Enam Suami Tampan

Tak Tahu Malu, Benar-benar Tak Tahu Malu!



Tak Tahu Malu, Benar-benar Tak Tahu Malu!

2Hong Xiangjun dalam hatinya sedang menimbang-nimbang, jika melihat dari sikap Dong Huiying sebelumnya, dia bisa tahu bahwa nyonya Dong yang dihadapinya ini seperti babi mati yang tidak takut air mendidih, tidak mudah untuk bernegosiasi atau berbicara baik-baik dengannya, tetapi bersikap keras kepadanya juga tidak akan berpengaruh dengan situasinya. Orang seperti ini memiliki sikap yang keras dan sikap kerasnya tidak dapat diubah dengan cara apa pun.     

Karena seperti ini masalahnya, Hong Xiaojun pun tidak bisa mengelak.     

"Nyonya Dong, katakan yang sebenarnya, dua ratus liang perak yang kau bicarakan itu sebenarnya sudah menjadi milikku, untuk itu saya tidak akan memberikannya. Oleh sebab itu, izinkan saya mengingatkan Anda, pada taruhan pertama nyonya Dong memang memenangkan 104 liang perak, dan itu benar, tapi pada saat permainan kedua bukankah saya sudah menjelaskan di muka, tidak peduli apakah Nyonya Dong menang atau kalah, hutang diantara kita sebelumnya semuanya dibatalkan dan kita tidak akan pernah menyebutkannya lagi?"     

Dong Huiying tercengang mendengar apa yang baru saja dikatakannya ini.     

Tidak tahu malu, benar-benar tidak tahu malu! Bukankah ini perangkap bahasa?     

Hong Xiangjun tersenyum, "Bukankah Nyonya Dong juga telah menyetujui ini sebelum bertaruh pada permainan ke-dua, dengan ginseng liar senilai delapan liang perak anda bertaruh untuk 20 kali peluang, dan kemudian Nyonya Dong memenangkan 160 liang perak, cuma karena sekarang saya sedang ada masalah, saya benar-benar tidak dapat memberikan uang kepada Anda, jadi bisakah adik memberi saya waktu beberapa bulan untuk membayarkannya?"     

Mendengar ini Dong Huiying merasa sedikit tidak puas, "Terakhir kali, Zhou Dachun membawa orang ke rumah keluarga Liang untuk membuat masalah. Ia juga telah memukuli Liang Yuening dan mengancam akan menjual suami-suaminya ke menara Tianqing, ditambah lagi Zhou Dachun juga telah menghancurkan banyak barang di rumahnya, ia sudah bermurah hati untuk tidak memperdulikan lagi semua masalah yang sudah berlalu. Saat ini yang dipermasalahkannya adalah, dia telah memenangkan uang, tapi Hong Xiaojun masih saja berusaha menghindar dari tanggung jawabnya, bukankah orang ini sudah sangat keterlaluan?"     

Melihat ekspresi Dong Huiying yang buruk, berusaha menimpali jawabannya sepersuasif mungkin.     

Pada pandangan pertama, Hong Xiangjun buru-buru berkata, "Saudaraku jangan marah, saya hanya ingin meminta kelonggaran waktu selama beberapa bulan, bukannya saya ingin mengingkari hutang. Lagi pula, seperti pepatah mengatakan 'mari kita tetap bersama di garis ini dan bertemu satu sama lain di masa depan', bukankah kita berdua sudah bersaudara seperti kakak dan adik? Dan tentu saja, aku hanya membuat lelucon untuk menghibur adik, dua ratus enam puluh liang telah kau menangkan, berikan aku waktu beberapa bulan, aku pasti membayarnya tidak kurang sedikitpun, berikan tanganmu dan mari saling bersalaman!"     

Dong Huiying juga mengerti bahwa masalah ini tidak bisa dipaksakan terlalu keras. Hong Xiangjun berani membuka rumah judi di pegunungan. Hal itu telah membuktikan bahwa ia tidak takut pada orang-orang di pemerintahan. Ia mendirikan rumah judinya di pegunungan, tetapi tidak ingin menimbulkan masalah.     

 Tapi jika hari ini ia tidak bisa bersabar dan terburu-buru karena sudah benar-benar kesal, maka keuntungan yang didapatnya tidak akan bisa mengkompensasi kerugian yang diderita. Ia tidak hanya tidak mendapatkan perak, tetapi juga akan semakin membuat musuh yang lain. Oleh sebab itulah, walaupun sekarang dirinya harus menelan kekecewaan, tapi dalam hal ini, lebih baik ia mengikuti niat Hong Xiangjun untuk sekarang ini.     

"Baiklah." Jawab Dong Huiying dengan santai.     

Mendengar Dong Huiying mengatakan itu, Hong Xiangjun merasa sedikit lega. Dong Huiying berusaha memahami situasinya, ia memutuskan mereka berdua memang harus mengambil langkah mundur. "Dua ratus enam puluh liang itu, Anda tidak harus membayar semuanya sekaligus, tetapi saya benar-benar kekurangan uang sekarang."     

"Ini tentu saja," Hong Xiangjun tersenyum, "Dalam situasi saat ini, dua ratus enam puluh liang perak itu, saya benar-benar tidak punya cara membayarkan semuanya sekaligus. Saat ini aku hanya punya dua puluh liang yang tersisa, adik bisa membawa dua puluh liang ini dulu, dan sisanya tunggu sampai saya mengumpulkannya dan saya akan mengirimkannya ke rumah Adik."     

Hong Xiangjun mengeluarkan sebuah dompet koin dan menyerahkannya ke tangan Dong Huiying. Dong Huiying pun menimbang koinnya, dalam hatinya berpikir bahwa harusnya ada dua koin perak besar di dalamnya.     

Dong Huiying mengangkat kelopak matanya lagi, tiba-tiba teringat akan sesuatu, "Minggu lalu, Zhou Dachun merampas sesuatu dari rumahku, Itu adalah barang peninggalan ayah mertuaku.     

"Oh ini bukan masalah besar, aku akan memanggil Dachun dan memintanya mengembalikan barang itu."     

"Salah satu suamiku menderita penyakit tahunan, dan beberapa lainnya menderita luka yang cukup serius. Aku masih membutuhkan beberapa obat-obatan herbal. Tapi karena sekarang sudah awal musim semi, jadi obat-obatan herbal yang aku butuhkan belum tumbuh di pegunungan."     

"Ini..." Hong Xiaojun menggertakkan giginya, dari ekspresi wajahnya tampak sebuah dorongan untuk membuat keputusan. "Baik, kebetulan saya punya beberapa saluran yang bisa membantu adik membeli beberapa obat dengan harga murah."     

"Yah, kalau begitu kita tulis surat perjanjian."     

'Ah?'     

Dong Huiying meliriknya, "Tidak demikian berbicara melalui mulut saja maka tidak ada yang dapat dibuktikan, jika suatu hari pemilik Hong mengingkarinya dan menolak untuk mengakui hutangnya, siapa yang harus diadukan?"     

Hong Xiangjun mengernyitkan mulutnya. Yah, kali ini dia benar-benar pecundang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.