Kakak Po, Kamu Jangan Curang
Kakak Po, Kamu Jangan Curang
Sejak kecil, mana pernah dia menerima penghinaan yang memalukan seperti ini. Apalagi di depan orang banyak begini, di mana banyak sekali pangeran dari keluarga kaya raya dan berkuasa lain ada di sekelilingnya. Jadi dia benar-benar malu sekali ditampar seperti ini oleh Wen Yiwen.
Wen Yiwen menaikkan alis indahnya, lalu melepaskan kerah baju gadis kaya raya itu sambil berkata, "Cih, aku memang menamparmu! Siapa suruh mulutmu itu kurang ajar!"
Begitu Wen Yiwen selesai memaki gadis kaya raya itu, dia mengangkat pandangannya dan melihat orang-orang di sekelilingnya memandangi mereka dan mulai bergosip. Dia pun mengerutkan kening dan berteriak, "Lihat apa kalian hah! Tidak ada yang perlu ditonton! Bisik-bisik bergosip saja! Jika kalian bicara sembarangan lagi, tamparanku sangat kejam loh!"
Wen Yiwen selama ini adalah putri yang paling disayang dan dimanjakan oleh Ratu. Sejak kecil dia sangat mendominasi dan manja sekali karena biasa dimanjakan. Orang-orang pun satu persatu mengalihkan wajah mereka dan tak melihatnya lagi begitu diteriaki seperti ini. Sebab, mana berani mereka tetap melihat Wen Yiwen.
Gadis kaya raya itu merasa terlalu malu, dia pun menutupi wajah kecilnya yang memerah dan langsung berlari pergi dari kerumunan. Sahabat baiknya yang ada di belakangnya khawatir kepadanya, dia menatap Wen Yiwen sebentar, lalu bergegas ikut gadis kaya raya itu pergi dari kerumunan.
"Huwaaaah! Raja Huayou dan Nyonya kecil datang!!!"
Pada saat ini, para tamu VIP yang telah hening tiba-tiba kembali berteriak dengan ramai lagi. Semua orang langsung menoleh ke kereta kuda mewah dan megah di pintu gerbang alun-alun Xuan Ji. Mereka semua, satu persatu berdiri demi menghormati dan menyambut Raja Huayou dan istrinya.
"Tuan muda Zhan Zihao! Tuan muda Zhan Zihao! Itu Raja Huayou! Raja Huayou datang!!!" Lie Nieduo melambaikan tangan gemuknya, lalu menarik baju Zhan Zihao beberapa kali dengan penuh semangat.
Zhan Zihao pada dasarnya adalah penggemar Raja Huayou. Jadi, dia juga sangat senang dan bersemangat sekali. Tapi, entah kenapa dia jadi agak kesal saat melihat calon istrinya ini begitu bersemangat, "Istriku, jangan terlalu bersemangat begitu."
Suasana hati Wen Yiwen sudah jauh membaik setelah menampar gadis kaya raya itu. Dan saat ini, kereta kuda yang melambangkan kemuliaan melaju masuk ke pintu gerbang alun-alun Xuan Ji. Dia pun sama bersemangatnya seperti yang lain, jad8 langsung berada di belakang Wu Yunfu, menggoyang-goyangkan pundak Wu Yunfu sambil berkata, "Kakak Wu Yunfu, paman keenam-ku dan istrinya datang!"
Selama bertahun-tahun, dia telah mendengar legenda mengenai paman keenamnya, namun selalu tak punya kesempatan untuk bertemu dan bicara langsung dengannya. Karena itulah, dia sangat menantikan momen ini.
Wu Yunfu adalah pemuda yang cukup malas untuk belajar keterampilan sihir atau bela diri. Dia sama sekali tidak tertarik pada idola atau panutan yang dipuja-puji oleh semua orang. Tentu saja ada kekaguman di dalam hatinya, tapi tidak berlebihan seperti orang-orang di sekelilingnya. Bahkan ekspresinya masih terlihat cukup tenang.
Mata jernih Xuanyuan Poyu tertuju tepat ke kereta kuda di pintu gerbang alun-alun Xuan Ji. Tapi, yang dia nantikan bukanlah Raja terhormat yang akan keluar dari kereta kuda itu, melainkan...
"Kakak Po, kamu jangan curang!" Suara jernih dan merdu itu tenggelam dalam antusiasme semua orang.
Di bawah pandangan mata semua orang yang telah menantikan ini, pengawal pun membuka tirai kereta kuda. Lalu dua sosok penting dan bermartabat di kereta kuda itu akhirnya berjalan keluar perlahan dari dalam kereta kuda.
Namun, saat melihat cara berpakaian mereka, sudut bibir semua orang langsung berkedut.
Pertama, yang berjalan keluar adalah Raja Huayou yang berjubah hitam dengan mantel ungunya. Saat dia muncul, para rakyat yang berseru dengan gembiranya langsung terdiam. Itu semua disebabkan karena aura dingin dan sombong yang dipancarkan oleh Raja Huayou ke sekelilingnya.