Istri Kecilku Sudah Dewasa

Hadiah yang Manis



Hadiah yang Manis

3Namun, di dalam hatinya Liuli Guoguo berjanji kalau dia hanya akan sekali ini saja memaksa kakak Po memakai cadar. Karena bagaimanapun, dia sendiri telah berpenampilan jelek hingga ditertawakan saat dirinya belajar di perguruan tinggi.      

Jadi, Liuli Guoguo merasa kalau Xuanyuan Pofan juga tidak rugi apa-apa jika harus memakai cadar sekali saja di depan umum. Dan mungkin saja, setelah kakak Po memakai cadar, hal ini akan menciptakan gaya berpakaian yang baru di kalangan masyarakat.     

"Bagaimana kakak Po, aku juga tidak ingin kamu dilirik sedikitpun oleh wanita lain. Aku juga tidak senang jika mereka melihatmu walaupun sedikit saja."     

Demi berakting semirip-miripnya, Liuli Guoguo pun menggembungkan pipi merah dan lembutnya agar tampak kesal.     

Muncul senyum tipis di sudut bibir Xuanyuan Pofan saat melihat ekspresi tidak senang yang menggantung di wajah cantik gadis kecilnya itu. Kemudian, gadis kecilnya melihatnya yang diam tak bicara apapun, seolah menebak kalau dia tidak akan mungkin memenuhi permintaan lucunya ini.      

Lalu, Liuli Guoguo pun melambaikan tangan kecilnya dengan rendah hati. Bibir merah mudanya yang lembab itu pun bergerak dan berkata, "Sudahlah, aku tahu kakak Po pasti akan keberatan dengan ini. Kalau begitu, aku juga akan keberatan untuk memakai cadar. Bagaimana kalau... Kalau impas di antara kita? Tidak ada dari kita yang perlu memakai cadar, oke?"     

Liuli Guoguo memeluk leher Xuanyuan Pofan, dia tahu kalau pria itu pasti tidak akan melepaskan rasa dominan dan sikap dinginnya dengan memakai cadar. Tapi, dengan cara ini, kakak Po-nya itu pasti tidak akan lagi memberikan persyaratan yang begitu dominan kepadanya     

Liuli Guoguo menggunakan cara yang sama kepada kakak Po. Sudut bibir merah mudanya agak naik saat memikirkan ini. Namun, siapa juga yang tahu, sudut bibir pria itu malah lebih naik dan melengkung daripada dirinya. Senyum jahat muncul dan membuat Liuli Guoguo agak takut. Lalu, terdengar suara yang rendah, berat dan begitu memikat yang membuatnya tak berani memercayai ini, "Boleh saja."     

Boleh saja? Kakak Po bilang boleh saja? Sialan! batin Liuli Guoguo. Karena saking tidak percayanya, Liuli Guoguo yang tak pernah berkata kotor pun tanpa sadar melontarkan kata kotor di dalam hatinya.     

Liuli Guoguo masih belum sadar dari keterkejutannya, dia hanya melihat jari panjang dan ramping Xuanyuan Pofan yang putih mengetuk bibir tipisnya sendiri. Mata anggurnya yang besar memperlihatkan tanda tanya yang besar untuk menunjukkan perasaan bahwa dia tak mengerti maksud Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya dan membelai rambut Liuli Guoguo yang telah disanggul seperti anak anjing. "Aku telah mengiyakan permintaanmu. Apa tidak ada hadiah untukku? Em?"     

Suasana hati Xuanyuan Pofan seolah jauh sangat membaik hanya karena Liuli Guoguo merasa cemburu dan tidak senang jika ada wanita lain melirik wajah tampannya.     

Kening Liuli Guoguo mengerut dan semakin menggelap. Dia menepuk telapak tangan besar Xuanyuan Pofan, lalu memalingkan wajahnya dan berkata, "Kamu memintaku memakai cadar, tapi kamu tidak memberiku hadiah kan?"     

Begitu selesai bicara, Liuli Guoguo melontarkan kata 'Cih' dengan kesal-kesal manjanya. Namun, dia tak berani terlalu menekan kata cih tersebut.     

Detik berikutnya, sebelum Liuli Guoguo bereaksi, tiba-tiba dagunya telah ditarik kembali dengan jemari panjang pria itu, yang hangat dan kasar, serta mengarahkan kembali kepada dirinya. Lalu, pria itu dengan hangat dan dominannya, mencium bibir merah mudanya.     

Kakak Po, kamu curang! Aku tidak ingin hadiah yang seperti ini! batin Liuli Guoguo.     

Namun sayang, sudah terlambat. Liuli Guoguo mana mungkin bisa tawar menawar di hadapan Xuanyuan Pofan yang sudah sangat berpengalaman ini. Xuanyuan Pofan bisa menuruti permintaannya yang lucu itu dengan rendah hati saja, ini sudah cukup baik hati sekali menurutnya.     

Liuli Guoguo melawan sejenak, namun dia pun menyerah dan hanya membiarkan dirinya di dalam dekapan pria itu. Membiarkan Xuanyuan Pofan menikmati dan menyesap rasa manis di mulutnya dengan liar tapi memanjakan.     

Permen yang awalnya memang berada di tengah mulut Liuli Guoguo dan belum sempat lumer pun terus digulung ke dalam dua mulut itu. Kemudian, perlahan lumer menjadi rasa manis yang begitu kuat.     

Suara yang begitu ramai dari rakyat di luar kereta seolah-olah hilang, tergantikan oleh udara yang ikut merasa manis.     

Liuli Guoguo sudah tidak bisa lagi mendengarkan suara berisik dan ramai di luar sana karena terus dicium oleh Xuanyuan Pofan. Dunia mereka berdua benar-benar terasa begitu sunyi dan manis.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.