Jika Sakit, Bilang Ya
Jika Sakit, Bilang Ya
Setelah itu, Liuli Guoguo buru-buru mendorong Xuanyuan Pofan lagi dengan tampak khawatir dan takut. Dia mendorong pelan bibir tipis Xuanyuan Pofan, lalu terdengar suaranya yang memohon, "Kakak Po, kamu terluka. Nanti kita ciuman lagi setelah aku membantu mengoleskan obat ke lukamu, oke?"
Seiring dengan bertambahnya usia Liuli Guoguo, setiap kali Xuanyuan Pofan kembali setelah memburu roh dan setan jiwa. Dia pasti akan mengurung Liuli Guoguo ke dalam dekapannya dan memberikan ciuman gila yang sangat lama sekali. Seolah sedang melampiaskan rasa kerinduannya karena lama tidak bertemu dengan Liuli Guoguo. Setiap kali itu juga, dia baru akan melepaskan bibir kecil Liuli Guoguo setelah menciumnya sampai mati rasa.
Liuli Guoguo sendiri membiarkannya. Namun kali ini berbeda, karena kakak Po sedang terluka.
Xuanyuan Pofan kemudian mengetuk kening Liuli Guoguo, barulah dia menuruti ucapan Liuli Guoguo dan membiarkan dirinya berhenti.
Setelah tubuhnya dilepaskan oleh pemuda itu, Liuli Guoguo bergegas meraih jempol tangan pemuda itu, lalu mencari sesuatu di dalam cincin ruang sihir di jempol itu. Dia dengan cepat mengeluarkan cairan obat level tinggi, lalu mengoleskan obat itu ke Xuanyuan Pofan. "Kakak Po, jika sakit jangan ditahan ya. Jika sakit, bilang ya. Nanti aku bantu tiup."
Liuli Guoguo sedih sekali saat melihat luka di dagu Xuanyuan Pofan. Kemudian dia mengoleskan obat ke luka Xuanyuan Pofan seperti seorang istri yang sangat baik hati.
Lukanya tidak terlalu besar, tapi juga tidak kecil. Selain itu, sepertinya baru akhir-akhir ini terluka, dan luka itu baru mengering. Namun, karena gerakan Xuanyuan Pofan tadi yang terlalu tergesa-gesa mencium bibir Liuli Guoguo, maka luka itu jadi terbuka lagi.
Mana mungkin Xuanyuan Pofan merasa sakit saat Liuli Guoguo mengoleskan obat dan meniup lukanya dengan penuh perhatian. Yang ada, rasa hangat memenuhi hatinya. Telapak tangannya kemudian bermain-main dengan rambut Liuli Guoguo, sambil matanya memandangi Liuli Guoguo dengan tajam.
Saat memandangnya, Xuanyuan Pofan baru menyadari kalau si kucing kecilnya ini bertambah putih dan gemuk setelah tidak bertemu dengannya beberapa bulan ini. Sepertinya, kemampuan masak teman seasramanya yang gemuk itu cukup bagus sekali. Sehingga membuat si kucing kecilku jadi bertambah gemuk seperti penuh kebahagiaan, batinnya. Dia yang terus memandangi Liuli Guoguo dan tanpa sadar mencubit wajah mungil Liuli Guoguo beberapa kali.
Sedangkan Liuli Guoguo yang sedang mengoleskan obat dengan penuh perhatian, baru menyadari kalau dagu Xuanyuan Pofan dipenuhi jenggot, termasuk di bawah lubang hidung yang terhubung dengan ujung bibir. Karena geli saat menyentuhnya, namun jenggot ini membuat wajah tampan Xuanyuan Pofan terasa lebih laki-laki.
Melihat si kucing kecilnya memandangi jenggotnya, Xuanyuan Pofan kemudian mengulurkan telapak tangannya dan menyentuh kepala Liuli Guoguo. "Tenang saja, nanti aku minta orang untuk mencukurnya." Sebab, dia selalu ingat kalau Liuli Guoguo tidak suka dirinya menumbuhkan jenggotnya.
"Hah?" Sejenak, Liuli Guoguo tidak mengerti apa maksud Xuanyuan Pofan.
"Bukannya kamu tidak suka?" Xuanyuan Pofan mencubit wajah mungil Liuli Guoguo yang berlemak. Lalu, dia menekan bibir merah muda Liuli Guoguo hingga mengerucut seperti bibir bebek, sungguh imut sekali.
Liuli Guoguo akhirnya menyadari apa yang dimaksud Xuanyuan Pofan. Kemudian dia bergegas menggelengkan kepala dan berkata, "Jangan dicukur dulu, ada luka yang besar di dagumu. Nanti malah akan membuat lukanya jadi terbuka lagi. Cukurlah setelah lukanya sembuh saja."
"Tapi kamu tidak suka." Xuanyuan Pofan sudah lama sekali tidak melihat Liuli Guoguo, jadi dia tiba-tiba bersikap manja seperti anak kecil. Ekspresi yang selama tiga bulan ini begitu dingin, kejam dan mengerikan, langsung hancur dan menjadi sangat lembut serta hangat di depan Liuli Guoguo.
Hati Liuli Guoguo merasa hangat. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu mengecup dagu Xuanyuan Pofan yang berjenggot itu. Namun, karena dia khawatir akan mengenai luka di dagu Xuanyuan Pofan, jadi dia mengecupnya dengan sangat pelan, kemudian berkata, "Tidak, aku suka kakak Po tidak mencukurnya. Kakak Po yang berjenggot terkadang tampan juga."
Setelah mengoleskan obatnya, Xuanyuan Pofan mengangkat Liuli Guoguo dari selimutnya, lalu memasukkannya ke dalam dekapannya, dan memeluknya dengan sangat erat.