Enam Suami Tampan

Dong Huiyin Tersenyum, Pria Ini Benar-benar Menggemaskan



Dong Huiyin Tersenyum, Pria Ini Benar-benar Menggemaskan

1Dong Huiying menyipitkan matanya dan mendesah dengan lahapnya bagai angin bergulung di atas awan. Semakin mereka berdua mengunyah semua makanan tersebut, rasa lapar mereka semakin menggoda dan makan lebih banyak lagi.     

Sampai akhirnya satu panci nasi dilahap habis oleh dua orang itu, bahkan daging goreng dan juga sup pun bersih tanpa sisa.     

Lao Si berdiri dan meminta alat makannya pada Dong Huiying, lalu Dong Huiying tiba-tiba berkata padanya, "Tunggu sebentar." Lalu ia menunjuk pada bagian sudut bibir, "Disini, ada sisa nasi menempel disini."     

Lao Si tertegun dan segera menyentuh sudut bibirnya, benar saja, ia menemukan sebutir sisa nasi disana.     

Ia segera menjilat bibirnya lalu lehernya mulai berubah warna karena malu. Setelah itu, Lao Si segera pergi ke sumur sembari membawa peralatan makan yang kotor.     

Dong Huiying tersenyum. Menurutnya, pria ini benar-benar sangat menggemaskan.     

Terlahir dengan tubuh yang tegap dan wajah yang kaku tanpa ekspresi bak peti mati, keseharian Lao Si selalu terlihat menggemaskan dan sebenarnya adalah orang yang baik dan berhati lembut.     

Dong Huiying berjongkong dan menggaruk-garuk dagu anak kucing itu sembari berkata, "Bukankah dia sangat lucu?"     

"Meong..." Anak kucing itu membuka mulutnya lebar-lebar seolah ia setuju dengan yang dikatakan oleh Dong Huiying.     

Setelah itu, Lao Si memasak air panas pada sebuah panci besar. Setelah beristirahat sebentar, Dong Huiying melihat sebuah bak mandi besar berisi air panas yang sudah disiapkan untuknya. Ia heran, tempat asal Lao Si mendapatkan semua itu.     

***     

Pada malam musim semi, angin sepoi-sepoi bertiup. Lao Si memegang kelinci di satu tangan dan memeluk anak kucing di satu tangan lainnya. Ia duduk di bangku kecil dan memandangi langit malam yang dihiasi oleh bintang yang bergemerlap.     

Sebenarnya ia tampak kebingungan dan bertahan pada posisi seperti itu untuk waktu yang cukup lama. Sebelum lehernya kesakitan, ia segera berbalik dan memandang ke arah sebuah tas besar dan kecil.     

Ia memikirkan makanan enak yang dimakannya malam ini. Hidangan itu adalah makanan terenak yang pernah dimakannya sepanjang hidup ini. Ada daging yang sangat lezat, supnya juga sangat enak.     

Bahkan walau makanan di dalam perutnya belum dicerna dengan sempurna sekalipun, air liurnya tiba-tiba menetes dan jiwanya seolah sedang kelaparan.     

Sepertinya ia ingin makan lagi.     

Seolah ia sangat ingin makan lagi dan lagi.     

Seketika tatapan matanya yang redup melirik ke arah pintu. Awalnya terdengar suara percikan air istrinya yang sedang mandi, tapi perlahan-lahan, suara percikan airnya hilang, dan tidak ada suara lain yang terdengar.     

Ia mengira mungkin air di dalam kamar mandi sudah mulai dingin, tapi kenapa tidak ada suara sama sekali dari dalam sana.     

Hatinya mulai ragu-ragu.     

"Tok... tok... tok... Sang Istri?" Lao Si mengetuk pintu dan menunggu jawaban dengan sabar. Setelah menunggu beberapa saat, ia tidak juga mendapatkan jawaban.     

Hal ini membuatnya tidak bisa berhenti bertanya-tanya.     

"Tok... tok... tok...."     

"Sang Istri?"     

Masih belum ada jawaban.     

"Meong..." Anak kucing itu nampak tidak sabar dan segera melompat dari pelukan Lao Si dan menendang pintu.     

Pintu pun terbuka.     

Lao Si sangat terkejut dan panik ketika melihat istrinya ada di dalam air. Ia tidur terlentang di dalam bak mandi, menunjukkan betapa lelah badannya hari ini.     

Hawa panas terasa mulai naik ke lehernya dan sejenak ia ragu untuk masuk ke kamar mandi. Lalu ia mulai memberanikan diri untuk mendekat dan mengintip ke arah bak mandi. Kini, ia bisa melihat tubuh istrinya dengan lebih jelas.     

Tubuh baru Dong Huiying tidak hanya memiliki kulit yang sedikit lebih gelap, tetapi juga sangat kurus dan langsing. Buah dadanya terlalu kecil dan juga bokongnya sangat tipis, bahkan terlalu rata.      

Selain itu, tubuhnya sangat mungil seperti anak kecil yang belum dewasa, bukan seperti seorang perempuan dengan enam suami. Karena itu, ketika ia sedang berjalan di jalan, orang-orang sering keliru berpikir bahwa perempuan ini adalah seorang gadis kecil yang belum menikah.     

Seolah baru saja mendapatkan sebuah ketukan, Lao Si tercengang dan rasa malunya mulai menjalar di wajahnya yang kecoklatan. Pada saat yang sama, ia dengan gelisah memalingkan muka, tapi dalam hatinya juga dipenuhi rasa ingin tahu. Ia tidak bisa untuk tidak menatapnya dan memutuskan untuk memandang Dong Huiying beberapa kali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.