Malu Loh
Malu Loh
Yang Jin juga tidak menolaknya dan segera mengiyakan perintah Liuli Guoguo. Dia mengangkat wajah kecilnya, sambil kedua lengannya memeluk adiknya yang berumur tiga tahun di depannya itu dengan erat untuk melindunginya.
"Kamu adalah Lin cantik! Kamu sama persis dengannya, aku tidak mungkin salah orang!" Kepalan tangan Liuli Guoguo semakin mengerat. Kali ini dia benar-benar tidak bisa mengendalikan diri lagi. Bahkan air mata telah menetes jatuh dari matanya.
Yang Jin menegakkan tubuhnya, tidak takut dan tidak malu, serta tidak terkejut. Ekspresinya begitu tenang, dan dia menjawab Liuli Guoguo dengan suara yang juga tenang. "Istri Raja Huayou, anda benar-benar telah salah paham. Aku bukanlah Lin cantik. Namaku Yang Jin."
"Bohong! Kamu bukan Yang Jin! Nama aslimu adalah Lin Lian'er. Kami semua suka memanggilmu Lin cantik. Kamu adalah Lin cantik!"
Lagi-lagi, air mata menetes dari mata anggur Liuli Guoguo yang besar. Dia khawatir dirinya yang terlalu emosi ini akan menakuti Lin cantik. Jadi, dia berusaha untuk melembutkan suaranya dan mendekati Lin cantik selangkah demi selangkah.
"Lin cantik, apa kamu baik-baik saja selama bertahun-tahun ini? Ternyata kamu tidak meninggal. Kamu masih hidup. Tidak heran, aku merasa sangat familiar dengan rasa roti panggang itu. Ternyata kamu yang membuatnya. Lin cantik, kamu..."
"Istri Raja Huayou, anda benar-benar salah orang. Jika tidak ada apa-apa lagi, tolong istri Raja Huayou, biarkan kami kembali. Kami masih harus kembali menjual roti panggang."
"Kami hanyalah rakyat kota biasa, perlu bekerja keras untuk menyambung hidup. Kalau tidak berdagang, maka kami tidak akan menghasilkan uang, dan yang ada besok akan mati kelaparan. Kami tidak punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama anda. Jadi, tolong bersimpatilah kepada kami wahai istri Raja Huayou."
Yang Jin melindungi dengan erat anak berumur tiga tahun di depannya, dan terus melangkah mundur. Dia takut Liuli Guoguo yang terus mendekatinya. Ekspresinya masih begitu tenang, namun seluruh tubuhnya menegang dan agak bergetar, seolah sedang menyembunyikan sesuatu.
"Kakak cantik, kamu salah orang. Kakakku bernama Yang Jin, bukan Lin cantik, juga bukan bernama Lin Lian'er." Pada saat ini, anak berumur tiga tahun yang dilindungi di depan Yang Jin mengangkat kepalanya dan mengatakan ini kepada Liuli Guoguo.
Saat melihat Liuli Guoguo yang matanya memerah dan mengerutkan kening, dia pun berkata lagi, "Kakak cantik, kamu sudah dewasa, tapi masih saja suka menangis, malu loh."
Mungkin setelah tahu kalau para paman besar itu tidak berniat jahat, ditambah melihat kakak berbaju merah muda yang tidak jauh darinya yang terlihat sangat cantik bak bunga persik dengan tetesan air hujan. Membuat orang yang melihatnya jadi sayang dan menyukainya. Nyalinya yang ciut pun langsung berubah menjadi besar.
Liuli Guoguo kembali tercengang di tempatnya, dia pun tidak melanjutkan untuk mendekati Yang Jin. Lalu dia menggigit bibirnya dan melihat ekspresi Yang Jin yang sangat tenang. Mengalihkan pandangannya lagi, dan melihat anak berumur tiga tahun di depan Yang Jin. Keyakinan di dalam lubuk hatinya pun mulai goyah. Dia... Apakah benar-benar bukan Lin cantik? batinnya.
Xuanyuan Pofan menundukkan matanya, melangkah maju dan memegangi pundak kecil Liuli Guoguo. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke pengawal kedua dan berkata, "Pengawal kedua, tolong antarkan mereka kembali ke toko roti panggang, dan berikan beberapa kristal kabut sebagai tanda minta maaf."
"Laksanakan."
Pengawal kedua mengepalkan tangan untuk memberi hormat kepada Xuanyuan Pofan. Lalu mengalihkan matanya ke arah Yang Jin dan anak berumur tiga tahun itu. Kemudian memberikan isyarat 'silakan' kepada mereka, dengan mengarahkan tangan keluar ruangan.
Yang Jin masih terlihat tenang, dia menarik tangan kecil adiknya, lalu berjalan keluar dari kamar.
Namun, saat kaki kecil dengan sepatu bersulam teratai itu hampir menginjakkan kakinya keluar dari ruangan. Tiba-tiba terdengar lagi suara yang manis dan jernih, seolah ingin memastikan kembali, "Apakah kamu benar-benar bukan Lin cantik?"
"Aku Yang Jin."
Tanpa menoleh, Yang Jin langsung menjawab Liuli Guoguo dengan tenang. Setelah itu, dia menggandeng adik berumur tiga tahunnya itu, dan terus berjalan keluar melewati pintu kamar tanpa berhenti sedikitpun.