Kerumunan Rakyat yang Antusias
Kerumunan Rakyat yang Antusias
Pertama, pertandingan kali ini diadakan oleh istana kerajaan Dong Xuan, dan pangeran mahkota akan menjadi juri utamanya. Jadi, banyak sekali pejabat dan murid-murid luar biasa dari berbagai perguruan yang datang memberikan dukungan. Kedua, poin yang juga paling penting. Mereka dengar kalau Raja Huayou akan datang membawa istri kecilnya yang sangat disayanginya itu untuk menonton pertandingan di bangku VIP.
Begitu berita ini tersebar, tidak hanya ibu kota, bahkan rakyat dari negeri lain pun juga ikut terkejut. Mereka pernah mendengar kalau Nyonya kecil yang dibesarkan dan dirawat oleh Raja Huayou di sisinya saat dia masih berusia lima tahun. Namun Raja Huayou dan istri kecilnya dari dulu selalu begitu sederhana dan tak ingin memamerkan dirinya. Jadi banyak rakyat yang belum pernah melihat langsung sosok dan paras asli dari istri kecil Raja Huayou.
Raja Huayou kali ini akan membawa istri kecilnya untuk menghadiri acara yang begitu megah ini. Membuat para rakyat Dong Xuan langsung berubah sangat antusias seperti semut yang kepanasan. Bahkan, tidak peduli jika keluarga mereka bangkrut, mereka tetap mencari cara bagaimanapun untuk mendapatkan tiket masuknya.
Acara edisi tahun ini, Xuanyuan Poxi awalnya ingin menyelenggarakan pertandingannya di gerbang Jinwu yang lebih dekat dengan istana kerajaan. Tapi saat melihat tiket masuk yang harganya selangit itu yang sudah habis dari awal bak dirampok oleh rakyat.
Bahkan masih banyak sekali rakyat yang memilih berjongkok dan menunggu di pintu kasir tiket masuk. Menangis dan merengek meminta pangeran mahkota yang perkasa dan baik hati untuk membuat lebih banyak tiket masuk lagi. Mereka terus menangis dan bilang kalau mereka punya uang untuk membeli tiket, dan mereka tidak kekurangan uang sama sekali. Lalu, jika tidak bisa mendapatkan tiketnya, mereka akan tidur di depan kasir penjual tiket masuk seumur hidup mereka.
Xuanyuan Poxi memijat keningnya sendiri karena tak berdaya setelah mendengar situasi yang dilaporkan oleh bawahannya ini. Dia pun terpaksa mengiyakan permintaan, yaitu memerintahkan kepada banyak orang untuk membuat lagi tiket masuk yang lebih banyak. Sekalian mengubah tempat acara ini yang awalnya di dekat gerbang Jinwu, menjadi ke alun-alun Xuan Ji yang areanya sangat luas, yang letaknya ada di bagian utara istana kerajaan.
Tempat acara ini sangat spesial karena penyelenggara acara juga merupakan tokoh besar. Ditambah lagi, penonton VIP yang akan datang untuk menyaksikan pertandingan ini juga dari kelas berat sekali, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Oleh karena itu, pertandingan yang awalnya berhubungan dengan makanan dan koki, yakni acara yang biasanya jarang diminati dan tidak terlalu penting bagi rakyat negeri. Dalam sekejap berubah menjadi acara besar, bahkan tingkatannya bisa mencapai acara tingkat terbesar yang dapat tercatat di catatan sejarah.
Kereta kuda mewah Xuanyuan Poxi melaju perlahan menuju alun-alun Xuan Ji. Karena antusiasme rakyat yang terlalu sangat besar, jalanan pun jadi macet. Si domba yang duduk di dalam kereta kuda rasanya ingin berteriak 'mbek mbek mbek' dan mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah sudah benar keputusannya dulu yang menyetujui si persik madu untuk ikut bersenang-senang dengan datang ke sini.
Semakin acaranya diselenggarakan dengan meriah, rakyat pun jadi semakin memandang penting acara ini. Dan tentu saja ini adalah hal yang bagus baginya sebagai seorang penyelenggara acara. Namun, segala hal yang sudah sangat ekstrim, hasilnya malah akan jadi sebaliknya.
Karena kakak keenamnya yang sedingin gunung es dan juga si persik madu yang sangat imut dan menggemaskan sekali itu belum muncul, namun rakyat sudah menggila seperti ini. Nanti, jika dua orang itu benar-benar muncul, entah keadaan ini akan jadi seperti apa. Jika rakyat nanti sangat antusias sampai menggila dan para prajurit istana tidak bisa mengendalikannya, itu tentu saja sangat buruk sekali.
Ma Jinjiao yang juga duduk di dalam kereta kuda pun tak bisa menahan diri untuk bertanya saat melihat Xuanyuan Poxi yang terus memijat keningnya sendiri, "Yang mulia pangeran mahkota, apa keningmu sakit?"
Xuanyuan Poxi diam sejenak lalu menjawab Ma Jinjiao dengan santai, "Aku baik-baik saja." Dia pun tidak memijat keningnya lagi. Tapi masih ada kecemasan yang memenuhi hatinya. Dia mengeluarkan kipas lipatnya dan mulai mengipasi dirinya sendiri dengan cukup bertenaga.
Ma Jinjiao merapatkan bibirnya saat melihat ini, dia melirik ke tungku penghangat yang ada di pojokan kereta kuda, lalu tak bisa menahan diri untuk bertanya lagi kepada Xuanyuan Poxi, "Yang mulia pangeran mahkota, jika kamu merasa panas, aku akan meminta orang untuk mematikan tungku penghangatnya."