Hidup Seperti Ini, Bagus Juga
Hidup Seperti Ini, Bagus Juga
"Baiklah, aku tahu." Jawab Dong Huiying dengan santainya.
Pagi itu pegunungan diselimuti kabut putih, udara yang lembab telah bercampur dengan bau tanah di musim semi.
Suasana hati Dong Huiying sedang baik pagi ini, ia mengisi perutnya dengan semangkuk bubur jagung, minum seteguk air dan menepuk perutnya dengan puas. Setelah itu ia memanggil Lao Si atau Liang Haoming. Dengan bersemangat ia menendang pintu kayu membuka ruang kayu bakar dan mengeluarkan Zhu Xingfang yang telah dikurungnya semalaman.
"Woo ho ho!" Zhu Xingfang merengek, mulutnya disumpal dengan kain lap. Ia hanya bisa menatap Dong Huiying dengan sepasang mata kecilnya yang geram.
Dong Huiying memanggil Lao Si lagi, "Ayo pergi." Kemudian menarik bahu Zhu Xingfang dan berjalan keluar.
Liang Yixuan dan Liang Zhichen menyaksikan dari belakang tiga orang itu pergi meninggalkan rumah.
"Kakak."
"Hem(?)"
"Apa Sang Istri bisa menyembuhkan Kakak Kedua?" Pertanyaan ini, sebenarnya juga ingin ditanyakannya sejak tadi malam, tetapi ia ragu-ragu dan berusaha menahannya. Namun ia sungguh ingin tahu dari dalam hatinya.
"Pepatah mengatakan bahwa "kuda mati sebagai obat kuda hidup". Artinya, meski kita tahu bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan, tetapi masih ada secercah harapan. Penyakit yang diderita Liang Shuyu memang parah, tapi melihat Sang Istri mengatakan harapan kesembuhan itu kemarin, sepertinya ia tidak sedang berbohong."
"Ini bagus."
Bibir tipis Liang Yixuan terangkat, ia menggambar sebuah senyuman yang cerah. Meski alisnya menekuk, matanya juga tidak setenang sebelumnya, tetapi itu terlihat lembut dan sejernih air.
Liang Zhichen pun ikut tersenyum, kemudian ia melihat keluar halaman. Ketiga orang itu berbelok, dan kemudian tidak terlihat lagi.
"Kakak, Sang Istri benar-benar sudah berubah."
"Aku tahu."
"Pagi tadi dia bertanya padaku, apa persediaan di rumah kurang. Lalu, aku memintanya untuk membawa bahan makanan jika kembali."
"Oh."
"Hidup seperti ini bagus juga."
Liang Zhichen tersenyum ringan, lalu ia mengusap-usap kepalanya dengan senang, "Baiklah, halaman ini telah dikacaukan oleh Zhou Dachun, sekarang aku akan membereskannya. Lao Liu tubuhmu masih terluka dan kembalilah ke rumah."
"Aku baik-baik saja,"
Liang Yixuan mengambil sapu. "Jika dikerjakan dua orang maka pekerjaan juga bisa selesai lebih cepat. Selain itu, rumah timur Sang Istri juga harus dirapikan, kemarin aku melihatnya merobek dua lengan bajunya. Setelah ini aku juga akan memperbaikinya nanti, pakaian yang dikenakan Sang Istri terlalu banyak yang terbuang."
Ya, ucapannya tidak salah. Saat berada di kota, ia melukis potret Zhu Xingfang, Dong Huiying mengambil bahan lalu tanpa pikir panjang merobek ujung bawah pakaiannya. Sesudah itu, tidak peduli apakah itu untuk membalut luka atau melakukan hal lainnya, ia selalu merobek lengan bajunya.
Padahal ia sebenarnya tidak memiliki beberapa pakaian lagi, dan kalau merobek pakaiannya lagi, hal yang dikhawatirkan adalah semua pakaian itu tidak bisa dipakai lagi.
*****
Beberapa hari terakhir ini Dong Huiying telah naik turun gunung, ia juga telah pergi ke rumah judi Taihang. Dengan hanya mengandalkan dua kaki kecilnya untuk mengukur dunia, telapak kakinya juga terlihat beberapa luka yang melepuh. Untungnya, ia cukup bisa menahan rasa sakitnya. Selama di jalan pun, ia juga tidak pernah mengeluhkan apa-apa. Anehnya, ia masih bersemangat menendang Zhu Xingfang dari waktu ke waktu, terutama karena sayuran tua itu selalu meracau dan tidak bisa diam.
Sementara Liang Haoming menjadi seperti bayangan yang selalu mengikuti di belakangnya. Seperti biasa masih dengan wajah kayu tanpa ekspresi, entah apa yang dirasakannya tidak pernah dimunculkannya kepada saudara ataupun Sang Istri. Namun, pandangan matanya dari waktu ke waktu melirik ke tangan kecil Dong Huiying.
Seketika terdengar suara gemerisik!
Si kecil yang gemuk berlari menyusul kedua orang itu.
Dong Huiying menoleh ke belakang dan melihat Liang Haoming membungkukkan kepalanya. Setengah meter di depannya ada seekor kelinci putih besar. Seketika mata besar melihat mata kecil saling memandang, pemandangan ini sungguh menggemaskan.
"Ternyata ini si kecil?"
Dong Huiying ingat ketika mereka di gunung, Liang Haoming selalu suka memegang kelinci putih yang gemuk, tetapi kemudian setelah itu yang terjadi adalah kekacauan. Liang Shujun dan Liang Yixuan dikepung oleh gerombolan serigala, dan setelah pertarungan sengit itu, kelinci ini juga tidak terlihat lagi.
Mata besar yang melihat mata kecil terlihat saling memandang untuk beberapa saat. Kelinci yang gemuk itu memutar pantatnya dan cakar-cakar kecil putih itu terus bermain-main dengan lumpur basah di tanah.
Liang Haoming tiba-tiba bergegas ke arahnya, anehnya kelinci itu tidak takut sama sekali dengannya. Liang Haoming melirik Dong Huiying diam-diam, lalu dengan ragu-ragu mengangkat kelinci itu ke pelukannya.
"Oh," Dong Huiying tidak bisa menahannya.
"Ayo pergi," Ia menyeret Zhu Xingfang dan terus bergerak maju. Tetapi saat memikirkan penampilan Liang Haoming yang memegang kelinci tadi, ia selalu merasa, 'oh, sangat menggemaskan'.