Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tapi Lukamu...



Tapi Lukamu...

0Pipi Lie Nieduo semakin memerah begitu Zhan Zihao bicara seperti itu, dan dia tidak tahu bagaimana sebaiknya mendebat ucapan Zhan Zihao ini. Jadi dia terpaksa buru-buru mengeluarkan kotak makan dari ruang sihir gelangnya, untuk menghindari suasana canggung ini. Dia mengeluarkan beberapa hidangan lezat dan satu sangku nasi putih.     

Sejak beberapa hari yang lalu, Zhan Zihao benar-benar tergila-gila dengan makanan yang dimasak oleh Duo gemuk sampai tak bisa menahan dirinya untuk terus memanggil istriku. Padahal Lie Nieduo telah menolaknya memanggilnya begitu berkali-kali, tapi Zhan Zihao masih saja tidak mengubah panggilannya itu padanya.     

Bahkan, beberapa terakhir, Lie Nieduo telah berusaha membenarkan panggilan yang benar dengan malu. Tapi Zhan Zihao masih saja dengan tegas ingin memanggilnya seperti itu. Dia pun menjadi tidak bisa apa-apa, dan hanya bisa membiarkannya memanggilnya seperti itu.     

Zhan Zihao mengambil sumpit yang diberikan oleh Lie Nieduo. Kemudian mulai menyendok nasi di mangkuknya dan menikmati makanan lezat buatan Lie Nieduo, sambil tak lupa menyuruh Lie Nieduo untuk duduk di sampingnya.     

Setelah makan tidak lama, tiba-tiba dia bertanya kepada Lie Nieduo, "Istriku, bukannya kakak keenam mu besok akan pergi mengikuti acara yang diadakan oleh kakak sepupuku ya?"     

Lie Nieduo menganggukkan wajah gemuknya yang sangat merah itu. "Iya benar, tidak hanya kakak keenam, ibuku juga ikut berpartisipasi."     

"Kalau begitu, besok aku juga pergi ke sana ikut meramaikan. Aku awalnya sudah menolak undangan dari kakak sepupuku itu. Tapi, setelah memikirkan acara ini berkaitan dengan memasak. Apalagi, makanan buatan kakak keenam mu itu enak sekali, dia pasti akan berpartisipasi di dalamnya."      

"Jadi, aku sebagai adik iparnya ini harus pergi memberi dukungan kepadanya. Dan sekarang, tidak disangka, ibumu juga ikut berpartisipasi. Kalau begitu, aku sebagai menantunya, wajib untuk datang dan memberi dukungan dong." Selesai bicara, Zhan Zihao kembali menghabiskan semangkuk nasi.     

Hati Lie Nieduo bergetar dan tersentuh ketika mendengar ini. Namun, tanpa sadar dia menunjuk dan melirik ke bagian di pinggang Zhan Zihao dengan wajah gemuknya yang masih memerah. "Tapi... Tapi... Lukamu?"     

Zhan Zihao telah menghabiskan semangkuk nasi, lalu berkata, "Lukaku baik-baik saja. Lihatlah, bukannya aku sekarang sudah bisa berjalan? Hanya saja, jalannya agak lambat."      

"Besok aku akan mengajak Wu Yunfu dan juga Xuanyuan Poyu pergi bersama-sama ke sana. Acara kali ini diselenggarakan oleh istana kerajaan Dong Xuan. Dia sebagai pangeran di sana pasti juga ikut pergi. Hanya saja, cuma Dong Milin saja yang mungkin tidak akan pergi."     

"Tuan muda Wu Yunfu bukannya pergi ke provinsi Teng ya?" Entah kenapa, begitu membahas Wu Yunfu, muncul sosok kurus berbaju merah muda di pikiran Lie Nieduo. Hampir sebulan tidak bertemu dengan Liuli Guoguo, jadi dia cukup merindukannya.     

"Iya, memang benar. Tapi, bukannya semester baru untuk anak-anak paviliun Yao Guang akan segera dimulai ya? Beberapa hari lagi, dia sudah waktunya untuk kembali ke kediaman guru besar negeri. Kalau tidak, tongkat berkepala naga milik guru besar negeri akan dipukulkan padanya habis-habisan."     

Zhan Zihao mengambil mangkuk yang telah diisi nasi oleh Lie Nieduo, lalu mulai makan lagi dengan lahap. Padahal jelas-jelas setiap hari dia selalu makan banyak daging, ikan dan berbagai makanan yang disediakan kediamannya.      

Tapi tetap saja Zhan Zihao tidak bisa mengendalikan dirinya begitu berhadapan dengan makanan-makanan lezat yang dibuat oleh Lie Nieduo. Bahkan langsung berubah begitu saja menjadi seperti orang yang belum makan tiga hari tiga malam.     

"Tuan muda Zhan Zihao. Kalau begitu aku besok menemuimu dan ikut pergi bersamamu," kata Lie Nieduo dengan bahagia, seolah ada bunga mekar dan penuh kebahagiaan di wajahnya.     

"Oke." Zhan Zihao buru-buru mengiyakan sambil terus makan.     

Lie Nieduo merasa sungguh manis, seperti tengah berendam di dalam gentong madu. Tapi, dia tak bisa menahan diri untuk mengingatkan Zhan Zihao saat melihatnya makan dengan terlalu cepat. "Tuan muda Zhan Zihao, pelan-pelan makannya. Kalau kamu makan terlalu cepat seperti orang kelaparan begini, itu tidak akan baik untuk kesehatanmu."     

Entah sudah berapa kali Lie Nieduo telah mengingatkan hal ini kepada Zhan Zihao.     

Karena Zhan Zihao seolah mengerti kalau tidak baik makan terlalu cepat seperti ini, jadi dia pun mengiyakan, lalu dengan sengaja memperlambat makannya.     

***     

Di rumah Kediaman Raja Huayou yang tampak putih tertutupi salju, tampak seorang gadis dengan mantel merah cerah, sedang bertanding perang bola salju dengan para pelayannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.