Duo Gemuk Berlindung
Duo Gemuk Berlindung
Liuli Guoguo yang merangkul lengan gemuk Lie Nieduo memiringkan kepalanya, memanyunkan bibirnya dan sengaja berkata dengan nada nakal kepada Lie Nieduo, "Duo gemuk, kenapa aku hanya mendengar nyamuk yang berdengung saja ya?"
Sialan! batin Wen Yiwen. Dia mengeratkan genggaman tangannya dan hampir saja menyemburkan api kemarahan di dalam hatinya. Rasanya dia ingin sekali menendang gadis berbaju merah muda di depannya sampai terlempar dan masuk ke parit besar yang bau dan kotor.
Tapi, tapi Li Guo ini telah mengikat perjanjian dengan binatang sihir tingkat terhormat dan aku tidak akan mampu mengalahkannya, batin Wen Yiwen lagi.
Wen Shuo menepuk pundak Wen Yiwen, seperti berusaha untuk menenangkannya. Lalu dia berkata dengan serius, tapi sebenarnya penuh dengan kasih sayang, "Keraskan sedikit suaramu. Dengan begini, masalah ini akan selesai."
Melihat Wen Yiwen yang sangat marah, Wen Shuo tahu sekali kalau istri kecil dari muridnya itu tidak mudah dan tidak baik untuk diprovokasi.
Wen Yiwen menarik napas dalam-dalam dan merasa apa yang dikatakan Wen Shuo itu benar. Setelah berdiri cukup lama, baru kemudian dia langsung memperbesar suaranya, "Lie Nieduo, maaf! Aku tidak seharusnya mengatakan hal yang tidak baik seperti itu kepadamu. Kedepannya, aku tidak akan lagi bicara seperti itu kepadamu!"
Namun, Wen Yiwen tampak sangat marah karena Wen Shuo yang merupakan pamannya ini sepertinya tidak sedang melindunginya. Saat minta maaf kepada Lie Nieduo, dia pun melambaikan tangannya dan menepis tangan tua yang menepuk pundaknya itu dengan kesal.
Wen Shuo tercengang.
Hati Lie Nieduo yang tercekat langsung merasa lega saat melihat semua ini. Dia tidak pernah menyangka kalau putri Wen Yiwen yang derajatnya jauh lebih tinggi darinya, suatu hari bisa melakukan hal seperti ini.
Di kediaman Zhan, Wen Yiwen beberapa kali menghinanya dan memandang rendah dirinya. Namun, karena kepercayaan yang dibangun oleh Zhan Zihao untuknya, akhirnya membuat Lie Nieduo sering dan berulang kali diinjak-injak oleh Wen Yiwen.
Kata-kata buruk yang dilontarkan Wen Yiwen, serta semua tatapan dan kata menghina yang dilakukan oleh Wen Yiwen. Membuat Lie Nieduo perlahan kembali jatuh ke dalam rawa rendah dirinya.
Tapi hari ini, Wen Yiwen minta maaf di depan semua orang. Semua ketidaksenangan dan rasa kesal itu pun langsung menghilang dalam sekejap. Entah mengapa Lie Nieduo puas sekali, dia lega dan juga sangat puas sekali.
"Iya Wen Yiwen. Selama kamu tahu kalau kamu salah, itu sudah cukup. Selama kedepannya kamu ingat baik-baik apa yang kamu katakan hari ini, aku pasti akan memaafkanmu."
Ada Liuli Guoguo yang merangkul lengan gemuknya. Lie Nieduo pun merasa sangat tenang sekali dan muncul lah keberanian untuk bicara. Jika dulu, walaupun dia tidak suka Wen Yiwen, seberapa tidak suka dan bencinya dia pada Wen Yiwen. Dan bahkan jika Wen Yiwen minta maaf padanya di depan semua orang.
Tapi Lie Nieduo juga tidak akan mungkin mengatakan kata-kata yang berlebihan seperti ini. Selain itu, dia bahkan sampai langsung menyebut nama panjang Wen Yiwen tanpa sebutan putri.
Tapi sekarang, Li Guo-nya yang sebenarnya adalah istri Raja Huayou ada bersamanya. Jadi Lie Nieduo tidak takut. Muach, terima kasih Xiao Guo, tolong biarkan aku berlindung padamu! batinnya.
***
Memaafkan? Apa, apanya yang memaafkan?! Apa aku orang yang butuh diterima maafnya darimu?! batin Wen Yiwen.
Wen Yiwen langsung semakin marah saat mendengar ucapan Lie Nieduo. Tapi, dia hanya bisa menggenggam tangannya dengan erat sambil menahan emosi, serta kemarahan yang hampir saja meledak agar masalah ini segera berakhir.
Wen Shuo mengibaskan lengan baju panjangnya, lalu dia berkata kepada Liuli Guoguo dan Wen Yiwen, "Karena masalahnya sudah selesai, Li Guo, Wen Yiwen, sekarang juga kalian berdua pergi ke paviliun Zhai Xing dan menyalin teks itu. Jika tidak menyelesaikan menyalin teks itu, tidak ada satupun dari kalian yang diizinkan untuk pulang dan tidur di asrama"
Liuli Guoguo tercengang. Senyumnya langsung membeku.
Wen Yiwen juga tercengang, rasanya dia ingin menangis di tengah rasa marahnya.
***
Di malam yang sunyi, langit begitu gelap dengan butiran salju yang berterbangan.
Di sebuah ruangan di paviliun Zhai Xing, tampak seorang gadis berbaju merah muda dan seorang gadis berbaju biru sedang menggerakan kuas penanya dan menulis di kertas. Ada arang merah yang menyala-nyala di ember arang yang tak jauh dari merek. Terkadang, arang yang menyala itu mengeluarkan suara api yang membara.