Malam Pengantin (4)
Malam Pengantin (4)
Mata besar Liuli Guoguo menatap sekeliling. Ketika pria itu tidak menjawabnya, dia hanya bisa berkata, "Um... Itu... Kata kepala pelayan, apel merah besar ini harus dimakan bersama di saat malam pengantin kita. Kita bisa memakannya sekarang, bukan?"
Saat Liuli Guoguo berbicara, dia menatap Xuanyuan Pofan. Tetapi, dia dikejutkan oleh tatapan mata yang sangat berapi-api dari Xuanyuan Pofan. Kemudian, dengan cepat dia mengalihkan pandangannya, "Um... Aku, aku akan memakannya dulu."
Liuli Guoguo mengambil apel merah besar itu dan menggigitnya. Dia mengunyah apel itu dengan pipi mengembung. Sedangkan Xuanyuan Pofan telah berdiri di depannya untuk sementara waktu dan hanya menatapnya.
Sebab, dia mengagumi setiap gerakan bulu matanya yang panjang, setiap gerakan matanya yang besar, dan ujung hidungnya yang merah muda. Dia juga menyukai pipinya yang imut dan mulutnya yang semerah ceri yang sedang mengunyah.
"Kakak Po, apel ini sangat enak, sangat manis dan renyah. Kakak Po, makanlah juga." Liuli Guoguo memegang apel merah besar yang telah digigitnya tinggi-tinggi dan mencoba memberikannya kepada Xuanyuan Pofan.
Namun, Xuanyuan Pofan masih menatapnya tanpa berkedip dan tidak berbicara.
"..."
Liuli Guoguo mengerjap dan menarik kembali apel besar itu, "Baiklah... Aku akan memakannya sendiri jika kamu tidak memakannya."
Suasananya ambigu dan canggung, membuat jantung Liuli Guoguo berdebar kencang. Sebab, dia tidak tahu bagaimana cara untuk menghadapi suasana seperti ini. Jadi, dia hanya menggigit apel merah besar di mulutnya, dan wajahnya yang putih menjadi semakin merah seperti tomat merah.
Pria itu akhirnya mendekatinya. Kemudian apel merah besar yang ada di tangannya itu diambil oleh telapak tangan besar pria itu dan dibuang. Setelah digigit dua kali, apel merah besar bundar itu menggelinding di tanah beberapa kali, dan akhirnya berhenti menabrak dinding.
Liuli Guoguo mengerutkan keningnya dan meninju Xuanyuan Pofan. Dia masih mengunyah apel dan berkata, "Kakak Po, kepala pelayan bilang bahwa kita harus makan apel itu. Bagaimana kamu bisa membuangnya?"
Xuanyuan Pofan membungkuk dan mencium bibir merah gadis itu. Kemudian, dia berkata dengan suara rendah dan menyenangkan, yang terdengar seperti seruling, "Aku tidak ingin makan apel."
Setelah itu, pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu dan menciumnya, "Aku ingin memakanmu."
"..."
Jantung Liuli Guoguo tiba-tiba berdebar dengan sangat kencang dan wajahnya menjadi lebih merah.
Entah kenapa sikap gadis ini membuat Xuanyuan Pofan merasa bersalah. Sebab, semakin polos gadis itu, semakin Xuanyuan Pofan terlihat seperti serigala besar jahat, yang menggertak kelinci putih yang bodoh dan imut. Semakin dekat dirinya, semakin takut kelinci putih itu.
Kemudian Xuanyuan Pofan menarik kepala Liuli Guoguo, mencium tangannya, lalu mencium bibir gadis itu. Bahkan dia memasukan lidahnya dan mengambil apel yang belum ditelan Liu Guoguo ke dalam mulutnya.
Lipstik di bibir gadis itu pun mengenai bibir tipis Xuanyuan Pofan yang sedikit merah, membuatnya lebih tampan dan menawan.
"Bisa dianggap aku sudah memakan apel itu." Xuanyuan Pofan mengendurkan bibir Liuli Guoguo dan memberinya senyum jahat.
"Dasar orang jahat." Liuli Guoguo memalingkan wajahnya, dan wajahnya berubah menjadi sangat merah. Sehingga, tampak seperti terbakar di panci.
Xuanyuan Pofan mengusap wajah lembut Liuli Guoguo dengan telapak tangannya yang besar. Lalu dia menarik wajahnya dan mencium kelopak mata gadis itu.
Tanpa sadar, Liuli Guoguo meraih dada Xuanyuan Pofan dan mengangkat bahunya. Entah mengapa dia merasa sedikit takut. Sebab, hari di mana Kakak Po melakukan 'hal itu' padanya pun akhirnya tiba.