Ratu Masa Depan Mereka
Ratu Masa Depan Mereka
"Bagaimana bisa hal seperti menghabisi seorang manusia biasa ini harus sampai merepotkan Tuan muda? Lebih baik Tuan muda tetap di dunia manusia untuk memulihkan kekuatan dan jiwa iblis. Jika kaisar iblis tahu kalau anda…"
"Jangan bahas si tua itu lagi! Waktu itu, jika bukan karena dia, bagaimana mungkin aku kalah di tangan kaisar langit, dan bahkan seluruh jiwa iblisku dihapus oleh kaisar langit. Aku saja belum menemuinya di dunia iblis untuk mempertanggungjawabkan hal ini. Memangnya punya hak apa dia sampai berani mengurusi diriku!"
Mata pemuda bertopeng giok putih itu berubah jadi tajam dan penuh kemarahan, sudut bibirnya bergetar. Menurutnya, ayahnya itu tidak pantas untuk menjadi ayahnya. Kedua ayahnya di dunia manusia dan dunia iblis sama-sama keras kepala, tapi ayahnya di dunia iblis tidak lebih baik dan lebih hangat dari ayahnya di dunia manusia.
Saat pemuda bertopeng giok putih ini melontarkan ucapan ini, dua rakyat iblis berjubah hitam bermata merah itu pun tidak berani menjawab apa-apa. Mereka sangat mengerti masalah antara Tuan muda dan Kaisar iblis. Jika mereka berpihak ke salah satu dari mereka, mungkin mereka akan dihajar hingga menjadi abu.
Udara musim dingin pun terasa senyap cukup lama sampai seperti mati.
Pemuda bertopeng giok putih itu lalu melambaikan lengan bajunya. "Kalian pergilah dulu ke negeri Lie Hun untuk memberitahu pangeran Ye Jiu. Minta dia tetap melakukan tugasnya menjaga negeri Lie Hun dan melindungi batu jiwa langit dengan baik. Aku pergi sebentar untuk melihat si imut dulu, baru kemudian pergi membantu kalian untuk menghabisi Xuanyuan Pofan itu."
Si… Si imut?
Dua rakyat iblis berjubah hitam bermata merah ini menghela napas berat lagi di dalam hati saat mendengar sebutan ini. Sebab, mana mungkin mereka tidak tahu si imut ini siapa. Dua bulan lalu, pemuda bertopeng giok putih meletakkan cangkirnya, lalu memberikan perintah kepada mereka untuk menyampaikan perintah ini ke dunia iblis. Tepatnya ke seluruh pangeran iblis yang ada di dunia iblis.
Perintahnya ini adalah, mereka semua harus membuat desain atau rancangan 'rumah permen' masa depan untuknya. Suka bermimpi indah yang bukan-bukan adalah pekerjaan Tuan muda mereka. Dia bahkan ingin membuatkan sebuah rumah permen yang dibangun dan didekorasi dengan permen asli, untuk ratu dunia iblisnya di masa depan.
Bagaimanapun, jika benar-benar langsung menggunakan permen sebagai bahan bangunannya, ini benar-benar tidak realistis. Karena itu tidak akan bisa menanggulangi angin, hujan, dan badai. Ini juga tidak bisa tahan dari panasnya terik matahari.
Sebenarnya, ini memang bukanlah masalah besar, sebab hanya membuat sebuah rumah saja. Seberapa anehnya hal ini, tapi itu cukup hanya dengan membangunnya saja. Namun poin penting dalam masalah ini adalah, rumah ini dibangun untuk ratu masa depan mereka.
Sejauh yang mereka tahu, 'si imut' yang dimaksud oleh Tuan muda mereka ini merujuk pada ratu masa depan mereka. Apa jangan-jangan, 'si imut' ini benar-benar seorang manusia biasa di dunia manusia? Ya Tuhan, ada apa ini, bagaimana Tuan muda menyukai seorang manusia! Manusia terlalu lemah dan rapuh, berdaging dan berdarah. Bagaimana mungkin pantas untuk menjadi Ratu kami! batin mereka.
Namun, tidak peduli betapa khawatirnya dua rakyat iblis berjubah hitam bermata merah ini, tapi mereka tetap tidak berani mengatakan apapun. Mereka berharap kalau rasa suka Tuan muda mereka kepada manusia itu dan ingin menjadikannya Ratu dunia iblis di masa depan, hanyalah sebuah keinginan sementaranya saja.
Mereka berharap, setelah waktu berlalu cukup lama, Tuan muda mereka tidak akan lagi menyukai manusia yang lemah itu. Mungkin itu sekedar menyukainya untuk senang-senang dan tak serius dengannya. Jadi, entah kenapa mereka harus membahayakan diri untuk dihajar sampai mati oleh Tuan muda mereka, dengan berkomentar banyak tentang ini.
"Kenapa kalian masih berlutut? Cepat sana pergi ke negeri Lie Hun."
Pemuda bertopeng giok putih itu mengibaskan lengan jubahnya dan bersiap pergi ke asrama Taohua. Namun, dia menyadari kalau dua bawahannya masih berlutut dan terdiam di tempat yang sama. Dia pun menegur mereka dengan kesal, mata phoenixnya dipenuhi dengan rasa tidak senang dan dingin.
Dua rakyat iblis berjubah hitam bermata merah itu langsung gemetaran, mereka langsung tersadar dari lamunan mereka sendiri. Namun, salah satu dari mereka yang lebih berani, tetap saja masih khawatir dengan keselamatan Tuan mudanya. Karena itu dia tidak langsung mengiyakan perintah Tuan mudanya.