Liuli Guoguo Marah-Marah
Liuli Guoguo Marah-Marah
Pada tiga penilaian sebelumnya, Duo Meimei sedang pergi ke kerajaan Lan Hai untuk belajar keterampilan memasak dengan koki kerajaan Lan Hai. Jadi, dia tidak sempat kembali untuk menjadi salah satu juri dalam penilaian awal. Tak disangka, saat jadi juri utama hari ini, dia malah bertemu dengan musuhnya bertahun-tahun yang lalu. Apalagi, orang ini memasak hidangan yang sama.
"Hei, kepala Duo Meimei, aku ingat. Dulu, saat kamu ikut serta dalam sebuah perlombaan, ada seorang peserta lainnya memasak hidangan yang sama denganmu, dan nama hidangan itu plum merah dalam salju."
"Saat itu, orang tersebut menjiplak karyamu dengan sangat berani, lalu akhirnya dia dikeluarkan dan haknya untuk ikut perlombaan dicabut. Tapi kenapa hari ini bisa-bisanya ada orang lain lagi yang juga menjiplak karyamu itu. Apalagi, hidangan yang sama seperti dulu."
"Kelihatannya, hidangan plum merah dalam salju buatan kepala Duo Meimei memang hidangan yang kelezatannya tiada tara. Bertahun-tahun telah berlalu, tapi masih saja ada orang yang ingin menjiplak hidangan ini. Bahkan tidak tahu kalau koki pencipta hidangan itu ada di sini."
"Iya iya, benar sekali. Orang semacam itu benar-benar tidak bertanggung jawab. Selamanya, dia tidak akan pantas jadi seorang koki. Perilakunya sangat jahat sekali."
Setelah Duo Meimei memaki wanita paruh baya itu, beberapa juri lain di sekelilingnya satu persatu ikut berkomentar.
Ibu-ibu kurus dan lesu yang berdiri sendirian di tempatnya hanya merasakan rasa dingin dari ejekan dan hinaan orang-orang, yang terasa lebih sakit daripada angin musim dingin yang bertiup di wajahnya.
Xuanyuan Poxi mengerutkan kening. Dia tidak menyangka akan muncul seseorang yang licik, yang berani-beraninya menjiplak secara terang-terangan seperti ini di acara perlombaan besar yang telah disiapkan, serta direncanakan olehnya dengan sungguh-sungguh ini.
Wajahnya pun muram, kemudian Xuanyuan Poxi langsung menepuk meja dengan keras. "Pengawal, cepat tangkap orang itu, cabut haknya untuk ikut perlombaan apapun, dan usir dia keluar."
"Tunggu dulu." Tiba-tiba terdengar suara manis dan merdu, yang langsung menghentikan ucapan Xuanyuan Poxi ini.
Seketika, wajah tampannya yang muram langsung berganti dengan ekspresi lembut. Saat dia melihat Liuli Guoguo yang imut dan menggemaskan itu, kemarahan Xuanyuan Poxi pun langsung hilang tak tersisa.
"Istri Raja Huayou, kenapa anda kemari?" Karena ada banyak orang lain di sekelilingnya, Xuanyuan Poxi pun menahan dorongan di dalam hatinya, yang ingin memanggil Liuli Guoguo dengan panggilan 'si persik madu'.
Di depan orang luar, Liuli Guoguo masih mengerti jelas aturan sopan santun yang berlaku. Dia pun membungkukkan tubuhnya yang sedikit berisi itu kepada Xuanyuan Poxi dan berkata, "Yang Mulia Pangeran Mahkota, masalah ini belum diselidiki, tolong jangan asal membuat kesimpulan."
Wajah pucat ibu Lie Nieduo yang keriput itu tampak tersentuh sekali saat mendengar semua ini.
Duo Meimei menggertakkan giginya, dia lalu membungkuk kepada Liuli Guoguo, "Istri Raja Huayou, mungkin anda tidak tahu, hidangan plum merah dalam salju ini adalah maha karya buatan hamba tahun itu. Tahun itu, dia juga telah menjiplak karya hamba sekali. Lalu di..."
"Diam." Mata anggur Liuli Guoguo yang jernih dan besar melotot. Dia menirukan sikap marah ibu Ratu dengan memelototi Duo Meimei. "Tidak tahu aturan. Saat aku bicara dengan Yang Mulia Pangeran Mahkota, mana boleh kamu menyelanya!"
Wanita paruh baya yang berdiri tidak jauh darinya, saat ini adalah ibu kandung Duo gemuk, dan tadi Duo Meimei memakinya dengan sangat galak sekali. Ini membuat hati Liuli Guoguo merasa sangat tidak nyaman. Dia mengerti kepribadian Lie Nieduo, sehingga tidak percaya kalau ibu Lie Nieduo bisa melakukan hal-hal rendah seperti itu.
Si persik madu lagi-lagi berubah jadi singa marah dalam hitungan detik, batin Xuanyuan Poxi. Dia jadi gemas kepada Liuli Guoguo saat melihat kakak iparnya itu marah-marah.
Pria berjubah hitam yang berdiri di belakang Liuli Guoguo juga sama saja. Dia melengkungkan bibirnya, kemudian muncul senyum jahat di wajah tampannya.
Kening Duo Meimei langsung berkeringat dingin. Dia bergegas menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ham... Ham... Hamba tidak berani. Nyonya kecil, hamba salah. Hamba hanya… Hanya… Hanya... Kesal karena karya hamba dijiplak oleh orang lain."