Istri Kecilku Sudah Dewasa

Suara Napas yang Manis dan Harum



Suara Napas yang Manis dan Harum

3Pemuda itu mengangkat tangan kecil yang digenggamnya dan mendekatkannya ke arah bibirnya. Karena dia ingin mewujudkan keinginan di dalam hatinya itu.     

Menakutkan! batin Liuli Guoguo.     

Sudut bibir Liuli Guoguo berkedut, alisnya mengerut untuk menunjukkan tidak senang dan takut. Dia pun dengan cepat menarik tangan kecil yang digenggam pemuda itu, lalu mengepalkan tangannya dan langsung memukul hidung mancung pemuda itu.     

Namun tidak disangka, tinju tangannya itu malah dengan mudah dihentikan oleh tangan pemuda itu lebih dulu, dan Liuli Guoguo pun kembali dipeluk lagi oleh pemuda itu. Telapak tangan pemuda itu tidak terlalu besar, tapi tangannya sangat kecil. Jadi satu telapak tangan pemuda itu sudah cukup untuk menggenggam seluruh tangan kecil Liuli Guoguo.     

Lengan panjang lainnya dari pemuda itu yang merangkul tubuh Liuli Guoguo yang tampak gemuk karena terbungkus mantel hangat pun meraih tangan kecil Liuli Guoguo dan memainkannya.      

Dia terus menggosok tangannya ke tangan kecil Liuli Guoguo, melengkungkan bibirnya dan berkata, "Emosimu masih saja meledak-ledak ya. Namun, aku suka kamu yang seperti ini, menggemaskan, tapi juga galak. Sungguh menarik."     

"Dasar brengsek!" Liuli Guoguo sudah tidak bisa sabar lagi, bibir merah mudanya pun terbuka dan dia langsung memakinya.     

Pemuda bertopeng giok putih itu tercengang mendengar ini. Bagaimana aku bisa dipanggil brengsek? Apa aku sudah keterlaluan main-main dengannya? batinnya. Sudut bibir pemuda itu berkedut, dia berusaha menahan rasa tidak senang di dasar matanya, lalu melanjutkan menarik tangan kecil Liuli Guoguo dan perlahan-lahan mendekatkannya ke bibirnya sendiri.     

Jika tangan kecil gadis jelek itu tidak dipasangi simbol segel, maka kedatangannya ke sini setidaknya tidak akan sia-sia. Karena dia bisa mencium tangan kecil gadis jelek itu. Harus tahu saja, saat jiwa iblisnya sedikit pulih, orang yang pertama kali ingin ditemuinya adalah si kelinci jelek yang galak, namun begitu beruntung karena disukai olehnya. Sayangnya gadis ini tidak bisa mensyukuri keberuntungannya.     

Liuli Guoguo ingin menarik tangannya lagi. Namun sayang, tangannya sudah digenggam kuat oleh pemuda itu dan pemuda itu tak memberinya kesempatan lagi. Hanya saja, hal yang ditakutinya malah tidak terjadi. Bibir pemuda itu belum sempat menyentuh tangan kecilnya, tapi tangan kecilnya sudah lebih dulu dilepaskan oleh pemuda itu.     

Liuli Guoguo mengangkat matanya dan melihat dua mata pemuda bertopeng giok putih itu yang dipenuhi dengan tatapan tak percaya. Matanya perlahan berubah menjadi kuning, bahkan semakin lama berubah menjadi merah. Sungguh mengerikan!     

"Hei breng…" Saat Liuli Guoguo ingin bertanya kepada si brengsek itu, kenapa dia menatapnya seperti itu. Namun siapa juga yang tahu, ketika baru saja melontarkan dua kata, tiba-tiba mantel hangat di tubuhnya langsung dilepas oleh pemuda itu.     

Pemuda itu meraih belakang kepalanya dan hendak menyentuh ke lehernya yang seputih salju. Tapi entah kenapa, baru separuh jalan, namun pemuda itu sudah berhenti. Pemuda itu pun kemudian mengarahkan kepalanya lagi ke bagian tulang pundaknya, tapi lagi-lagi di separuh jalan dia berhenti.     

Liuli Guoguo hanya bisa mendengar pemuda itu berteriak, 'Sial!' dengan sangat marah. Lalu memukul meja yang diduduki Liuli Guoguo dengan sangat keras. Hingga meja itu langsung menjadi bubuk dalam sekejap.      

Beberapa buku, teko teh warna merah muda, beberapa cangkir teh yang gemuk dan ikat kepala merah muda Liuli Guoguo yang ada di atas meja. Semuanya berubah menjadi bubuk seperti meja kayu pir itu.     

Liuli Guoguo yang sejak tadi ketakutan dan terkejut, langsung terjatuh lemas dari lengan panjang pemuda yang merangkulnya itu. Namun, seberapa kesal dan marahnya pemuda itu, dia masih dengan mudah menangkap Liuli Guoguo dan kembali menggendongnya.     

Begitu berputar, pemuda itu langsung mendorong Liuli Guoguo sampai ke dinding. Entah apa karena pemuda itu terlalu marah, namun alat musik pipa yang disandarkan di ujung dinding dan juga lemari baju yang ada di sebelah kiri dinding, semuanya ikut berubah menjadi bubuk.      

Ruangan kamar yang kecil itu dalam sekejap jadi berantakan dan sudah tidak berupa lagi. Namun, para chinchilla kecil yang gemuk masih saja tidur nyenyak seperti babi. Bahkan sampai bisa mendengar suara napas mereka yang manis dan harum di udara hening yang begitu menakutkan ini.     

Suara napas itu sangat berbeda sekali dan tidak cocok dengan suasana mengerikan yang membuat Liuli Guoguo ketakutan sampai rasanya sulit bernapas. Dengan mendengar suara napas dari para chinchilla kecilnya, barulah dia berani yakin dan percaya kalau semua yang terjadi saat ini, dan juga pemuda asing yang menggendong dan memeluknya dengan erat ini benar-benar nyata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.