Istri Muridnya
Istri Muridnya
Niu Siguang panik seperti semut di atas panci panas. Setelah dia menyuruh orang untuk membersihkan kelas, dia pun sama sekali tidak fokus dalam pelajaran. Dia terus berpikir dan merasa kalau dia harus membela Liuli Guoguo.
Karena baginya, Liuli Guoguo adalah murid berbakat yang luar biasa, apalagi dia juga adalah kebanggaannya. Maka dari itu, Niu Siguang benar-benar tidak tega jika dia dihukum.
"Kakak Wu Yunfu, bagaimana ini? Masalahnya jadi sebesar ini." Bai Yue awalnya berpikir kalau ini hanyalah perkelahian biasa. Dia sendiri bersama antek-anteknya juga sudah sering berkelahi di perguruan tinggi.
Tapi, karena ada identitas Wu Yunfu yang menjadi pendukungnya, para guru pun terpaksa hanya bisa berpura-pura tidak melihat semua perkelahian itu. Kepala sekolah yang sedang sibuk berlatih dan mengajari murid-murid berbakat sama sekali tidak mungkin punya waktu untuk memedulikan mereka.
Tapi tidak disangka, kali ini, Li Guo dan putri Wen Yiwen yang tidak terlalu terkenal nakalnya malah diawasi langsung oleh kepala sekolah.
Pada saat ini, kecemasan Wu Yunfu hampir sama seperti Niu Siguang. Dia tidak khawatir mengenai Wen Yiwen, tapi dia malah khawatir kepada Liuli Guoguo. Setelah berpikir sejenak, dia pun memutuskan pergi ke kantor kepala sekolah untuk melihat situasi yang terjadi.
Bai Yue berusaha menghentikannya, namun sia-sia saja. Jadi dia hanya bisa mengikuti di belakang Wu Yunfu.
***
Kantor kepala sekolah,
Wen Shuo, kepala sekolah yang bertubuh gemuk dan bulat dengan perut yang besar, sepertinya baru saja minum alkohol dan saat ini tengah menguap. Dia bicara, tapi suaranya tidak seperti sedang marah. Hanya terdengar sangat serius dengan senyum penuh kasih sayang, "Kenapa kalian berkelahi?"
Wen Shuo duduk di bangku utamanya dengan santai dan agak malas-malasan, sambil jari-jari panjangnya memegang gagang bangku. Di depannya, berdiri gadis berbaju merah muda dan gadis berbaju biru.
Rambut gadis berbaju biru sangat berantakan, ada beberapa bekas merah di wajah kecilnya, pakaiannya juga sudah berantakan tak karuan. Lalu beberapa bagian pakaiannya seperti tergores oleh senjata tersembunyi.
Sedangkan gadis berbaju merah muda, pakaiannya masih rapi. Rambutnya juga masih rapi dan utuh, sangat kontras sekali dengan gadis berbaju biru.
Seragam musim dingin murid perguruan tinggi belum dibagikan, jadi semua murid masih boleh menggunakan pakaian mereka sendiri dalam beberapa hari ini. Karena itulah, ketika sekilas melihat mereka, penampilan gadis berbaju merah muda dan gadis berbaju biru semakin kontras sekali.
Ekspresi wajah mereka berdua, yang satu memanyunkan bibirnya dan terlihat masih marah dan tidak terima, lalu yang satunya lagi seolah sedang memandangi ekspresi dan pose duduk Wen Shuo. Bibir merah mudanya sampai tanpa sadar melengkung, seolah berusaha dengan susah payah menahan tawanya.
"Paman, dia dulu yang menyerangku!"
Baru saja Wen Shuo selesai bicara, seketika itu juga Wen Yiwen mengelus rambutnya yang berantakan dari sanggulnya. Lalu menunjuk Liuli Guoguo dan mengatakan ini semua dengan marah.
"Paman apanya?! Di perguruan tinggi ini, kamu harus memanggilku kepala sekolah." Wen Shuo langsung mengetuk kening Wen Yiwen dan membenarkan panggilannya kepadanya. Namun, ekspresinya masih saja penuh kasih sayang.
Sudut bibirnya tanpa sadar berkedut saat melihat keponakannya dipukuli sampai terlihat semenyedihkan ini. Tidak disangka, istri muridnya yang jenius dan luar biasa itu cukup kejam sekali jika memukul.
Wen Yiwen cukup bersikap baik di depan senior dalam keluarganya. Jadi setelah memanyunkan bibirnya, dia pun mengubah panggilannya, "Oh, kepala sekolah."
"Li Guo, apa benar-benar kamu yang memukul duluan?" Saat bertanya kepada Liuli Guoguo, Wen Shuo tak bisa menahan diri untuk memandangi Liuli Guoguo dari atas hingga ke bawah.
Saat melihat wajah kecil Liuli Guoguo, seperti ada kebingungan yang muncul di dalam benaknya. Sampai sekarang dia masih tidak mengerti, kenapa muridnya yang luar biasa itu bisa suka dan jatuh cinta pada gadis berwajah jelek seperti itu.
Namun, gadis ini bisa mengikat perjanjian dengan seekor binatang sihir dan memperoleh juara satu dalam ujian kemampuan pengalaman lapangan. Hal itu membuat Wen Shuo cukup puas sekali atas ini.
Padahal, seluruh orang di dunia bilang kalau istri muridnya yang luar biasa itu tidak biasa. Apakah gadis ini merubah wajahnya? batin Wen Shuo yang terus berpikir.
Kemudian matanya pun tertuju kepada tali leher berwarna hitam di leher kecil Liuli Guoguo yang seputih salju. Setelah itu, kebingungan memenuhi matanya, karena dia selalu merasa kalau tali leher tersebut sangat familiar.