Gelembung-Gelembung Kebahagiaan
Gelembung-Gelembung Kebahagiaan
***
"Paman, menurutmu apakah paman keenam akan…"
"Panggil kepala sekolah!"
"Iya, kepala sekolah, menurutmu apakah paman keenam akan menampar Li Guo sampai mati?" Wen Yiwen tanpa sadar gemetar saat membayangkan pemandangan mengerikan ini.
Banyak sekali desas-desus yang tersebar mengenai paman keenamnya yang dikenal sangat berdarah dingin dan sangat menakutkan. Jadi, mana mungkin Wen Yiwen tidak pernah mendengar satu pun dari desas-desus itu. Karena itulah sekarang dia takut, jangan-jangan pamannya akan…
Walaupun Wen Yiwen sangat marah, sangat manja dan egois, tapi dia tidak pernah memiliki keinginan untuk membunuh siapapun. Saat mengeluarkan busur panahnya, dia hanya ingin menakuti Liuli Guoguo dengan memanahnya saja, tapi tidak benar-benar ingin memanahnya. Jadi, itu sangat berbeda dengan membunuh.
Saat memikirkannya lebih dalam sekarang, anehnya Wen Yiwen malah merasa kasihan pada Liuli Guoguo, si gadis jelek itu. Ada rasa tidak tega yang muncul di dalam hatinya untuk Liuli Guoguo.
Wen Shuo terdiam sejenak, dan rasanya ingin sekali menceritakan kebenarannya kepada keponakannya yang terlihat bodoh ini. Tapi, dia tak berdaya karena Xuanyuan Pofan telah mengatakan kalau lebih baik jika semakin sedikit orang yang mengetahui identitas asli Liuli Guoguo.
Apalagi, berdasarkan dengan karakter dan sifat Wen Yiwen, jika dia benar-benar tahu identitas Liuli Guoguo. Maka tidak mungkin dia tidak akan melakukan sesuatu yang gegabah. Lalu, jika dia berkelahi dan ribut lagi dengan Liuli Guoguo dan dia tahu kalau Liuli Guoguo tidak ingin identitasnya terungkap.
Maka dia mungkin akan membuat kekacauan untuk Liuli Guoguo dengan mengungkapkan identitas asli Liuli Guoguo kepada yang lain. Begitu hal itu terjadi, tidak hanya Liuli Guoguo yang akan jadi tidak tenang, mungkin seluruh perguruan tinggi Xing Yun juga ikut jadi tidak tenang.
Wen Shuo pun menahan dorongan besar di dalam hatinya. Dia lalu menepuk kepala Wen Yiwen dan berkata, "Tidak akan. Di sini kampus, mana mungkin diizinkan untuk mengambil nyawa orang."
Wen Yiwen langsung menghela napas lega saat mendengar ini. Kemudian dia mengangkat pundaknya dan berkata, "Jikapun nyawanya masih bisa selamat, tapi pasti akan cacat deh." Biarlah jika cacat. Siapa suruh si jelek bopeng itu sesombong itu dan tak takut siapapun. Si jelek bopeng, dasar kamu ya. Sekarang jangan salahkan aku atas ini. Cih, batinnya.
Wen Shuo mengedipkan mata tuanya dan melihat dengan penuh simpati ke gambar 'pantat' di wajah kecil Wen Yiwen. Dia langsung tidak tahu untuk sebaiknya harus berkata apa. Jadi dia hanya tersenyum tak berdaya di dalam hati.
***
Punggung Wen Yiwen dan Wen Shuo pun menghilang dari sana. Ketika baru saja pintu ruangan ditutup, Liuli Guoguo langsung melompat ke dalam dekapan Xuanyuan Pofan dan menyandarkan wajahnya itu dengan nyaman di sana.
"Apa kamu ini sedang membersihkan tinta di wajahmu dengan mengelapnya di pakaianku?" tanya Xuanyuan Pofan sambil melengkungkan bibirnya dan tersenyum jahat, namun penuh kasih sayang.
Kepala kecil yang sedang nyaman bersandar di dekapan itu langsung berhenti saat mendengar ini. Tidak lama kemudian, dia pun kembali bersandar dengan riangnya dan menjawab Xuanyuan Pofan dengan candaan.
"Iya benar, tolong Raja Huayou menerima kekurangajaran hamba ini. Hamba benar-benar tak berdaya, hanya bisa meminjam pakaian anda untuk hamba gunakan sebentar."
Xuanyuan Pofan tersenyum. Dia sudah tidak bisa sabar lagi. Jadi, dia segera menggendong seluruh tubuh gadis yang lembut dan empuk itu ke dalam dekapannya, lalu menggendongnya sampai duduk ke samping meja.
Semangat Liuli Guoguo yang baru saja tidur nyenyak, seolah benar-benar pulih. Bahkan dia terus bersandar dengan nyaman di dekapan Xuanyuan Pofan. Gelembung-gelembung kebahagiaan juga memenuhi hatinya.
Kepingan salju musim dingin berterbangan di luar, dan arang hanya menyala terus di dalam ruangan. Orang yang amat dicintainya tiba-tiba datang berkunjung, jadi tidak ada hal yang lebih membahagiakan daripada ini.
Walaupun Liuli Guoguo tidak tega melihat Xuanyuan Pofan yang datang menemaninya dalam cuaca tengah malam yang sangat dingin ini. Tapi, saat melihat Xuanyuan Pofan, jantungnya langsung berdetak dengan kencang, dia sangat gembira dan bahagia.
"Jangan terus bersandar begini. Wajahmu ini terlalu lembut, nanti malam merah karena terlalu banyak bersandar." Xuanyuan Pofan tersenyum lagi dengan tak berdaya, sambil menangkup wajah kecil Liuli Guoguo yang penuh bopeng.