Perut yang Terasa Panas Seperti Terbakar Api
Perut yang Terasa Panas Seperti Terbakar Api
Selama ini, ia juga tidak pernah melihat tubuh perempuan lain serta tidak tahu keseluruhan bentuknya. Tapi sekarang, ia merasa tubuh istrinya ini sangatlah menakjubkan.
Struktur tubuh laki-laki dan perempuan sangatlah berbeda. Payudara milik istrinya ini memang kecil tapi sangat indah, seperti dua buah kue kecil dan terlihat sangat imut. Penampilan imutnya membuat tangannya ingin bermain-main dengannya.
Pinggang dan kakinya sangat ramping. Lao Si tidak bisa berhenti mengamatinya dan bahkan menemukan bahwa ia bisa memeluk pinggangnya hanya dengan satu tangannya saja.
Apa ini benar begitu?
Liang Haoming tertunduk malu, tatapan matanya mulai terlihat misterius dan hidungnya menghembuskan napas panas.
Pemandangan ini bukan sekedar pemandangan yang indah, tapi benar-benar pemandangan yang sangat menggoda.
Perutnya mulai terasa panas seolah terbakar oleh api dan badannya mulai terasa aneh. Ia merasa seolah ada suatu hal besar akan terjadi pada dirinya.
'Tik'.
Tiba-tiba setetes darah keluar dari hidungnya.
Liang Haoming ketakutan dan dengan segera menutupi hidungnya lalu mengangkat kepalanya. Tapi leher, telinga, dan semua tubuh bagian atasnya terlihat sangat merah, seperti seekor udang yang telah matang dimasak.
*****
Setelah beberapa saat, mimisannya mulai berhenti.
"Sang Istri?"
Liang Haoming memanggil istrinya, tapi tidak ada jawaban karena tidurnya yang terlalu nyenyak.
Ia ragu sejenak lalu ujung telunjuknya dengan lembut menyentuh pipi istrinya.
Meskipun memiliki bintik-bintik di wajah dan terlihat tidak terlalu bagus, tapi pipinya sangat lembut, seperti tahu yang biasa dimakannya ketika masih kecil.
Seketika muncul perasaan yang aneh di hatinya, bahkan sampai membuat Liang Haoming menelan ludah dua kali berturut-turut. Tiba-tiba ia mendengar Dong Huiying bergumam.
Lao Si mulai ketakutan!
Ia langsung terdiam kaku seperti kayu.
Lao Si ketakutan dan menunggu cukup lama di samping bak mandi, jantungnya berdegup kencang.
Posisi tidur Dong Huiying terlihat tidak bagus dan tampak tidak nyaman. Ia seolah ingin membalik badannya tapi terhalang karena posisi duduk dengan tubuh tertelungkup di dalam bak mandi.
Melihat semua ini, Lao Si tidak bisa memikirkan banyak hal lagi. Lengan kekarnya mulai menjangkau bak mandi dan bisa merasakan air mandi yang mulai dingin.
Ia mengangkat istrinya lalu membantunya mengeringkan tubuhnya sejenak.
Pada saat ini, banyak kontak fisik terjadi diantara Lao Si dan juga Sang Istri.
Wajah Lao Si terasa panas lagi dan mulai mimisan lagi.
Sementara Dong Huiying merasakan kenyamanan dengan perlakuan suaminya ini, ia masih tertidur dengan pulasnya.
Kemudian ia terlihat meringkuk di atas tempat tidur seolah sedang mencari-cari selimut untuk menutupi tubuhnya dan melanjutkan tidur.
Hanya Lao Si yang terlihat sangat menyedihkan.
Ia sendiri berdiri penuh keheranan di samping tempat tidur Sang Istri. Walau wajahnya masih terlihat tampan, namun tatapannya masih datar seperti biasa.
Namun bila dilihat lebih baik, tubuh Liang Haoming memang sangat bagus. Dada yang lebar terlihat sangat kuat, bahu lebar dan pinggulnya sempit, tubuhnya sungguh memperlihatkan keindahan pria binaragawan yang sangat mempesona. Namun gejolak dalam hatinya membuatnya terlihat sangat lucu.
*****
Setelah mengantarnya ke tempat tidur, Lao Si memandangi Dong Huiying untuk waktu yang lama dan wajahnya mulai terasa panas lagi. Lalu ia buru-buru mengambil selimut dan membantu istrinya memakai selimut untuk menutupi tubuhnya yang rasanya terlihat menjengkelkan. Ketika keluar, kaki Lao Si tersandung dan hampir saja menabrak pintu.
Ia dengan panik berlari ke arah halaman lalu melirik ke arah ember. Sekejap kemudian mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, beberapa tetes air mulai turun dan membasahi tubuhnya.
"Ah!"
Ia menggosok-gosok hidungnya, lalu membasahi tubuhnya dengan air sumur yang dingin untuk memadamkan rasa birahi panas yang berkobar di dalam dirinya, namun sepertinya tidak berhasil.
Ketika tanpa sengaja otaknya terpikiran tentang tubuh mulus istrinya, Lao Si kembali memanas.
Dengan marah ia bersandar ke ember dan disertai dengan suara bersin, ia mulai berlarian di halaman. Dengan linglungnya ia berlari tanpa henti mengelilingi halaman rumah ini dan berharap rasa panas dari birahinya ini memudar.
Saat fajar mulai tiba, Lao Si mulai terlihat kelelahan.
Ia terbaring di halaman dengan tubuh yang basah kuyup karena air dan juga keringat.
Sekarang napasnya mulai berat dan terengah-engah.
Detak jantungnya semakin kuat.
Apakah Lao Si sudah gila?
Tatapan matanya mulai linglung.
Ia sama sekali tidak tahu dan tidak paham hal yang terjadi pada dirinya.
Ia hanya tahu bahwa dirinya terus-menerus memikirkan hal yang baru saja dilihatnya dan tanpa sadar itu menyenangkan hatinya.