Ingin Membawa Pulang Bibinya
Ingin Membawa Pulang Bibinya
"Ibu Ratu bercanda deh. Aku masih kecil." Liuli Guoguo menggenggam tangan kecilnya, membungkuk, tersenyum malu-malu dan berkata dengan suara yang lembut. Dia hanya kurang menggunakan alat musik pipa untuk menutupi wajahnya saja, agar terlihat lebih malu.
Awalnya, Liuli Guoguo ingin menunggu bertemu Ratu, baru kemudian menceritakan mengenai dirinya yang memberi hukuman kepada Wen Yixi. Walaupun dia sengaja memberi pelajaran kepada Wen Yixi, tapi Ratu selama ini selalu memanjakannya, jadi seharusnya Ratu tidak akan berkomentar apa-apa, dan mungkin hanya sedikit menegurnya.
Selain itu, Wen Yixi juga melakukan hal yang tidak baik. Namun, karena Wen Yiwen sekarang ada di sini, dia merasa lebih baik tidak membicarakan ini dulu. Nanti dibicarakan lagi setelah Wen Yixi selesai memutari pusat istana kerajaan. Kalau tidak, itu akan tidak sesuai dengan citra bibi yang lembut dan berbudi luhur yang sekarang sedang Liuli Guoguo coba ciptakan.
"Aku memang lebih muda daripada Wen Yimu, tapi aku seumuran dengan Wen Yiwen. Jika membahas masalah bayi, sepertinya aku masih terlalu muda."
Setiap kali Ratu mengatakan kalau Liuli Guoguo sudah tidak terlalu muda lagi, dia pasti memintanya untuk memberinya cucu gemuk secepat mungkin, lalu putra kesayangannya itu akan marah. Karena itulah, tentu saja dia harus mengganti kata-katanya ini. Lagi pula, masih ada Xuanyuan Poxi dan Ma Jinjiao yang sedang berusaha untuknya. Jadi dia tidak perlu mendesak Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan lagi.
Liuli Guoguo melirik Wen Yiwen dengan malu-malu, lalu berkata dengan lembut, "Sepertinya begitu."
"Bibi, aku masih berusia tiga belas tahun, beberapa hari lagi aku sudah genap berumur empat belas tahun!"
Wen Yiwen sangat ramah, matanya terus memandangi wajah kecil Liuli Guoguo dengan takjub, dia sangat menyukai wajah itu. Lalu, tiba-tiba dia ingin berubah menjadi seorang pria, kemudian membawa pulang bibinya.
"Kalau begitu Wen Yiwen dua bulan lebih tua dariku. Ulang tahunku baru dua bulan lagi," jawab Liuli Guoguo dengan suara pelan dan lembut. Dia bahkan mengeluarkan sapu tangan merah muda dari saku lengannya dengan sangat lemah lembut dan hati-hati, lalu menutup mulut kecilnya dengan sapu tangan itu.
Xuanyuan Pofan tercengang melihat ini. Selama bertahun-tahun ini, dia benar-benar takjub sekali dengan akting si kucing kecilnya.
Melihat bibinya yang begitu lemah lembut itu, Wen Yiwen jadi semakin menyukainya. Jika itu adalah wanita lain, Wen Yiwen yang karakternya blak-blakan ini pasti akan mencibir dan menjauhinya, dan merasa kalau wanita-wanita itu hanya berpura-pura saja. Tapi, entah kenapa saat melihat bibinya seperti ini, dia hanya merasa menyukainya, bahkan sangat menyukainya.
Dengan wajah putih, lembut dan begitu lembab itu, tidak peduli gerakan apa yang dilakukannya, tidak peduli apa yang dikatakannya. Semuanya membuat orang yang melihatnya merasa nyaman, sampai tidak ada rasa curiga sedikitpun. Hanya ingin memeluknya dan melindunginya baik-baik.
***
Di sisi lain, Wen Yixi mulai berlari sambil memegang batu besar. Karena dia tidak berani tidak mematuhi ucapan bibinya, lalu mulutnya terus berucap, "Aku salah, aku salah, aku tidak akan bersikap seenaknya dan sombong, aku tidak seharusnya mencambuk pelayan istana!" Hiks hiks hiks! Bibi, aku akan ingat baik-baik apa yang kamu lakukan padaku ini! batinnya.
Di sekitarnya, semakin banyak pelayan, entah itu pelayan perempuan atau laki-laki yang berkumpul untuk mengelilingi dan menyaksikannya.
"Hei hei hei! Aku dengar putri Wen Yixi sedang berlari sambil memegang batu besar mengelilingi pusat istana kerajaan. Mau ikut lihat tidak?"
"Benarkah?!" Timpal seseorang sambil membelalakkan mata tak percaya.
"Iya benar, pelayan Chun Hua tadi melihatnya sendiri. Jadi tidak mungkin hanya desas-desus. Ayo kita coba lihat dan memastikan apakah itu benar atau tidak!"
"Ayo ayo!"
"Ayo! Zhang Zi, aku dengar putri Wen Yixi dihukum oleh istri Raja Huayou dan sekarang sedang berlari memegang batu besar mengelilingi pusat istana. Bahkan dia juga terus berucap 'aku salah, aku salah!' ayo kita cepat ke sana melihatnya!"
"Benarkah?! Ayo ayo!"
"Coba lihat itu, ada gadis yang sedang berlari memegang batu besar! Itu sepertinya putri Wen Yixi!"
"Ayo ayo ayo! Coba kita lihat!"
"Ya Tuhan, itu benar-benar putri Wen Yixi!"
"Iya iya, coba lihat, wajah putri Wen Yixi sudah merah sekali karena lari, hahaha!"