Istri Kecilku Sudah Dewasa

Xiao Qiqi, Aku Sangat Merindukanmu



Xiao Qiqi, Aku Sangat Merindukanmu

1Pengantin pria yang ada di tengah, Raja Huayou, yang dikagumi oleh kekaisaran, mengenakan pakaian pengantin pria berwarna merah cerah. Bagian manset, garis leher dan bagian bawah pinggang, semuanya disulam dengan pola naga dan singa dengan benang emas yang mewah.     

Di dadanya ada gambar singa yang naik ke awan, dan yang disulam oleh penyulam pertama di ibu kota kekaisaran. Sulamannya sangat indah dan mewah. Sebab, Raja Huayou yang selalu mengenakan pakaian hitam, saat ini mengenakan pakaian yang begitu cerah untuk pertama kalinya. Hal ini membuat ketampanannya yang tak tertandingi, bahkan menjadi lebih memesona lagi.     

Mata tampan pria itu menatap ke depan, menunjukkan kelembutan dan harapan yang tak ada habisnya. Membuat wajah tampan yang seperti batu giok putih itu menjadi semakin bersinar dengan pakaian berwarna merah.     

Matahari musim semi yang hangat menyinari para pria itu. Dilihat dari kejauhan, mereka tampak seperti Dewa yang datang ke dunia. Mereka memiliki pesona yang tak terbatas, dan membuat semua makhluk hidup terpesona. Mereka sangat tampan. Postur tegap dan bantalan kuda yang mewah membuat orang-orang di kedua sisi jalan mengagumi, sambil mendongak ketika menatapnya.     

Pada saat ini, Raja Huayou yang selalu berdarah dingin dan kejam, selalu sombong dan seperti Dewa, terlihat seperti manusia yang berhati lembut. Dari wajahnya yang tampan, semua orang bisa melihat kebahagiaan dan harapan. Meski sikapnya masih sedingin gunung es yang begitu tinggi, tetapi saat ini, semua orang bisa melihat wajah pria tersebut sangat antusias. Terutama sepasang mata elangnya yang terang seperti bintang.     

Di sebelah kanan mempelai pria adalah Jenderal Wu Yunlie dari kerajaan Dong Xuan, yakni Dewa Perang yang tegas dan agung. Pakaian merah gelapnya yang megah, terlihat menunjukkan keanggunannya.     

Di sisi kiri mempelai pria adalah Du Heng, Raja dari Kerajaan Bei Yun yang tak tertandingi kecantikannya. Pakaian merah cerahnya menunjukkan keanggunannya, dan mata bunga persiknya tampak indah serta memesona. Namun, sepertinya dia tengah tidak bahagia, dan mengandung sedikit kesedihan serta rasa sakit.     

Tidak seperti Raja Huayou dan jenderal Dewa Perang, tatapan mata mereka sangat berbinar. Dengan sekali pandang, bisa dilihat bahwa mereka penuh dengan kegembiraan.      

Namun, Raja dari Kerajaan Bei Yun justru sebaliknya. Matanya tampak terkulai dan bibirnya yang indah berwarna merah terang sedikit mengerucut. Matanya juga tidak menatap lurus ke depan seperti Raja Huayou dan jenderal Dewa Perang. Sebaliknya, dia terus-menerus melihat orang-orang di sekitarnya. Sepertinya dia sedang mencari sesuatu dan sangat menginginkannya.     

"Ayah, siapa si cantik di sebelah kiri Raja Huayou itu? Bagaimana bisa Raja Huayou memilih seorang wanita untuk menyambut mempelai wanitanya? Ini terlalu tidak biasa!" Ini adalah salah satu dari banyaknya komentar di antara orang-orang.     

"Omong kosong, dasar bodoh! Si cantik itu... Uhuk! Pria cantik itu adalah raja yang hebat dari Kerajaan Bei Yun. Dia adalah teman baik dari Raja Huayou. Wajar jika dia ikut menyambut mempelai wanita Raja Huayou."     

"Wow, Raja Huayou terlalu hebat! Bahkan raja dari Kerajaan Bei Yun datang untuk menyambut mempelai wanita. Ini sangat luar biasa!"     

"Omong kosong, apa kamu tidak tahu siapa Raja Huayou itu? Apa kamu pikir siapa pun dapat menyambut mempelai wanitanya dengan sesuka hati?! Tentu saja hanya pejabat tinggi yang bisa!"     

***     

Begitu mereka tiba di kediaman Jenderal Tongzhou, harapan kecil Du Heng berangsur-angsur menghilang. Dia lalu tertawa dalam hati, Bagaimana mungkin dia bisa datang? Xiao Qiqi, ke mana saja kamu? Kenapa semua prajurit Xuanyuan Pofan tidak bisa menemukanmu? Qiqi, aku sangat merindukanmu. Aku sangat merindukanmu…     

Du Heng merasakan sakit di hatinya. Bahkan dia makan sangat sedikit selama beberapa hari terakhir, dan sepertinya dia akan pingsan. Namun, mengingat bahwa hari ini adalah hari bahagia teman baiknya, jadi dia tidak boleh jatuh pingsan. Kemudian dia mencengkeram tali kuda dan terus maju dengan kudanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.