Istri Kecilku Sudah Dewasa

Rindu



Rindu

1Lie Nieduo mengamati lagi ekspresi wajah mungil Liuli Guoguo yang penuh bopeng itu, lalu menyerahkan teh panas itu kepada Liuli Guoguo. "Xiao Guo, minumlah teh panas ini dulu."     

"Uhuk uhuk uhuk."     

Tidak tahu kenapa, selama tiga bulan ini, entah apa karena Liuli Guoguo cemas dan takut mengenai masalah itu, atau karena sedang merindu. Tapi dia sering sekali kena flu. Bahkan, walaupun cuaca perlahan menjadi hangat dan beranjak memasuki musim semi. Tapi akhir-akhir ini, entah kenapa dia selalu kena flu. Setelah minum obat yang direbus oleh Lie Nieduo, kesehatan tubuhnya kembali pulih. Namun, terkadang dia juga batuk-batuk.     

Liuli Guoguo membungkus dumpling di tangannya dengan cepat. Setelah mengelap tangannya, dia mengambil teh panas yang diberikan oleh Lie Nieduo. Dia memegang cangkir teh itu, menundukkan kepala dan meneguk teh panas di cangkir itu. Saat teh panasnya masuk ke dalam mulut, dadanya pun juga ikut hangat dan agak bergetar.     

"Xiao Guo, apakah kamu merindukan Raja Huayou lagi?"     

Liuli Guoguo merapatkan bibirnya, menaruh cangkir di tangannya, lalu menjawab Lie Nieduo dengan lembut, "Iya." Dia melihat ke arah pohon bunga persik yang tidak jauh darinya, mata anggurnya yang besar bersinar cerah. "Kakak Po masih saja belum kembali. Aku benar-benar sangat merindukannya."     

Tiga bulan, benar-benar tiga bulan. Saat di paviliun Zhai Xing waktu itu, sebelum Xuanyuan Pofan mencium Liuli Guoguo sampai tidur, dia memberitahunya kalau dirinya akan pergi paling lama dua bulan, lalu dia akan kembali lagi dengan kemenangan. Jadi dia meminta Liuli Guoguo untuk diam saja di perguruan tinggi dan menunggunya kembali.     

Tapi tiga bulan telah berlalu, namun Xuanyuan Pofan masih juga belum kembali.     

Di ingatan Liuli Guoguo, dia merasa belum pernah berpisah selama ini dengan Xuanyuan Pofan. Setiap kali Xuanyuan Pofan pergi ke tempat yang jauh untuk berburu roh dan setan jiwa, paling lama biasanya menghabiskan waktu hanya dua bulan saja, lalu dia akan kembali ke kediaman lagi untuk menemani Liuli Guoguo.      

Namun kali ini, Xuanyuan Pofan sudah pergi selama tiga bulan. Ini, mau tidak mau membuat Liuli Guoguo jadi semakin cemas dan tidak tenang. Jika bukan karena beberapa belas hari yang lalu dia mendapatkan surat dari Xuanyuan Pofan yang mengabarkan kalau dia baik-baik saja. Mungkin dia pasti tidak akan tenang dan pasti akan pergi untuk mencari Xuanyuan Pofan.      

Liuli Guoguo tentu saja percaya pada kemampuan Xuanyuan Pofan, dan setiap kali juga dia akan kembali dengan selamat tanpa luka apapun. Kali ini pun begitu. Dia percaya kepadanya tanpa alasan apapun, karena dia percaya kemampuan dan kehebatannya.     

Namun, masih saja muncul sedikit kecemasan dan juga kerinduan yang berkepanjangan di dalam lubuk hatinya. Tapi, yang membuat hatinya agak tenang dan lega adalah sejak malam itu. Ketika pemuda bertopeng giok putih yang menakutkan itu tidak datang lagi mengganggu ,atau berperilaku kurang ajar lagi kepadanya. Karena dia benar-benar sudah menghilang tanpa jejak.     

Namun Wen Shuo, guru kakak Po-nya yang hebat itu, yang juga merupakan kepala sekolah perguruan tinggi Xing Yun, Telah melakukan penyelidikan dalam waktu yang sangat lama. tapi, sayangnya tidak mendapat satupun petunjuk.      

Sebab, Wen Shuo masih saja belum berhasil mengetahui siapa sebenarnya pemuda bertopeng giok putih itu. Bahkan dia juga belum mendapatkan cara untuk melepaskan cincin aneh yang ada di jari telunjuk tangan kiri Liuli Guoguo.     

Jika saja Liuli Guoguo tidak sering menyentuh cincin dingin di jari telunjuk tangan kirinya, dan juga begitu banyak pesan kertas yang dikirimkan oleh pangeran kapak kepadanya. Dia mungkin saja ragu dan mengira kalau pemuda bertopeng giok putih, dan juga semua yang terjadi malam itu hanyalah sebuah mimpi buruknya saja. Lalu, mungkin sebenarnya tidak ada yang namanya pemuda bertopeng giok putih ataupun pangeran kapak.      

Dia telah lama sekali mengenakan cincin yang aneh dan tak terlihat itu, dan sepertinya tidak ada hal buruk yang terjadi. Seolah cincin itu hanyalah cincin biasa. Namun, setiap kali Liuli Guoguo menyentuhnya dan saat merasakan suhu dingin pada cincin itu, dia pun merasa kalau cincin itu bukanlah cincin biasa. Karena tidak mungkin jika sesederhana itu.     

Tapi, setelah melewati hari-hari yang damai cukup lama, hati kecil Liuli Guoguo yang khawatir menjadi jauh lebih nyaman dan membaik. Perlahan, dia mengabdikan dirinya untuk hidup bersantai dan terkadang sibuk berlatih dan belajar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.