga tetap saja jadi orang yang mudah marah.     

Liang Yuening pun mengarahkan pandangannya ke Dong Huiying. Dong Huiying yang membalas tatapannya itu melihat hidung Liang Yuening mengalirkan segaris cairan ingus. Liang Yuening yang menyadari ingusnya mulai mengalir keluar langsung menyeka hidungnya, lalu mendengus dan berbalik tanpa ekspresi.     

"Kakak kelima, kamu tidak mau makan?"     

"Tidak!"     

'Marah sih marah saja, tapi seharusnya tetap makan, kan…' Pikir Liang Yixuan.     

Liang Yuening berlari keluar rumah dengan suasana yang hati yang tidak baik. Kakak keduanya, Liang Shuyu, sedang memakai pakaian panjangnya ketika menyaksikan pemandangan ini. Ia pun tersenyum santai dan berkata, "Tidak apa-apa, jangan khawatirkan dia."     

"Tapi…" Dengan rasa khawatirnya ini, Liang Yixuan hanya bisa menghela nafas.     

Dahulu, Xiao Qingyao adalah satu-satunya dokter di desa ini. Jika ada yang sakit, entah itu demam, bahkan radang otak sekalipun, mereka pasti akan mencari dokter Xiao. Liang Shuyu adalah salah satu pasiennya dan keluarga Liang semakin dekat dengannya setelah Liang Shuyu yang hanya terbaring di atas tempat tidur sering dirawatnya.     

"Kalau begitu, aku permisi dulu."     

Melihat wajah muram Liang Yuening, dokter Xiao merasa dirinya tidak bisa tinggal lebih lama lagi. Matanya yang menatap tajam ke arah piring itu ditariknya seketika dengan enggan.     

Dong Huiying juga sedikit tertekan, "Tidak apa-apa, tetaplah disini, mari kita makan bersama."     

Bagi Dong Huiying, Xiao Qingyao sudah berbaik hati datang untuk memeriksa Liang Yuening, jadi tidak boleh membiarkannya tidak sarapan.     

"Ini..." Xiao Qingyao masih merasa berat hati menerima perlakuan itu.     

Liang Shuyu yang sudah ada di ruang makan pun menambahkan, "Qingyao, tidak masalah, makanlah. Yuening hanya bertingkah seperti anak kecil saja, jangan diambil hati, ya."     

Singkatnya, Xiao Qingyao bisa tinggal lebih lama karena keramah-tamahan keluarga Liang.     

*****     

Di sisi lain, Liang Yuening sedang termenung di tepi sungai. Sambil melamun, ia juga mengambil beberapa batu kecil dan melemparnya ke sungai.     

Suasana hatinya sangat tidak baik.     

Ia menengadahkan kepalanya dan menatap matahari terbit, memikirkan bulan tadi malam, lalu menampar dirinya sendiri.     

"Jelas saja kamu sakit!"     

Sembari menggerutu, tiba-tiba mulai terdengar suara perutnya yang sudah kelaparan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.