Istri Kecilku Sudah Dewasa

Siapa Namamu?



Siapa Namamu?

2Ketika Kasim Cheng tahu dia telah ketahuan, dia tidak lagi menahan perilakunya. Jadi di pagi hari, ketika Kasim Cheng ingin menyentuh tangan Su Muhuan, tetapi dia pura-pura jatuh untuk menghindarinya. Pada siang hari, saat Kasim Cheng ingin menyentuh pinggang Su Muhuan, tetapi dia pura-pura tidak sengaja menjatuhkan sendok air.     

Oleh karena itu, Su Muhuan memiliki kewaspadaan yang kuat terhadap Kasim Cheng. Saat ini, dia secara alami tidak ingin terlalu dekat dengan Kasim Cheng.     

"Huan'er apa kamu tuli? Apa kamu tidak mendengarku?!" Kasim Cheng berhenti dan berbalik untuk benar-benar memarahi Su Muhuan.     

Ekspresi Su Muhuan masih dingin, "Kasim Cheng, kita akan bekerja di bangunan Kun Ning sekarang. Jika kita menunda, Ratu akan menyalahkan kita."     

Setelah mengeluarkan kata 'Ratu', Kasim Cheng tentu saja merasa tertekan. Lantas dia menggertakkan giginya dan membawa Su Muhuan ke bangunan Kun Ning.     

***     

Setelah menerima pakaian yang perlu dibersihkan dari pelayan bangunan Kun Ning, Kasim Cheng dan Su Muhuan bersiap untuk kembali ke tempat pencucian pakaian. Tepat ketika dia berbalik, Ratu baru saja melangkah keluar dari aula. Kemudian dia menatap Su Muhuan dan tanpa sadar memanggilnya, "Tunggu sebentar!"     

Kasim Cheng dan Su Muhuan tidak tahu, apakah kata 'tunggu sebentar' yang keluar dari mulut Ratu itu ditujukan pada mereka atau bukan. Tetapi mereka masih menghormati keagungan Ratu dan memilih untuk berhenti.     

"Pelayan istana yang memegang pakaian, lihat aku."     

"..."     

Tubuh Su Muhuan menegang. Sebab, Ratu mengetahui desas-desus antara dia dan Jenderal Wen Dun. Bahkan Ratu tahu bahwa nama asli 'Pelacur Teratas di gedung Zui Xiang' adalah 'Su Muhuan'.     

Ratu menghentikanku, apakah dia menemukan sesuatu? Batin Su Muhuan.     

Namun, ketika memikirkan masalah ini, dia tidak bersalah, atau bahkan menjadi korban. Jadi, kegelisahan Su Muhuan di dalam hatinya pun segera menghilang. Ekspresinya pulih dan dia berbalik untuk memberi hormat kepada Ratu, "Hormat, Ratu."     

Mata Ratu berbinar, menurutnya Su Muhuan benar-benar gadis yang cantik. Tetapi sayangnya, identitasnya terlalu rendah. Dia mengagumi wajah Su Muhuan, lalu berpikir bahwa ada ribuan pelayan di istana, banyak di antaranya yang cantik, namun tidak ada yang secantik Su Muhuan.      

Ketika Ratu bertemu Su Muhuan untuk pertama kalinya, dia tiba-tiba ingin membawa Su Muhuan untuk menjadi selir putra kedelapannya. Sebab, Ma Jinjiao telah menikah dengan Xuanyuan Poxi selama lebih dari setengah tahun, tetapi sampai saat ini dia belum hamil. Gadis kecil di depannya sangat cantik. Mungkin putra kedelapannya yang nakal akan menyukainya. Tapi…     

"Siapa namamu?"     

Meskipun dia berada di bagian pencuci pakaian dan statusnya terlalu rendah, hal itu membuat Ratu akhirnya menyerah. Tetapi, dia tetap ingin menanyakan nama gadis itu.     

"Nama saya adalah Su..."     

"Raja telah tiba!"     

Kehadiran Raja menyela kata-kata Su Muhuan, dan Ratu juga sedikit kesal. Sebab, entah bagaimana dia bisa mengambil seorang pelayan dari bagian pencuci pakaian. Kemudian dia segera merapikan jubahnya dan kembali ke istana. Karena setiap kali Raja datang, dia tidak pernah menyambutnya dengan hangat, dan dengan tenang menunggu di aula.     

"Ayo pergi!"     

Kasim yang bertanggung jawab atas Istana Timur dengan cepat mengusir Su Muhuan, takut dia akan menghalangi jalan Raja, dan kemudian bergegas keluar untuk menyambut Raja.     

Su Muhuan lalu memberi hormat dan melangkah mundur dengan pakaian di tangannya. Tetapi ketika dia sampai di gerbang, kereta Raja baru saja tiba, jadi dia harus berhenti dan berlutut seperti Kasim Cheng.     

Raja baru saja melangkah keluar dari kursi keretanya, dan langsung tertarik pada kecantikan Su Muhuan.     

Sebenarnya Su Muhuan menundukkan kepalanya dengan sangat rendah, dan Raja tidak bisa melihat wajah kecil Su Muhuan sama sekali. Namun, hanya karena tubuh mungil Su Muhuan dan leher putihnya yang ramping, Raja tidak bisa menahan diri untuk tidak melihatnya beberapa kali lagi, sebelum dia mengangkat lengan jubahmya dan berjalan menuju bangunan Kun Ning.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.