Istri Kecilku Sudah Dewasa

Du Song dan Qi Weiying



Du Song dan Qi Weiying

1Cui Le, Xiao Denglong, Ding Xiang, dan Mo Li yang duduk di dalam kereta di belakang, tertawa saat melihat peristiwa ini.     

"Kalau begini caranya, sepertinya pasar ibu kota besok akan menggila lagi deh." Ding Xiang menutup wajahnya dengan saputangan dan tidak bisa menahan tawanya.     

"Iya benar sekali. Aku khawatir kalau ibu kota besok akan diramaikan lagi dengan aksesoris yang dipakai oleh Nyonya kecil!" Xiao Denglong ikut sangat bersemangat.     

Cui Le dan Mo Li juga saling memandang dan ikut tertawa. Dia tidak bisa menahan diri untuk membuka tirai kereta kuda dan terus melihat keramaian di luar sana.     

***     

Kuil Tao Qing Feng,     

Sebenarnya, Du Song tidak pergi. Dia berdiri di belakang pohon sakura, dengan kedua matanya yang seperti bunga persik yang sangat memikat itu, sangat cocok dan proporsional dengan jenggot di wajahnya. Kedua mata itu menatap bunga sakura di depannya dengan agak melamun.     

Tapi, tidak ada bunga sakura di pohon sakura itu. Pohon itu tak berdaun dan tak berbunga, terlihat begitu sendiri dan sepi. Bunga sakura baru berbunga saat musim semi. Apalagi, hanya mekar sebentar dan kemudian layu dengan cepat. Periode mekarnya bunga sakura itu sangat sebentar sekali.     

Du Song melihat cabang-cabang pohon yang gundul di depannya, mengangkat tangannya dan menyentuhnya. Tiba-tiba, muncul kembali peristiwa tiga belas tahun yang lalu di dalam pikirannya.     

Tahun itu, wanita itu belum menjadi pengawal ketujuh, dia adalah Qi Weiying. Saat itu, dia baru berumur tujuh tahun. Dia mengenakan pakaian putih bermotif bunga sakura dan kupu-kupu yang tampak cantik dan anggun.      

Dia menari di bawah pohon sakura ditemani oleh bunga sakura merah yang jatuh berterbangan di sekitarnya. Wajahnya yang putih bersih dan lembut, dipenuhi dengan senyum riang yang lugu. Suara tawanya juga semerdu gemericik mata air.     

Sedangkan Du Song, saat itu baru berumur dua belas tahun. Dia memandangi Qi Weiying dari kejauhan dan tanpa sadar jatuh cinta dengan senyumannya. Jatuh cinta dengan suaranya, jatuh cinta dengan tariannya yang riang dan lincah, dan jatuh cinta dengan wajah kecilnya yang bersih, lugu dan tak ternodai apapun itu.     

Di tahun itu juga, ayahnya dan kakaknya sendiri yang menodai negeri gadis itu dengan darah. Membunuh ayah dan ibu gadis itu, menodai pakaian putihnya, membuat senyumnya dan masa kecilnya penuh dengan darah.     

Ujung jari Du Song bergetar. Cabang pohon bunga sakura yang berada di tengah jari-jarinya langsung patah begitu saja dan jatuh di tanah. Hembusan angin bertiup, membuat cabang kecil pohon sakura itu terbang jauh ditiup angin, lalu melayang jauh.     

***     

Penduduk di sekitar mereka semakin menggila dan ramai sekali. Pengawal kedua belas dan pengawal ketiga benar-benar tak tahan. Tapi mereka juga tidak berani mempercepat laju kereta kuda karena khawatir akan tanpa sengaja melukai penduduk yang mengejar kereta kuda mereka.     

Mereka berdua pun terus membujuk Tuan mereka. Akhirnya, Xuanyuan Pofan mau kembali ke dalam kereta kuda.     

Saat Xuanyuan Pofan kembali ke dalam kereta kuda, dia melihat gadis berbaju merah muda di dalam kereta kuda sedang memegang sisir di tangannya. Dia sedang menyisir bulu-bulu chinchilla yang ada di atas meja.     

"Kakak Po, kamu sudah selesai cari anginnya?!" Mata Liuli Guoguo bersinar cerah saat melihat Xuanyuan Pofan sudah kembali.     

Setelah Xuanyuan Pofan duduk, dia menggendong Xiang Gua, lalu dia sendiri kembali ke dekapan Xuanyuan Pofan. Kemudian Xuanyuan Pofan mengecup telinga Liuli Guoguo, dan lengan panjangnya merangkul tubuh kecil itu.     

Liuli guoguo bersandar dengan nyaman di dekapan Xuanyuan Pofan yang hangat. Dia terus menyisir bulu-bulu chinchilla yang ada di atas meja dengan sisir kayunya.     

"Sudah!" Setelah Liuli Guoguo selesai menyisir bulu coklat Xiang Gua, dia menepuk kepala Xiang Gua yang gemuk dengan pelan.     

"Terima kasih Nyonya kecil. Keindahan musim semi tidak sebaik dirimu!" Xiang Gua menyandarkan kepalanya ke pergelangan tangan Liuli Guoguo, lalu menggoyangkan pantat gemuknya dengan senyuman.     

"Begitu bicara langsung satu kalimat puisi. Xiang Gua-ku ini memang hebat sekali!" Liuli Guoguo menepuk lagi kepala Xiang Gua dengan lembut.     

Xiang Gua menggoyangkan pantatnya lagi, karena dia senang sekali dipuji.     

"Adik kelima kalau sudah selesai disisir, cepat pergi sana! Giliranku! Nyonya kecil, waktunya menyisir buluku!" Nan Gua tidak sabar menunggu lagi. Jadi dia langsung maju dan ingin menggeser Xiang Gua ke samping.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.