Hot Pot Panas Mendidih
Hot Pot Panas Mendidih
Jadi, menurut Liuli Guoguo, luka karena anak panah ini mungkin sudah sembuh.
Lebih baik, aku tidak perlu memperhatikannya dan cukup menyimpan rasa terima kasih ku ini di dalam hati. Karena bagaimanapun, terlihat jelas kalau Wu Yunfu mau menjaga jarak denganku dan tidak suka denganku. Jadi, lebih baik aku tidak usah terlalu ikut campur urusannya, batin Liuli Guoguo.
Liuli Guoguo berpikir seperti ini, sambil dia sudah meneteskan semua cairan ekstrak dari botol giok putih yang pecah itu ke dalam botol yang baru. Lalu, saat dia membuang botol giok putih itu, jari kelingking di tangan kirinya tersayat hingga sedikit robek karena pecahan botol giok putih.
Dia sedikit merintih kesakitan, lalu bergegas membuang botol obat itu dan menutup botol obat yang baru, lalu memasukkannya ke dalam ruang sihir. Kemudian dia menyesap ujung kelingkingnya dan menghisap darah di luka itu. Setelah menghisapnya dengan cepat, dia buru-buru memerbannya dengan kain merah muda yang dikeluarkannya dari ruang sihir.
Mungkin Wu Yunfu tidak akan merasa bersalah jika dia tahu obat yang ditepisnya itu ekstrak Feng Xuan yang harganya seratus ribu koin emas. Tapi, dia pasti akan sangat menyesal dan sedih sekali, jika dia tahu karena perbuatannya itu, ujung kelingking Liuli Guoguo jadi berdarah.
"Kakak Wu Yunfu, padahal jelas-jelas kamu menyukai Li Guo, lalu kenapa…" Bai Yue menggaruk kepalanya dan akhirnya mengungkapkan kebingungan di dalam hatinya.
Wu Yunfu melirik Bai Yue, tapi tidak menjawabnya. "Kamu tahu apa sih?!"
Eh, Kakak Wu Yunfu, aku tidak tahu apa-apa. Mangkanya aku bertanya padamu, batin Bai Yue. Dia kembali menggaruk kepalanya lagi dan menjadi semakin bingung. Dia pun berpikir, dan terus berpikir mengenai hal ini.
Apakah kakak Wu Yunfu ini sedang main tarik ulur dengan Li Guo? Li Guo kan gadis jelek, mendapatkannya tidak perlu sampai menguras tenaga dan pikiran seperti ini. Bukankah sudah cukup dengan mengungkapkan perasaan kepadanya, batin Bai Yue lagi.
"Wanita tidak boleh terlalu dimanja." Saat Bai Yue masih bingung memikirkan semua ini. Wu Yunfu yang ada di sampingnya, tanpa sadar melontarkan kata-kata tersebut dengan wajah percaya diri dan yakin sekali.
Baiklah, batin Bai Yue.
Wu Yunfu tiba-tiba mengerutkan alis indahnya, lalu berkata kepada Bai Yue, "Oh iya, kedepannya, jangan biarkan si Yuan Xiubo itu ikut lagi denganmu."
Bai Yue hanya tertegun, lalu mengiyakan perintah Wu Yunfu ini, "Oke, aku mengerti."
Liuli Guoguo belum sampai melangkah masuk ke asrama Taohua, tapi aroma harum dari jamur dan lobak putih sudah menyeruak masuk ke ujung hidungnya dan mengelilinginya. Dia menaikkan alisnya, dan tiba-tiba langsung menyadari sesuatu. Dia berlari melompat dengan kegirangan ke dalam asrama seperti kelinci kecil, dan segera berjalan menuju dapur.
"Xiao Guo, kamu sudah datang." Belum juga kaki kecil Liuli Guoguo yang ramping melangkah masuk ke dapur. Namun tubuh kecilnya tiba-tiba sudah dipeluk lebih dulu oleh tubuh besar dan gemuk.
"Kamu masak apa?" tanya Liuli Guoguo dengan air liur yang hampir menetes.
"Hot pot," jawab Lie Nieduo sambil menggandeng tangan Liuli Guoguo yang kecil, lembut dan putih itu, lalu menariknya ke samping meja.
Di atas meja kayu mahoni yang tidak jauh dari mereka, ada batu sihir api yang apinya sedang menyala. Di atas batu sihir api itu, ada sebuah panci yang ukurannya tidak besar tapi juga tidak kecil.
Panci itu berisi sup panas yang di dalamnya ada jamur, lobak dan markisa. Di sekitar batu sihir api itu juga diletakkan beberapa piring berisi daging sapi gemuk, domba gemuk, hati ayam, ampela ayam, jamur enoki, tidak lupa kentang dan pentol favorit Liuli Guoguo. Tentu saja, juga ada sepiring gula putih.
Lie Nieduo berpikir kalau Liuli Guoguo bisa makan makanan lezat begitu dia kembali ke asrama. Karena itulah, dari pagi dia sudah datang di asrama dan menghabiskan waktu yang lama untuk menyiapkan semuanya ini.
Mata anggur Liuli Guoguo yang besar dan jernih itu sudah bersinar bak bintang. Dia pun melepaskan diri dari genggaman tangan gemuk Lie Nieduo, lalu yang bergegas menuju panci berisi hot pot di atas meja seperti serigala kelaparan.