Istri Kecilku Sudah Dewasa

Terima kasih Paman Keenam



Terima kasih Paman Keenam

3Liuli Guoguo menyentuh hidung kecilnya dan buru-buru menunjuk ke wajah kecilnya untuk menunjukkannya kepada Wen Shuo. "Kepala sekolah, dia dulu yang menggambar di wajahku!"     

Wen Shuo terdiam tak berdaya saat melihat wajah berantakan Liuli Guoguo, lalu melihat ke wajah yang sama berantakannya di wajah Wen Yiwen yang saat ini ada di pelukannya. Dua Nona muda yang suka membuat resah, batinnya.     

Liuli Guoguo yang pertama kali melihat pria berjubah hitam di belakang Wen Shuo yang masuk ke dalam ruangan. Kemudian dia langsung memanggilnya dengan bahagia, "Kakak…"     

Namun, saat akan memanggilnya, Liuli Guoguo buru-buru menutup mulut kecilnya. Kenapa kakak Po bisa ke sini? Kakak Po ini benar-benar deh, musim dingin sedingin ini bukannya aku tidak mengizinkan dia ke sini ya?! batinnya.     

Wen Yiwen mengangkat kepalanya dari pelukan Wen Shuo, lalu dia langsung tercengang. Pupilnya membesar dan kemudian semakin membesar. Darah di seluruh tubuhnya juga mengalir deras, serta mulutnya terbuka dan membentuk oval seperti telur.     

"Paman, paman, paman keenam?" Wen Yiwen tertegun sejenak sebelum akhirnya melontarkan kata-kata ini.     

Xuanyuan Pofan mengerutkan keningnya saat melihat Liuli Guoguo yang masih tidak ingin mengungkapkan identitas aslinya, dan hanya bisa menahan semangat serta dorongan di dalam hatinya yang ingin datang memeluknya.     

Namun, saat melihat wajah kecil Liuli Guoguo yang berantakan itu, senyum pun muncul di wajah tampannya karena gemas sekali melihat wajah kecil gadisnya yang lucu itu. Bibir tipisnya lalu berkata dengan santai, "Guru, Wen Yiwen, kalian keluarlah dulu."     

Wen Shuo melirik lagi mata anggur yang besar dan bersinar bak bintang milik gadis itu. Tapi, terlihat sekali kalau wajah bopeng gadis itu sedang menahan emosi menggebu di dalam hatinya. Dia lalu menggandeng tangan kecil Wen Yiwen dan berkata, "Wen Yiwen, ayo keluar dulu denganku."     

Wen Yiwen ditarik pergi oleh pamannya ini. Tapi, tidak lama kemudian, saat dia sudah pergi, dia langsung tersadar. Jadi, dia buru-buru melepaskan tangan Wen Shuo, lalu berlari ke depan Xuanyuan Pofan. "Wen Yiwen memberi salam kepada paman keenam. Paman keenam, kenapa paman datang ke perguruan tinggi?"     

Setelah Wen Yiwen bergegas kembali ke depan Xuanyuan Pofan, dia pun bertanya kepadanya dengan sangat berani. Tidak seperti anak-anak lain dari keluarga kerajaan yang sangat takut pada Xuanyuan Pofan. Sebab, sejak dia bisa mengingat sesuatu, dirinya merasa sangat kagum dan memuja Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan tidak menjawab pertanyaan keponakannya, hanya melengkungkan bibir tipisnya dengan senyum jahat. Lalu dia bertanya pada keponakannya dengan suara yang rendah, berat dan dalam, "Apa wajahmu digambar oleh gadis itu?"     

Saat Xuanyuan Pofan bicara, dia mengangkat jari-jari putihnya yang ramping dan panjang dengan santai. Dia menunjuk ke arah gadis berbaju merah muda yang berdiri di sisi lain ruangan. Senyuman jahat namun lembut tampak menggantung di wajah tampannya.     

Wen Yiwen mengangguk dan menjawab, "Iya benar! Paman keenam, dia yang menggambar wajahku sampai seperti ini!"     

Selesai bicara, Wen Yiwen memikirkan 'pantat' yang digambar oleh Liuli Guoguo di wajah kecilnya, dia pun langsung malu sekali. Dia malu sekali kepada paman keenamnya, karena itu dia menutup wajah kecilnya dengan malu-malu. Daun telinganya memerah, dan rasanya dia ingin melompat masuk ke sebuah lubang untuk bersembunyi.     

Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya, mata elangnya yang tampan melirik Liuli Guoguo dengan tatapan jahat. Dia lalu tersenyum dengan lembut kepada Wen Yiwen, "Kalau begitu, nanti aku pasti akan menghukumnya untukmu."     

Apa telingaku bermasalah? Atau bagaimana? Paman keenam bilang kalau dia akan menghukum Li Guo, si jelek bopeng ini untukku? batin Wen Yiwen.     

Mata Wen Yiwen membelalak lebar, dan rasanya dia hampir pingsan mendengar ini. Jantungnya seperti berdetak di dalam lautan kehangatan. Dia tercengang sejenak, lalu bergegas mengangguk kepada Xuanyuan Pofan. "Em! Kalau begitu, terima kasih banyak atas bantuan paman keenam!"     

Ketika Xuanyuan Pofan menjadi bersemangat, dia yang selalu bersikap sedingin gunung es tiba-tiba menggetarkan bibir tipisnya, lalu berkata dengan sangat lembut, "Tidak apa-apa."     

Wen Yiwen menangkup wajah kecilnya sendiri, dan hampir pingsan karena kegembiraan yang dirasakan. Setelah berterima kasih kepada Xuanyuan Pofan beberapa kali, dia dengan senang hati meninggalkan ruangan bersama Wen Shuo, pamannya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.