Dia yang Paling Tidak Peduli
Dia yang Paling Tidak Peduli
Sementara waktu, Dong Huiying mengabaikan Liang Yuening dan bergegas ke dapur walau dengan perasaan kesal. Akhir-akhir ini warna kulitnya menjadi semakin gelap dan ini membuat Dong Huiying sedikit terganggu. Ia bertekad untuk lebih merawat dirinya.
Liang Yixuan menatap punggung Dong Huiying yang menjauh lalu memanggil Liang Yuening, "Kakak kelima."
"Ada apa?" Liang Yuening menjawab dengan emosi yang sedikit tinggi. Sekarang, perempuan itu sedang menatapnya dengan penuh amarah dan ia menatap balik dengan tatapan yang juga tidak kalah galak.
Liang Yixuan menatap mereka berdua dengan penuh pertimbangan, "Kenapa aku merasa bahwa Sang Istri terlihat sangat cantik akhir-akhir ini?"
Liang Yuening menjawab dengan sinis, "Bukankah itu hanya ilusimu saja?"
"Tapi bopeng di wajahnya banyak berkurang dan jika dibandingkan dengan sebelumnya, kulitnya sekarang sedikit lebih bersih, kan?"
"Dik, itu hanya ilusimu saja!" Liang Yuening memberikan penekanan lebih pada kata-katanya, "Yixuan, kalau lihat itu yang benar, aku bahkan belum pernah melihat perempuan yang lebih jelek dari dia."
Liang Yixuan tidak bisa berkata apa-apa lagi, lalu ia menjawab, "Mungkin itu hanya perasaan kakak ke lima saja." Kesan buruk kakak kelima terhadap Sang Istri yang buruk tampaknya sudah dipendam terlalu banyak. Padahal perubahan penampilan Sang Istri benar-benar sangat terlihat. Semua kakak-kakak, termasuk kakak kelima, dan bahkan Liang Yixuan sendiri pasti bisa melihat perubahan itu dengan jelas.
Liang Yuening mengerutkan keningnya penuh rasa curiga, "Benarkah itu hanya ilusi semata?" Ia berpikir sejenak, benarkah perempuan bermarga Dong itu benar-benar terlihat lebih cantik sekarang?
Tapi, mau terlihat agak cantik daripada sebelumnya, hal ini tidak akan merubah apapun, Sang Istri tetap perempuan yang sangat jelek.
"Terserah sajalah," Akhirnya Liang Yuening sedikit menerima kenyataan ini dan menjambak rambutnya yang tipis dan pendek. "Ini hampir tengah hari. Lebih baik memikirkan masakan yang tepat untuk kita makan pada siang hari ini." Sepertinya Liang Yuening juga tidak bisa membuang tenaga terlalu banyak untuk Dong Huiying.
Liang Yixuan tersenyum dan menjawab, "Makan siang akan disiapkan oleh Sang Istri, setelah selesai memetik sayuran aku akan menyalakan api."
Liang Yuening tidak menanggapinya dan hanya berdiam diri saja.
Entah bagaimana, ia merasa kepahitan seolah habis menelan lalat.
Sang istri mungkin angkuh tapi kemampuannya benar-benar tidak main-main dan sangat baik.
*****
Pada siang hari, Dong Huiying menumis dua piring sayuran dan merebus daging babi. Beberapa Liang bersaudara bisa memakan makanan berminyak sekali lagi, sementara Liang Shuyu hanya bisa memakan makanan yang berserat ringan seperti bubur. Sering kali, Liang Shuyu melirik ke arah daging babi yang dimakan oleh saudara-saudaranya itu. Namun, ia hanya bisa menghela napas dengan pasrah.
Liang Shujun sepertinya memang tipe orang yang terlalu berterus terang. Saat melihat Liang Shuyu memandang lurus ke arah daging babi itu, ia berkata, "Sudahlah jangan dilihat lagi, kita tidak akan bisa memakannya."
Di atas meja makan sudah dihidangkan berbagai macam masakan seperti masakan olahan daging babi, dan juga tumis sayuran yang siap dimakan oleh Dong Huiying, Liang Zhichen, Liang Haoming, dan juga Liang Yuening. Selain mereka, Liang Shuyu, Liang Shujun, dan juga Liang Yixuan hanya boleh makan bubur yang sudah disiapkan oleh Dong Huiying.
Liang Yixuan menggigit sayuran dan berkata, "Sepertinya menjadi vegetarian juga tidak terlalu buruk."
"Hmmm sepertinya kamu benar." Jawab Liang Shuyu sambil menganggukkan kepala dengan lesu.
Liang Shujun melirik ke arah Liang Shuyu dan juga Liang Yixuan dan tiba-tiba mengeluarkan suara 'Hei!'. Setelahnya, ia seketika merentangkan tangannya dan mengaitkannya ke leher Liang Yixuan, bahkan ia sampai bisa memegang pipinya, lalu berkata, "Yixuan, aku tidak tahu berapa lama lukaku akan sembuh, daging di atas meja yang dimasak oleh Sang Istri itu enak tidak?"
Sebagai yang termuda, Liang Yixuan tersenyum, lalu menjawab, "Kakak ketiga, kamu harus menyembuhkan lukamu dulu. Sang Istri sudah melakukan yang terbaik untuk merawat kita."
Liang Shujun menghela napas lagi. Ia hanya bisa melihat daging babi goreng itu dan tidak bisa memakannya, benar-benar kejam!