Kalau Tidak Percaya, Coba Kakak Po Sentuh
Kalau Tidak Percaya, Coba Kakak Po Sentuh
Bagaimana mungkin dia tidak mengkhawatirkan kesehatan Liuli Guoguo, beberapa bulan tidak menstruasi, sering mual, ingin muntah dan pusing. Selain itu, semua tabib terkenal tidak bisa mendiagnosa penyakitnya ini. Menurutnya, masalah ini tidak sederhana. Tapi, Du Heng juga terluka parah sekali antara hidup dan mati.
Liuli Guoguo menggelengkan kepala di dekapan Xuanyuan Pofan, sebenarnya dia ingin bilang 'aku tidak mengkhawatirkan ini'. Tapi, pada akhirnya dia tidak mengucapkannya dan tidak lagi bicara.
Suasana di dalam kamar langsung jadi hening. Liuli Guoguo tidak bicara, sedangkan Xuanyuan Pofan juga tidak bicara karena sangat mengkhawatirkan Liuli Guoguo dan merasa tidak tenang. Dia hanya diam sambil memeluk Liuli Guoguo, seolah sedang menggunakan kehangatan pelukannya untuk memberi rasa aman kepada Liuli Guoguo.
Entah sudah berlalu berapa lama, Liuli Guoguo akhirnya tak tahan dan berinisiatif untuk menceritakannya, "Kakak Po, ada hal yang ingin aku katakan padamu."
"Em?" Dalam sekejap, muncul firasat tidak baik di dalam hati Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo mendongakkan kepalanya dari dekapan Xuanyuan Pofan, memeluk leher Xuanyuan Pofan, lalu berkata dengan wajah kecil yang terlihat sangat serius, "Kakak Po, kamu harus berjanji padaku dulu. Begitu aku mengatakannya, kamu tidak boleh marah." Kamu sedang terluka, jangan sampai karena marah malah jadi semakin parah, batinnya.
Xuanyuan Pofan mengerutkan kening dan diam sejenak, lalu mengiyakan, "Em."
Liuli Guoguo melepaskan leher Xuanyuan Pofan, lalu menarik kerah baju Xuanyuan Pofan karena gugup, "Dua bulan lalu…"
Pada saat ini, Ding Xiang dan Mo Li membawa kotak makan dan masuk ke dalam ruangan, "Tuan, Nyonya kecil, dapur telah mengirimkan kue persik dan bubur jelai jujube merah."
"Iya, letakkan di sini saja. Aku tidak akan memakannya sekarang, nanti saja makannya," jawab Liuli Guoguo.
Ding Xiang dan Mo Li hanya menyajikan kue persik dan tidak membuka tutup kotak makan bubur jelai jujube merahnya, karena khawatir kalau buburnya akan dingin. Lalu, mereka berdua pun keluar dari dalam ruangan.
Setelah dua pelayan itu keluar, Liuli Guoguo kembali menarik jubah di dada Xuanyuan Pofan, merapatkan bibirnya dan menceritakan satu persatu semua kejadian. Mulai dari bertemu dengan pemuda bertopeng giok putih di malam bersalju dan kejadian saat pemuda bertopeng giok putih itu tiba-tiba datang ketika dia hendak tidur kepada Xuanyuan Pofan.
Lalu, belum juga dia menceritakan mengenai pemuda bertopeng giok putih yang memasangkan cincin aneh ke jari telunjuknya, meja di depannya dan Xuanyuan Pofan sudah hancur terbelah menjadi berkeping-keping. Bahkan, teh, kue persik dan juga kotak makan yang belum dibuka juga ikut hancur berkeping-keping.
Di depannya sangat berantakan sekali, tubuh Liuli Guoguo bergetar hebat dan dalam sekejap tidak berani menceritakan lagi kejadian selanjutnya. Dia mengerutkan kening dan memukul dada Xuanyuan Pofan, "Aku sudah bilang jangan marah."
"Lalu…" Suara dalam dan rendahnya ditekan olehnya setenang mungkin, tapi api yang menyala-nyala telah memenuhi mata elang Xuanyuan Pofan. Membuat tangan besar yang memeluk tubuh Liuli Guoguo semakin mengencang.
Walaupun ekspresi Xuanyuan Pofan terlihat sangat menakutkan, tapi Liuli Guoguo masih terus menceritakan kelanjutan ceritanya kepada Xuanyuan Pofan. Karena kalau tidak, dia akan selalu merasa tidak tenang saat memikirkan kejadian malam itu. Sebab, hanya Xuanyuan Pofan yang bisa melindunginya.
"Lalu, pemuda itu tidak bicara apa-apa lagi, hanya menggendongku ke ranjang, menyelimutiku, lalu memasangkan sebuah cincin di jari telunjuk tangan kiriku." Saat mengatakan sampai sini, Liuli Guoguo mengangkat tangan kirinya, mengetuk jari telunjuknya, dan terus berkata.
"Tapi aneh sekali, tidak peduli bagaimanapun aku berusaha melepaskan, namun cincin itu tetap saja tidak bisa dilepaskan. Aku tidak bisa melihatnya, tapi bisa merasakannya saat menyentuhnya. Saat disentuh terasa dingin. Kalau tidak percaya, coba kakak Po sentuh saja."