Wanita Berbaju Putih
Wanita Berbaju Putih
"Keningku baik-baik saja, dan aku tidak merasa panas, ini" jawab Xuanyuan Poxi dengan ekspresi tak berdaya di wajahnya kepada selir pangeran mahkota. Dia semakin merasa kesal, sehingga dia mengipasi dirinya sendiri semakin kencang.
"Kenapa yang mulia pangeran mahkota mengipasi diri sendiri dengan begitu kencang di musim dingin yang sedingin ini?" Ma Jinjiao mengencangkan genggamannya di saputangan. Dia khawatir tubuh Xuanyuan Poxi sedang tidak sehat.
"Aku ini sebal, apa kamu tidak mengerti? Kenapa bisa sebodoh ini sih?" Xuanyuan Poxi sudah tidak bisa sabar lagi. Dia menutup dengan kencang kipas lipatnya, dan menepuk dengan keras ke telapak tangannya. Ma Jinjiao pun gemetar ketakutan karena ini dan dalam sekejap tak berani mengatakan apapun lagi.
Karena acara ini membuat pangeran mahkota selama beberapa hari ini sangat bersemangat. Lalu pertandingan ini akan segera dimulai, dan pangeran mahkota seharusnya sangat senang dan menantikan ini. Tapi kenapa dia malah jadi sebal? batin Ma Jinjiao. Dia merasa sama sekali tidak paham pemikiran Xuanyuan Poxi.
"Berhenti. Cepat hentikan keretanya."
Sriiieeett...
Entah karena alasan apa, Xuanyuan Poxi yang baru saja memasukkan kipas lipatnya ke dalam ruang sihirnya tiba-tiba melihat ada orang yang berteriak dengan keras di kerumunan. Segera setelah itu, kereta kuda bergoyang dengan hebat karena kusir yang tiba-tiba menghentikan kereta kudanya.
Setelah kereta kuda berhenti dengan stabil, Ma Jinjiao membuka tirai kereta dan bertanya pada Yan San yang duduk di dek kereta kuda, "Ada apa?"
Tanpa sempat mendengar jawaban dari Yan San, dia mendengar masyarakat setempat berteriak, "Kereta kuda Yang mulia pangeran mahkota menabrak orang sampai mati! Menabrak orang sampai mati!"
Ma Jinjiao langsung mencari asal suara ini, seketika dia terkejut melihat pemandangan di depannya. Tidak jauh darinya, seorang gadis berbaju putih jatuh di tanah, lengan dan pundaknya berdarah, seolah bergesekan parah dengan tanah. Di dekapannya seperti sedang memeluk erat seorang anak laki-laki kecil berumur sekitar tiga tahunan.
Ma Jinjiao tidak sempat bingung dan bertanya pada Yan San, serta kusir kereta kuda kenapa mereka tidak langsung turun dari kereta kuda. Tapi dia sendiri yang langsung melompat turun dari kereta kuda dan berlari menghampiri gadis muda berbaju putih yang jatuh di tanah itu, apalagi dengan semakin ramainya orang-orang di sekitarnya yang terus berteriak. "Kereta kuda pangeran mahkota menabrak orang!"
"Eh selir pangeran mahkota, jangan." Yan San mengerutkan kening dan tidak bisa menghentikan Ma Jinjiao.
"Nona, apa anda baik-baik saja?" Ma Jinjiao menggoyang-goyangkan tubuh gadis muda yang terbaring di tanah itu. Dia benar-benar takut kalau kedua orang itu mati karena ditabrak oleh kereta kudanya dan pangeran mahkota.
Baru saja ucapannya ini terlontar, tiba-tiba terdengar suara tangisan seorang anak laki-laki, "Huhuhuhuhuhu."
Ma Jinjiao terkejut dan langsung mundur.
Bulu mata hitam gadis muda berbaju putih itu bergetar, mata aprikot yang begitu indah dan jernih itu akhirnya terbuka.
Anak laki-laki yang dipeluk di dekapannya itu juga sudah keluar dari dekapannya. Tangan kecilnya bergegas menggoyangkan lengan berdarah gadis muda itu dengan sangat ketakutan, "Huhuhu, kakak cantik, kakak cantik, kakak cantik, apa kamu baik-baik saja? Huhuhu."
Su Muhuan membelai kepala anak laki-laki itu, lalu berusaha menyunggingkan senyum hangatnya dan berkata dengan lembut, "Jangan takut. Aku baik-baik saja kok."
Pada saat ini, Xuanyuan Poxi juga telah turun dari kereta kuda. Dia berjalan ke depan Su Muhuan dan anak laki-laki yang tampaknya berusia tiga tahunan itu. Mata hitamnya memandangi wanita muda berbaju putih yang masih terduduk di tanah itu.
Mata aprikot Su Muhuan agak memutar dan melihat ke sepasang sepatu bot brokat kuning muda di depannya. Dia berusaha berdiri sambil memegangi lengannya yang terluka, sekelilingnya dipenuhi dengan teriakan keras yang terus terdengar. "Kereta kuda Yang mulia pangeran mahkota menabrak orang sampai mati, menabrak orang sampai mati."