Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dihukum Menyalin Bersama-sama



Dihukum Menyalin Bersama-sama

1Salju tebal di luar jendela menyatu dengan langit yang gelap.     

Gadis berbaju biru awalnya masih marah, tidak terima dan rasa tidak senang memenuhi wajah kecilnya. Dia menyalin satu persatu karakter huruf ini dengan sekuat tenaga seperti sedang menari pedang. Seolah ingin meluapkan emosi di dalam hatinya saat ini.      

Tapi, semakin dia menyalinnya, wajah marahnya sudah semakin terlihat buruk dan pahit sekali. Tangan kecilnya yang menggenggam kuas pena pun bergetar hebat.     

Sedangkan gadis berbaju merah muda, saat baru mulai menyalin, dia tersenyum cerah dan bahagia karena bisa membela serta memberikan keadilan untuk temannya, bahkan dia tampak santai sekali.      

Namun, semakin lama menyalin teks itu, wajah kecilnya tampak lelah dan dia sudah berkali-kali menguap. Dia juga tidak bisa menahan diri untuk membuat kelopak matanya tetap terbuka. Lalu, perlahan dia pun…     

Tangan kecil Wen Yiwen yang sedari tadi menyalin teks terasa kesemutan dan lelah. Kemudian dia meletakkan kuas penanya dulu, lalu meregangkan otot-otot tangan kecilnya. Memijat tangan kecilnya, setelah itu menutup mulutnya yang hendak menguap.      

Tapi, tiba-tiba dia mendengar suara keras seperti benda jatuh. Wen Yiwen tercengang dan mengerutkan kening, lalu dia melihat gadis jelek yang berbaju merah muda itu sudah bersandar tidur di atas meja.     

Saat melihat ini, Wen Yiwen memanyunkan bibirnya dan ingin memanggilnya dengan suara keras untuk mengadukan kalau Liuli Guoguo bermalas-malasan. Mungkin saja dengan melakukan ini, pamannya itu akan semakin marah dan kemudian memperberat hukuman untuk Liuli Guoguo.     

Lalu, matanya berputar sejenak. Tiba-tiba muncul sebuah ide yang menyeruak di dalam hatinya. Dia melengkungkan bibirnya membentuk senyum jahat. Wen Yiwen bangkit dari bangkunya, lalu melepaskan sepatu botnya. Dia berjalan perlahan ke arah Liuli Guoguo dengan kaki yang hanya beralaskan kaus kaki putih.     

Setelah ke samping meja Liuli Guoguo, perlahan dan dengan susah payahnya, Wen Yiwen mengambil kuas pena yang masih dipegang di tangan Liuli Guoguo yang seputih salju. Lalu mencelupkan kuas itu ke dalam tinta, dan menggambar sesuatu di wajah kecil Liuli Guoguo yang tengah menjadikan lengannya sendiri sebagai bantal itu.     

Si jelek bopeng, lagi pula kamu kan sudah jelek sekali. Tidak ada bedanya kalau dijadikan lebih jelek lagi. Hehehe! batin Wen Yiwen.     

***     

Setelah empat dupa pilar habis, Liuli Guoguo masih tidur nyenyak di atas meja. Dia hanya membalik kepala di lengannya beberapa kali, tapi masih saja tidak ada niatan untuk bangun. Dia seperti lupa kalau tidak selesai menyalin teks etika berbuat kebaikan, maka dirinya tidak boleh kembali ke asramanya.     

Namun, yang membuat udara semakin terkejut adalah Wen Yiwen yang duduk di samping meja lain. Dia terus menerus mengibaskan tangannya yang masam, dan terus memijat-mijat tangan kecilnya.      

Dia berusaha dengan susah payah, tekun dan serius. Bahkan Wen Yiwen hampir selesai menyalin teks aturan etika moral dan sopan santun. Namun, Liuli Guoguo malah masih tidur dengan nyaman dan nyenyaknya, seperti tidak ada kesadaran sedikit saja darinya untuk menyelesaikan hukuman itu.     

Wen Yiwen awalnya berniat, setelah Liuli Guoguo bangun dari tidurnya, dia akan langsung menertawakan wajah kecil Liuli Guoguo yang bertuliskan 'bodoh' dan ingin sekali melihatnya kesal, marah dan cemberut. Namun, gadis itu benar-benar hebat sekali tidurnya.     

Jika terus seperti ini, saat Wen Yiwen selesai menyalin teksnya, mungkin si lucky bopeng itu masih belum bangun juga. Jadi dia merasa tidak boleh menyelesaikan hukumannya ini sekarang dan akan menunggu Liuli Guoguo bangun, lalu menertawakannya.     

Wen Yiwen tidak rela. Tapi dia benar-benar tak sanggup menunggu lagi. Dia berhenti menyalin teks, meletakkan kuas pena di tangannya, lalu merobek selembar kertas. Setelah itu meremasnya menjadi bola kertas, baru kemudian melemparkannya ke gadis berbaju merah muda yang berada di meja lain.     

"Em…" Liuli Guoguo mengerutkan kening dan menaikkan alis indahnya dengan tidak senang. Dia menggaruk belakang kepalanya yang ditimpa bola kertas itu, lalu menyandarkan kepalanya lagi ke lengan satunya dan kembali tidur.     

Wen Yiwen tercengang melihat ini. Dia menggertakkan giginya, lalu kembali melemparkan bola kertas sebanyak tiga kali berturut-turut. Tapi, Liuli Guoguo masih saja tidur dengan nyenyak seperti babi. Jadi, dia hanya bisa menghela napas berat.      

Wen Yiwen mengira Liuli Guoguo akan bangun, tapi ternyata malah tidur lagi. Dia benar-benar tidak tahan dengan ini, dan Wen Yiwen pun langsung berteriak dengan keras, "Si jelek bopeng, bangun!!!"     

Aduh! Pundak Liuli Guoguo bergetar. Dia langsung terduduk dengan tegak dan sangat terkejut. "Kepalamu bermasalah ya? Tengah malam begini berteriak dengan keras!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.