Istri Kecilku Sudah Dewasa

Rasanya Spesial Sekali



Rasanya Spesial Sekali

0Xuanyuan Pofan menyendok sepotong udang dan memasukkannya ke dalam mangkuk Liuli Guoguo kali ini. Lalu dia berkata, "Kalau bukan Raja, dia tidak akan bisa kenal dengan putri klan siluman itu."     

"Kenapa?" tanya Liuli Guoguo dengan bingung sambil mengunyah.     

Walaupun kenal, "Ingin mendapatkannya tapi tak bisa mendapatkannya."     

Xuanyuan Pofan tidak lagi menyumpitkan lauk ke Liuli Guoguo, dan hanya makan buburnya sendiri. Tatapan matanya begitu dalam. Lalu, muncul sosok Ye Mingyou di kepalanya, membuat bibir tipisnya agak melengkung.     

Tok tok tok...     

Belum sempat Liuli Guoguo memikirkan ucapan Xuanyuan Pofan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.     

"Siapa?" tanya Liuli Guoguo sambil mengambil lauk di mangkuknya.     

"Nyonya kecil, ini hamba, Xiao Denglong."     

"Oh, oke sebentar." Liuli Guoguo menaruh sumpitnya dan membukakan pintu untuk Xiao Denglong.     

"Nyonya kecil, ini roti panggang!"     

Begitu membuka pintu, Xiao Denglong yang ada di luar pintu menyerahkan sebungkus roti panggang di tangannya kepada Liuli Guoguo dengan bersemangat.     

"Kamu benar-benar telah membelinya?" Liuli Guoguo langsung senang sekali. Dia pun mengambil kertas bungkus di tangan Xiao Denglong. "Bukannya aku sudah meminta Ding Xiang dan yang lainnya untuk menyuruhmu pulang ya?"     

Xiao Denglong menggaruk kepalanya. "Mereka memang sudah memanggilku pulang. Namun, saat itu sudah hampir giliranku dan pengawal kedua belas. Walaupun orang yang antri banyak, tapi toko penjual roti panggang itu melayani dengan sangat cepat sekali. Tidak butuh waktu lama, sudah sampai giliranku."     

"Terima kasih banyak ya. Cepat kamu ke lantai bawah untuk makan sana. Pengawal kedua belas juga ikut sana," kata Liuli Guoguo sambil melirik pengawal kedua belas di belakang Xiao Denglong.     

"Siap Nyonya kecil!" jawab pengawal kedua belas sambil mengangguk.     

***     

Setelah menutup pintu kamar, Liuli Guoguo menyobek sedikit bungkus kertas roti panggang itu, lalu menggigit roti panggang yang masih berada di kertas bungkus. Alis indahnya langsung naik, dan dia berseru dengan bahagia, "Ummm! Wow! Kakak Po, roti panggang ini benar-benar enak sekali! Bisa-bisanya ada roti panggang yang lebih lezat dari buatan Duo gemuk!"     

"Kakak Po, cepat cicipi ini. Ini benar-benar lezat sekali! Besok, aku juga mau makan ini lagi!!"     

Liuli Guoguo memegang roti panggang itu dan menaruhnya ke depan Xuanyuan Pofan. Lalu, mendekatkan roti itu ke mulut Xuanyuan Pofan dan memberinya isyarat untuk segera menggigit rotinya.     

Xuanyuan Pofan pun tersenyum saat melihat Liuli Guoguo yang bersemangat sekali, serta senang saat makan roti panggang itu. Dia menundukkan matanya, kemudian melirik ke roti panggang yang dipegang oleh kedua tangan Liuli Guoguo.      

Tanpa berpikir panjang, Xuanyuan Pofan pun mengikuti keinginan Liuli Guoguo dengan menggigit rotinya. Selain itu, bagian yang digigitnya adalah bagian yang tadi telah digigit oleh Liuli Guoguo.     

"Kakak Po, bagaimana rasanya?!"     

Liuli Guoguo menghentakkan kakinya dengan sangat bersemangat. Dia menantikan Xuanyuan Pofan menunjukkan ekspresi bersemangat dan senang seperti dirinya. Lalu, Xuanyuan Pofan perlahan menelannya. Setelah selesai ditelan, baru dia menjawab Liuli Guoguo, "Lumayan."     

Setelah Liuli Guoguo mendapatkan jawaban dari Xuanyuan Pofan, dia pun menghentakkan kakinya dan melompat dengan gembira seperti tombol on-off yang dihidupkan dengan makan roti panggang. Lalu, lagi-lagi dia makan roti panggang dengan sangat pelan sekali.     

Ketika baru saja memakannya, alisnya bergetar dan dia tidak bisa menahan diri untuk melompat lagi. "Wow! Benar-benar lezat sekali! Bagaimana ini kakak Po, aku merasa hampir gila! Apalagi rasanya spesial sekali. Seperti… Sepertinya... Aku pernah memakannya entah di mana… Seperti sudah pernah memakannya dulu."     

Liuli Guoguo mengerutkan keningnya dan berusaha mengaduk-aduk ingatannya dengan serius. Namun, setelah berusaha mengingatnya cukup lama, dia masih saja tidak ingat. Jadi, perhatiannya pun kembali teralihkan ke roti panggang yang sangat lezat itu.     

Hampir setiap gigitan, Liuli Guoguo selalu berseru dengan penuh semangat dan melompat dengan gembira. Bahkan dia menggigitnya pelan-pelan, dan tak rela untuk menggigitnya dengan gigitan besar. Sebab, dia khawatir kalau terlalu cepat memakannya, maka dia akan segera menghabiskan kelezatan ini.     

Jadi Liuli Guoguo memakannya dengan gigitan kecil. Apalagi, dia akan menggigit setiap gigitan dengan serius dan ketika mengunyahnya di mulut, juga dengan sangat serius.     

Sudut bibir Xuanyuan Pofan tampak tertarik. "Itu.. Bagaimana kalau kamu makan sambil duduk saja?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.