Liuli Guoguo Menyulam (1)
Liuli Guoguo Menyulam (1)
Mo Ying dulu adalah pengawal Xuanyuan Pofan. Entah bagaimana mungkin dia ini tandingan Mo Ying. Karena itulah, biasanya di bawah keagungan dari Du Heng, kakak keempatnya, dia tidak terlalu mencari masalah dengan Mo Ying. Jadi terkadang hanya menghina dan mengoloknya saja saat bertemu dengannya.
Namun tidak disangka, hari ini ketika baru saja dia datang menemui Mo Ying dan belum melakukan apapun kepadanya. Tetapi dua pergelangan tangannya sudah dipatahkan oleh Mo Ying. Jadi dia langsung meledak marah.
Beberapa pengawal di belakang Du Xuexin saling memandang, mengedipkan mata, kemudian mengedipkan mata lagi dan lagi. Keringat dingin tampak bercucuran di sekujur tubuh mereka karena dilema. Sebab, yang berdiri di depan mereka saat ini, yang satu adalah Ratu yang sangat disayangi dan dimanja oleh Raja mereka, dan yang satunya lagi adalah putri yang memiliki status mulia dan terhormat. Jadi, entah bagaimana sebaiknya mereka menghadapi ini.
Cui, kepala pengawas bergegas datang, lalu melihat Ratu yang bersikap dingin namun menawan. Kemudian dia melihat putri ketujuh yang marah dan terlihat sangat menyedihkan. Alisnya bergetar sejenak, Setelah itu dia buru-buru berkata kepada pengawal yang ada di belakang putri ketujuh, "Kenapa kalian masih diam berdiri saja, Ratu tidak sengaja melukai tangan putri ketujuh, cepat bawa putri ketujuh ke tabib untuk diperiksa."
Begitu ucapan Cui ini terlontar, dia langsung membantu Mo Ying menghapuskan masalah ini. Dia mengatakan bahwa pergelangan tangan putri ketujuh patah, karena Mo Ying tidak sengaja melukainya. Sebab, dia benar-benar merasa kalau dirinya tak berdaya.
Saat Raja keluar untuk berburu roh dan setan jiwa, dia telah menyampaikan pesan, tidak peduli apapun yang terjadi, jika itu sampai melibatkan Ratu, jika Ratu benar maka Ratu memang benar, namun jika Ratu salah, Ratu tetap benar. Apalagi tadi, putri ketujuh yang duluan membuat masalah.
"Cui… Kamu…" Du Xuexin meledak marah lagi sampai urat nadinya terlihat jelas. Tapi pergelangan tangannya sakit sekali, jadi dia sama sekali tidak punya tenaga untuk memaki dan menghina Mo Ying dan Cui lagi.
Para pengawal saling memandang sekali lagi, lalu dengan cepat mengiyakan dengan serempak dan keras kepada Cui, "Laksanakan." Setelah itu mereka mengabaikan putri ketujuh yang tengah menangis dan memaki dengan keras. Kemudian mereka membawa putri ketujuh mereka pergi dari sana.
Raja sudah pernah bilang pada mereka, selama dia tidak ada, tidak peduli siapapun, semuanya harus patuh dan mendengarkan perintah Ratu. Dan jelas sekali kalau Cui sengaja melindungi Ratu. Jadi, entah apa yang harus mereka perbuat. Maka dari itu, mereka hanya bisa bersikap kooperatif saja.
"Huwaaaaaah, turunkan aku, dasar kalian semua sampah, dasar tak berguna. Hiks hiks hiks. Kalian semua benar-benar sampah tak berguna, cepat lepaskan aku. Mo Ying, dasar kamu wanita penggoda, aku akan membunuhmu!"
Dari awal sampai akhir, Mo Ying tak mengatakan sepatah katapun. Mata indahnya yang menawan masih saja begitu dingin.
Setelah suara makian dan teriakan menghilang, Mo Ying mengeluarkan salep dari ruang sihirnya, lalu memberikannya kepada Hong Lian, pelayan pribadinya. Setelah itu dia berbalik dengan santai, kemudian kembali berbaring di kursi kayu panjang dan melanjutkan istirahatnya. Hanya saja, dia tidak bisa tidur.
***
Kediaman Raja Huayou di negeri Dong Xuan,
Malam yang tenang dan cukup larut, Xuanyuan Pofan masuk ke halaman Liuli Guoguo dan menyadari kalau gadis kecilnya sudah melepas sanggulnya. Rambut panjangnya tergerai dan beberapa helai rambut itu jatuh di depan pundaknya. Dia terlihat sangat cantik dan luar biasa menawan.
Liuli Guoguo duduk di samping meja, tangannya memegang sebuah pembidang sulam, dan saat ini dia sedang menyulam. Entah kenapa, sudut bibir Xuanyuan Pofan berkedut saat melihat pemandangan ini. Dia selalu merasa kalau menyulam bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan gadis kecilnya.
Liuli Guoguo menyulam dengan sangat serius. Bahkan dia sampai tidak menyadari, sejak kapan dia telah berada di dalam dekapan Xuanyuan Pofan. "Kakak Po, pekerjaanmu sudah selesai?" Dia menyodorkan bibirnya dan mengecup pipi Xuanyuan Pofan yang putih dan lembut.
"Kamu sedang apa?" Xuanyuan Pofan meletakkan telapak tangannya yang besar ke perut kecil Liuli Guoguo. Matanya lalu beralih ke arah sulaman yang tengah dipegang oleh tangan kecil Liuli Guoguo.