Bertepuk Sebelah Tangan
Bertepuk Sebelah Tangan
"Aku tidak mau!" Zhan Zihao yang sudah kembali duduk dengan bantuan Lie Nieduo yang memapahnya, langsung menjawabnya sambil memelototi Wen Yiwen.
"Kalian..." Wen Yiwen menggertakkan giginya karena dibuat marah oleh Xuanyuan Poyu dan Zhan Zihao ini. Dia pun terisak dan mengadu kepada Wu Yunfu, "Kakak Wu Yunfu, lihatlah! Mereka menindasku! Cepat marahi mereka, pokoknya aku ingin duduk denganmu!"
Wu Yunfu menepuk keningnya sendiri dengan tak berdaya, "Sudahlah, bukannya sama saja duduk di mana! Diamlah oke!"
"Kakak Wu Yunfu, bagaimana kalau kamu pergi dari kursimu, lalu kita pergi ke barisan lain saja? Kakak Wu Yunfu, aku ingin sekali duduk denganmu!" Wen Yiwen tidak menyerah, dia langsung berdiri dan berjalan lewat belakang Xuanyuan Poyu, lalu berhenti di belakang Wu Yunfu dan menggoyang-goyang pundak Wu Yunfu.
Pada saat ini, seorang gadis kaya raya yang berada di barisan belakang mereka mengenali Wen Yiwen dan Wu Yunfu. Dia pun duduk mendekat ke sahabat baiknya yang ada di sebelahnya dan berkata, "Eh? Bukannya itu putri Wen Yiwen ya? Itu bukannya Tuan muda ketiga dari kediaman guru besar negeri?!"
"Em em! Memang benar itu mereka! Yang duduk di sebelah kanan Tuan muda Wu Yunfu adalah pangeran kedua belas. Saat aku pergi ke kerajaan Lan Hai untuk menyaksikan pertandingan Fengyun Sirius tingkat besar, aku pernah melihat pangeran kedua belas. Dia tampan sekali saat menunjukan kemampuan simbol mantranya. Yang duduk di sebelah kiri Tuan muda Wu Yunfu sepertinya Tuan muda Zhan Zihao!"
"Lalu, siapa gadis gemuk yang duduk di sebelah Zhan Zihao?"
"Aku juga tidak tahu, mungkin seorang Nona besar dari keluarga kaya raya lain."
"Berpakaian seperti itu, tidak mungkin seorang putri atau Nona besar deh. Menurutku dia mungkin pelayan pribadi Tuan muda Zhan Zihao. Lagi pula, beberapa minggu lalu, aku dengar Tuan muda Zhan Zihao sakit parah. Kesehatan tubuhnya harusnya belum sembuh sepenuhnya, jadi masih membutuhkan seorang pelayan pribadi untuk melayani dan merawatnya."
Pada saat ini, gadis kaya raya itu tidak berani bergosip dengan keras. Namun dia hanya berbisik di sebelah sahabat baiknya.
Wajah Lie Nieduo tampak tidak baik saat mendengar ini. Sedangkan Zhan Zihao semakin mengeratkan kepalan tangannya mendengarnya juga.
Saat Wu Yunfu ingin menendang meja untuk memperingati dua gadis di barisan belakangnya yang sedang bergosip itu, tiba-tiba Wen Yiwen tertawa terbahak-bahak. Dia buru-buru menarik Wu Yunfu dan ingin kalau dua gadis kaya raya itu melanjutkan bergosip agar membuat Zhan Zihao dan Lie Nieduo semakin malu.
Siapa suruh Zhan Zihao menindasku! Rasakan! Pokoknya tidak boleh menindasku sama sekali! batin Wen Yiwen.
Siapa juga yang tahu, detik berikutnya, topik yang digosipkan oleh dua gadis kaya raya itu berubah, seolah membicarakan mengenai Zhan Zihao dan 'pelayan pribadi' itu tidak menarik lagi bagi mereka.
"Coba kamu lihat putri Wen Yiwen itu yang terus membuntuti Tuan muda Wu Yunfu, lihatlah juga ekspresi kesal di wajah Tuan muda Wu Yunfu. Konon katanya, putri Wen Yiwen selama ini bertepuk sebelah tangan terhadap Tuan muda Wu Yunfu. Padahal dia sangat menyukainya sekali, setiap hari terus-terusan mengejarnya, bahkan di depan umum... Awww!"
Belum selesai bicara, kerah baju gadis kaya raya itu tiba-tiba ditarik dengan keras oleh tangan kecil yang putih dan lembut. Lalu terdengar suara tamparan yang keras, karena wajah kecilnya telah ditampar dengan keras sampai berbunyi keras sekali.
Wen Yiwen merasa belum puas dengan satu tamparan, dia pun langsung menampar sisi wajah satunya dari gadis kaya raya itu dengan sangat keras. Membuat wajah itu langsung berubah menjadi sangat memerah.
Wen Yiwen awalnya sudah marah sekali karena ditindas oleh Zhan Zihao dan Xuanyuan Poyu. Saat ini, dia malah mendengar banyak ucapan tidak menyenangkan dari mulut menganggur gadis kaya raya itu, yang membuatnya langsung marah dan melampiaskan semua kemarahannya itu kepada gadis tersebut.
"Kamu... Kamu..." Gadis kaya raya itu sangat terkejut dan malu sekali karena tiba-tiba ditampar dua kali. "Putri Wen Yiwen, mana boleh kamu menamparku!"
Berdasarkan dari status dan posisi jabatan, serta kemampuan kekuatan sihir, gadis kaya raya ini memang jauh di belakang Wen Yiwen. Tapi, bagaimanapun dia ini dibesarkan dari keluarga bangsawan yang kaya raya. Dia juga merupakan salah satu Nona besar dari keluarga berkuasa dan kaya raya di ibu kota.
Sejak kecil, mana pernah dia menerima penghinaan yang memalukan seperti ini. Apalagi di depan orang banyak begini, di mana banyak sekali pangeran dari keluarga kaya raya dan berkuasa lain ada di sekelilingnya. Jadi dia benar-benar malu sekali ditampar seperti ini oleh Wen Yiwen.
Wen Yiwen menaikkan alis indahnya, lalu melepaskan kerah baju gadis kaya raya itu sambil berkata, "Cih, aku memang menamparmu! Siapa suruh mulutmu itu kurang ajar!"