Enam Suami Tampan

Mengendus Bau Makanan Seperti Seekor Kucing



Mengendus Bau Makanan Seperti Seekor Kucing

3Bau masakan berbahan babat babi ini sungguh harum.     

Bila diingat dulu, keadaan keluarga ini sangat berantakan. Ya, walau sekarang masih belum terlalu baik, tapi Dong Huiying berharap semuanya akan tetap baik-baik saja. Menghemat uang adalah hal yang paling utama. Uang yang disimpan akan disimpan untuk kebutuhan yang tidak terduga atau untuk mengobati keluarga yang sedang sakit.     

Para kakak beradik ini hampir tidak pernah melihat minyak yang mengambang di permukaan pada mangkuk sup. Liang Yixuan sebagai penanggung jawab untuk memasak tidak berani memasak bahan makanan lainnya kecuali biji-bijian yang dibuat bubur dan dicampur dengan kol serta kentang goreng. Kol dan kentang ibarat sebuah budaya pada keluarga ini karena menjadi keseharian mereka. Kecuali jika para kakak beradik ini mau pergi ke gunung untuk berburu burung, makanan mereka bisa lebih bergizi dan variatif. Sayangnya, burung yang mereka tangkap rata-rata akan dijual ke pasar untuk menghasilkan uang.     

Hari ini, Dong Huiying menggoreng usus besar babi yang sudah dibumbui dengan sempurna hingga menimbulkan bau yang sangat harum ketika dimasak.     

Liang Yixuan merasa sedikit mabuk jika harus mencium aroma daging yang menggoda itu.     

Di luar dapur, orang-orang sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Saat mencium aroma sedap dari dapur, hidung mereka tanpa sadar mengendus seperti kucing. Lao Si yang wajahnya tanpa ekspresi tiba-tiba matanya jadi cerah ketika mencium aroma sedap itu. Lao Wu yang sedang menusuk lengannya hingga mengeluarkan banyak darah juga mencium aroma sedap itu hingga air liurnya menetes keluar dari mulutnya.     

Aroma ini benar-benar sangat amat sedap!     

Tidak berselang lama, usus besar babi itu sudah siap untuk dihidangkan.     

"Perut Liang Shuyu sedang dalam kondisi yang tidak bagus, jadi ia tidak bisa memakan ini karena terlalu berminyak. Aku takut bila dia terkena diare kalau sampai makan ini. Jadi, aku akan membuatkan sup daging saja untuknya."     

Dong Huiying menundukkan kepalanya dan merasa ada sesuatu yang tidak benar saat ini. Ia memaksakan dirinya untuk waktu yang cukup lama dan bahkan Liang Yixuan tidak memperdulikannya. Ketika ia menoleh ke belakang, dilihatnya Liang Yixuan sedang menatap lurus ke arah usus goreng yang ada di atas piring.     

Dong Huiying tidak bisa banyak berbuat, ia hanya sedikit bersikap toleran, "Yixuan?"     

"Ya," Perlahan-lahan ia kembali ke dekat Dong Huiying.     

Dong Huiying langsung mengucapkan sebuah perintah, "Hidangkan masakan ini saja dulu. Sepertinya kita lupa memasak nasinya dahulu, jadi aku akan membuat mie dan juga pancake sayuran saja."     

"Baiklah!"     

Liang Yixuan segera mengambil piring itu dan membawanya keluar dari dapur.     

"Biar aku saja."     

"Kakak?"     

Liang Zhichen tiba-tiba datang dan mengambil piring itu, "Kamu sedang terluka, akan melelahkan jika kamu harus berjalan jauh."     

"Tidak, aku sudah tidak merasakan luka di badanku!"     

"Hm, luka dalam itu justru lebih parah dan bahkan bisa melukai tulang, lebih baik beristirahatlah dulu."     

"Tidak Kak, membawa piring bukan perkara yang berat."     

"Ini pertama kali Sang Istri memasak, aromanya sangat sedap, tapi aku tidak tahu tentang rasanya."     

Entah dari mana Liang Zhichen membawa sumpit, tapi ia segera menyambar sebuah usus goreng dan memakannya dengan lahap.     

Liang Yixuan melihat usus goreng itu dimakan oleh kakaknya dengan mulut penuh dengan air liur.     

"Terlihat berminyak, tapi rasanya tetap enak dan ada banyak daun bawangnya."     

Tiba-tiba, Liang Yuening meraih piring dan mengambil sumpit Liang Zhichen pada saat yang bersamaan. Sebagai kakak tertua, ia sama sekali tidak menyadari kehadiran Liang Yuening yang seperti hantu itu. Bagaimana tangannya bisa menyambar sumpit dan piring secepat itu?     

Liang Zhichen pun memandang Liang Yuening yang sudah mulai ingin mencoba masakan tersebut.     

'Astaga, di mana sopan santunnya Liang Yuening pada kakaknya?'     

Liang Zhicheng terdiam dan matanya tetap tertuju pada tumpukan usus goreng yang ada di atas piring. Sembari merasakan jari-jemarinya yang mulai panas karena usus goreng yang masih panas di atas piring, perlahan-lahan usus goreng yang ada di mulutnya mulai tertelan habis!!     

Liang Yuening menatap kosong ke arah mulut harimau Liang Zhichen yang penuh dan terus mengunyah hingga pipinya terlihat bulat. Liang Yuening mengerutkan keningnya dan berkata, "Benar-benar lezat, bagaimana makanan ini bisa sangat lezat seperti ini?"     

Liang Zhichen menyipitkan matanya dan berkata, "Kakak keempat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.