Saat Masuk, Terlihat Meja Delapan Dewa
Saat Masuk, Terlihat Meja Delapan Dewa
Meskipun di rumah judi ini Zhou Dachun memiliki posisi yang tinggi, tetapi ia sama halnya seperti pelayan. Kenyataan sebenarnya Hong Xiangjun yang merupakan Sang Pemilik sebenarnya rumah judi ini.
Sebagai pemilik rumah judi Hong Xiangjun tentu harus memiliki kemampuan khusus, jika tidak, bagaimana ia bisa mengejutkan para penjudi yang tergila-gila dengan permainan itu.
Sejak awal dibuka hingga saat ini, rumah judi Hong Xiaojun telah beroperasi selama beberapa tahun. Pada awalnya, juga ada beberapa penjudi yang sengaja membuat keributan seperti yang dilakukan Dong Huiying seperti sekarang ini, tetapi mereka semua berhasil dihadang oleh Hong Xiangjun, tanpa terkecuali.
Seiring waktu, semua orang akhirnya mengerti bahwa Master Hong ini memiliki keterampilan berjudi yang sangat baik.
Tapi kali ini, Hong Xiangjun ternyata kalah di tangan seorang Dong Huiying, dan itu benar-benar telah mengejutkan semua orang.
"Kak Dachun, ini..." Seseorang mendekati Zhou Dachun dengan raut wajah khawatir. Zhou Dachun berusaha menstabilkan pikirannya dan berkata, "Tidak masalah, lakukan saja hal yang harus kalian lakukan, aku akan memeriksanya."
*****
Sementara Dong Huiying dan dua orang di belakangnya mengikuti Hong Xiangjun ke bagian belakang rumah judi, di sini ada deretan rumah dan semuanya terbuat dari batu bata. Rumah-rumah ini biasanya digunakan untuk tempat tinggal bagi mereka yang bekerja di rumah judi seperti halnya Zhou Dachun.
Sesampainya di depan salah satu rumah bata, Hong Xiangjun mengeluarkan banyak kunci, dan kemudian menemukan satu kunci dari dalam.
Ketika Hong Xiangjun mendorong untuk membuka pintunya, mulut Dong Huiying mengernyit, ia merasakan ada sesuatu yang aneh disini.
Ini...apakah ini sel penjara?
Tapi sel penjara ini bahkan lebih besar dari rumah timur yang ditempati master Hong. Bagian dalamnya terlihat seperti kamar yang terhubung ke dua sisi ruang utama. Saat mereka memasuki pintu, hal yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah meja delapan dewa, di atas meja itu diletakkan beberapa buah-buahan yang jarang ditemukan di musim semi, sebuah ketel dan empat cangkir kecil.
Ia berjalan ke dalam melihat-lihat, ternyata di dalam ada pintu lagi yang terhubung ke kamar tidur.
Dilihat secara keseluruhan rumah bata ini bersih dan rapi, selain itu di dalam ruangan juga dinyalakan dupa yang menenangkan untuk membantu tidur, ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan rumah keluarga Liang.
Ketika Zhou Dachun menangkap Liang Yixuan dan yang lainnya, Dong Huiying berpikir kalau Liang Yixuan dan saudara lainnya akan dikurung seperti tahanan, dan mereka pasti akan sangat menyedihkan. Tapi ketika melihat sendiri kondisi di sini, ia pun tahu ternyata mereka ditahan di sini. Kalau seperti ini keadaannya, bahkan jika mereka dikurung seperti tahanan, mereka juga menikmati kebahagiaan di sini.
"Sang Istri?"
Liang Yixuan berjalan keluar dengan membawa baskom berisi air dan handuk kain putih bernoda darah ditempatkan di baskom. Dong Huiying juga mencium aroma obat Cina, sepertinya Liang Yixuan baru saja membantu saudaranya untuk mengganti obat sebelumnya.
Liang Yixuan menurunkan baskom air dan kemudian dengan cepat berjalan menuju Dong Huiying. Kaki lumpuhnya biasanya berjalan cukup lambat, tetapi begitu ia berjalan terlalu cepat malah membuat langkahnya menjadi tidak seimbang..
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Dong Huiying.
Melihat keadaan Liang Yixuan baik-baik saja, Dong Huiying sedikit lega, tetapi ia masih bertanya.
Liang Yixuan mengangguk, lalu menatap Liang Zhichen dan Liang Haoming yang berdiri di belakang Dong Huiying.
"Baiklah, Nyonya Dong, lihat? Meskipun Dachun memintaku melakukan sesuatu pada suami-suami Anda ini, tapi saya bahkan tidak memperlakukan mereka dengan kasar." Hong Xiangjun berdiri di sampingnya dengan senyum di wajahnya.
Dong Huiying meliriknya, dan kemudian berkata kepada Liang Yixuan, "Bagaimana dengan luka Shujun?"
Liang Yixuan menghela napas, "Kemarin Nyonya Zhou membawa kami ke tempat judi, kakak ketiga terluka parah dan terbentur sepanjang jalan, aku juga melihat luka di perut dan pundaknya juga sedikit terbuka."
Dong Huiying bergegas masuk ke dalam ruangan itu.
Liang Shuyu yang lemah sedang duduk di pinggir Kangtou mengenakan sepatunya, sedangkan Liang Shujun dan Liang Yuening berbaring di atas Kangtou. Wajah yang satu terlihat pucat dan yang satunya memerah karena demam.
Dong Huiying melirik Liang Shuyu dan naik ke atas Kangtou. Ia mengangkat selimut Liang Shujun dan memeriksa lukanya. Dari situ ia menemukan luka itu baru saja dibersihkan dan dibubuhi dengan bubuk putih. Kemudian ia mengambil sejumput bubuk putih itu dan menciumnya di depan ujung hidungnya.