Pantat Gemuk dan Bulat
Pantat Gemuk dan Bulat
"Baiklah!" Ding Xiang kembali menutup tirainya, lalu keluar dari kamar.
Pada hari-hari biasanya, jika Ding Xiang tidak berhasil membujuk Liuli Guoguo bangun, maka Cui Le akan masuk dan membangunkan Liuli Guoguo. Tapi hari ini, para pelayan sangat berharap Liuli Guoguo bisa tidur lebih lama. Karena selama beberapa hari ini, entah apa karena suasana hatinya. Nyonya kecil melakukan hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Dia bangun sangat pagi sekali. Bahkan bangun sebelum Xuanyuan Pofan bangun dan turun dari ranjang pagi sekali. Selain, dia juga tak menunggu para pelayan menyiapkan air untuk melayaninya. Dia mengambil air sendiri untuk mencuci wajahnya, lalu mengenakan bajunya sendiri, dan menyisir rambutnya sendiri.
Intinya, Liuli Guoguo benar-benar tidak membiarkan pelayan melayaninya. Setelah membereskan semuanya sendiri, dia pun pergi ke halaman belakang untuk berlatih beladiri. Dia benar-benar jadi sangat baik dan rajin.
Para pelayan tidak bisa senang melihat ini, dan yang ada malah sedih serta khawatir. Mereka sangat berharap Liuli Guoguo bisa tidur dan malas-malasan di ranjang.
Entah bagaimana bisa setiap harinya Nyonya kecil mereka bangun lebih pagi daripada burung. Entah bagaimana mungkin daya tahan tubuhnya bisa bertahan jika seperti itu terus. Dan hari ini, Liuli Guoguo tidur sampai siang hari. Ini benar-benar hal yang sangat membuat mereka gembira sekali.
Liuli Guoguo mungkin hanya ingin bermalas-malasan saja di ranjang empuknya. Dia memeluk bantalnya, memicingkan mata, lalu mengeluarkan buku dari ruang sihirnya. Kemudian dia memasukkan rohnya ke dalam ruang sihir, dan hendak memeriksa bagaimana perkembangan latihan dari kelinci cantiknya.
Tapi, ketika baru saja masuk ke ruang sihir, Liuli Guoguo malah melihat beberapa pantat gemuk dan bulat yang menjulang tinggi di ladang sihir yang tak jauh darinya. Dia menghampiri mereka, lalu bertanya, "Apa yang kalian lakukan di sini?"
Beberapa chinchilla yang ada di ladang sihir itu adalah Dong Gua, Huang Gua dan Nan Gua. Beberapa chinchilla imut itu lalu menoleh dengan mata yang bersinar cerah. "Nyonya kecil, kenapa anda ke sini? Tuantuan meminta kami untuk menanam rumput di ladang sihir ini!"
Liuli Guoguo melihat kepala yang menjulur dari beberapa belakang pantat bulat itu. Noda serpihan rumput dan lumpur mengotori wajah kecil mereka. Bahkan ada handuk keringat yang menggantung di leher mereka. Mereka terlihat seperti paman-paman petani yang bernyanyi dengan riang.
Sudut bibir Liuli Guoguo berkedut saat melihat ini. "Maaf merepotkan kalian ya."
Beberapa chinchilla imut itu menggelengkan kepala mereka, "Tidak merepotkan kok! Kami sangat bahagia!" Diperintah oleh kelinci cantik merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami! batin mereka.
Kelinci cantik juga tidak menganggur, dia sendiri sedang bermeditasi di samping mata air sihir. Ada semangkuk air dari sumber mata air di depannya. Saat bermeditasi dan berusaha mengontrol kekuatannya, terkadang dia akan meneguk air itu agar dapat mengumpulkan dan memadatkan energi, serta kekuatan sihir miliknya. Sehingga wilayah sihirnya akan terkontrol dan tidak akan terlalu terbebani.
Liuli Guoguo tidak ingin mengganggu kelinci kecil cantik. Dia melihatnya sebentar, lalu keluar dari ruang sihir dan rohnya kembali ke fisiknya. Dia memeluk bantal kelinci, berguling beberapa kali di ranjang, kemudian kembali membaca bukunya.
Cahaya matahari yang hangat di musim semi bersinar masuk ke ruangan, membuat Liuli Guoguo merasa hangat dan sangat nyaman. Kaki putih dan lembutnya tampak terjulur keluar selimut sambil digoyang-goyangkannya.
Para pelayan melihat Liuli Guoguo yang sangat bahagia bermalas-malasan di ranjang. Mereka pun tidak memintanya turun ranjang untuk makan. Sebab, mereka takut jika itu malah akan membuyarkan suasana hati Nyonya kecil yang sangat bagus, yang sudah kembali dengan tidak mudahnya.
Maka dari itu, mereka langsung menaruh kue yang diantarkan dari dapur, ke atas meja di samping ranjang. Setelah menaruh kue itu, mereka pun keluar satu persatu dari kamar karena takut akan mengganggu Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo mengulurkan tangan kecilnya yang lembut dan putih dari tirai hangatnya, lalu mengambil sepotong kue puding. Saat menggigit kue pudingnya, tiba-tiba dia merasakan ada hal aneh. Dulu, saat dia bermalas-malasan di ranjang, para pelayannya pasti selalu mendesaknya untuk segera bangun dan pergi makan. Terutama Cui Le. Karena dia tidak pernah tidak tegas menghadapinya.
Namun tidak disangka, ternyata hari ini, tidak ada satupun orang yang memaksanya untuk bangun. Ini benar-benar jarang terjadi. Namun tidak diduga, detik berikutnya, Liuli Guoguo tiba-tiba mendengar suara seorang pria. Hal itu sangat mengejutkannya hingga kue puding di tangannya langsung jatuh ke bantal kelincinya.