Ciuman Hangat di Tanah Bersalju (2)
Ciuman Hangat di Tanah Bersalju (2)
Baru saja suara Cui Le yang meneriakkan kata 'Dimulai'. Setelah itu terdengar sebuah bola salju besar yang bulat dilemparkan dengan cepat ke arah Liuli Guoguo.
Ding Xiang meremas salju, membuat bola salju dan memberikannya dengan cepat ke tangan Liuli Guoguo. Lalu Liuli Guoguo pun dengan sangat cepat melemparkan bola salju itu ke Xiao Denglong.
"Buk"
"Buk"
Dua suara keras dari bola salju terdengar, Lu Luo dengan cepat melindungi Xiao Denglong dengan mengorbankan dirinya. Sedangkan bola salju besar yang dilemparkan oleh Chun Tao dengan sangat keras langsung dihadang oleh siku Liuli Guoguo, dan bola salju itu pun hancur menjadi butiran salju yang tersebar.
Sanggul Liuli Guoguo yang berbentuk awan bergelombang pun langsung menjadi putih. Kerah berbulu Ding Xiang juga terkena butiran salju itu. Liuli Guoguo pun dengan santai menepuk butiran salju di kepalanya.
Detik berikutnya pertarungan berlanjut, dia menerima bola salju baru yang dibuat oleh Ding Xiang, lalu melemparkannya ke arah Mo Li. Di waktu yang bersamaan, sebuah bola salju juga dilemparkan ke arah Liuli Guoguo dengan sangat cepat.
Kali ini, reaksi Liuli Guoguo lebih cepat daripada pertandingan sebelumnya. Dia tidak lagi menghadangnya, tapi langsung menangkap dengan tepat bola salju itu dengan kedua tangannya.
Lalu, tanpa diduga, saat dia mengangkat pandangan matanya dengan lesung pipi cerah di wajahnya. Dia baru menyadari kalau para pelayan di sekitarnya sudah berlarian pergi tanpa jejak, meninggalkannya sendirian berdiri di tengah tanah bersalju yang banyak jejak kaki orang-orang. Tidak jauh darinya, ada beberapa chinchilla kecil yang mengenakan baju kecil bergelinding dengan riangnya di tanah bersalju itu.
Liuli Guoguo tiba-tiba menyadari kalau situasinya ada yang tidak beres, tapi bayangan hitam yang tinggi dan tegap telah menyelimuti tubuh kecilnya terlebih dulu.
Liuli Guoguo menyeringai dengan bergegas memeluk Xuanyuan Pofan, lalu bersandar dengan nyaman ke dekapan pria itu. "Kakak Po, kenapa kamu datang ke sini?" tanyanya. Kakak Po, apa kamu tidak bisa lebih lama membaca bukumu di dalam ruangan. Aku masih belum puas bermain, batinnya.
Xuanyuan Pofan menundukkan matanya, menatap rambut gadis kecilnya yang telah diwarnai dengan butiran salju. Dia mengerutkan kening, lalu melepaskan gadis kecil di dalam pelukannya. Setelah itu, pertama membuka kedua tangan gadis tersebut yang tengah menggenggam bola salju.
Saat tangan kecil Liuli Guoguo dibuka lebar oleh pria itu, bola salju bundar besar yang ada di tangannya tergelincir jatuh ke tanah. Terdengar bunyi 'buk', dan salju itu pun kembali bersatu bersama salju lain di tanah.
Xuanyuan Pofan meletakkan tangan kecil Liuli Guoguo ke dalam dekapannya, dan mulai mengambili butiran-butiran salju di atas kepala Liuli Guoguo. Karena khawatir Liuli Guoguo kedinginan, dia pun membuka telapak tangannya dan mengeluarkan tenaga dalamnya untuk mengeringkan rambut Liuli Guoguo. Seketika, kabut putih keluar dari atas kepala Liuli Guoguo.
Dilihat dari kejauhan, pemandangan ini benar-benar tampak aneh...
Liuli Guoguo tidak berani mengatakan apapun, hanya membiarkan Xuanyuan Pofan melakukan apa yang dia inginkan. Setelah pria itu selesai melakukan itu, Liuli Guoguo pun kembali masuk ke dalam dekapan pria tersebut, lalu berkata dengan manisnya, "Kakak Po, waktu dua dupa cepat sekali habisnya."
Setelah butiran salju di kepalanya hilang, Liuli Guoguo tak berani bilang kalau dirinya masih mau bermain lagi. Tapi, dia benar-benar masih ingin bermain. Dia juga sangat berharap kalau Xuanyuan Pofan salah memeriksa waktu.
Xuanyuan Pofan pun menghukum Liuli Guoguo dengan menggigit daun telinganya, "Menurutmu?" Lalu dia menggendong Liuli Guoguo dan hendak berjalan masuk ke dalam ruangan.
Liuli Guoguo hanya bisa memanyunkan bibirnya di dalam dekapan Xuanyuan Pofan, dan langsung menyunggingkan senyum manja sambil memeluk leher Xuanyuan Pofan. Setelah itu dia berkata dengan manis lagi, "Kakak Po, bagaimana kalau kamu membiarkanku bermain lagi sampai satu dupa habis. Satu..."
Ucapan Liuli Guoguo belum selesai, namun tiba-tiba mulut kecilnya sudah dicium oleh pria itu. Pinggangnya dipeluk erat oleh pria itu, lalu ujung lidah yang hangat berusaha membuka bibir kecilnya dan kemudian masuk, menyesap dengan arogannya ke dalam lidah lezat dan manis di tengah mulutnya.
Xuanyuan Pofan tampaknya menikmatinya, serta gadis di dekapannya juga sangat patuh. Dia tak melawan sama sekali dan hanya membiarkannya terus mencium dan memeluknya.