Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Melihat Nyonya Kecil! (1)



Aku Melihat Nyonya Kecil! (1)

3Alis indah Liuli Guoguo berkerut lagi, lalu dia mengeluarkan satu persatu chinchilla berwarna abu-abu tua dan juga chinchilla berwarna cokelat itu dari dalam keranjang bunga. Kemudian bertanya dengan serius, "Nan Gua, Cai Gua, kenapa kalian berkelahi lagi?"     

Cai Gua mengeluarkan suara cicit dengan marahnya, bahkan sampai bicara dengan tidak menggunakan bahasa manusia. Dia terus berkata dengan bahasa chinchilla kepada Liuli Guoguo, "Nyonya kecil, saat kakak keempat tidur, air liurnya menetes ke buluku. Ih, bau sekali!"     

"Aku tidak sengaja kok. Apa harus kamu sampai seperti ini hah?!" Nan Gua melipat tangannya ke depan dada dengan ekspresi tak terima.     

"Saat kamu tidur, dengkuran mu lebih keras dari siapapun. Air liurmu juga lebih banyak dari siapapun! Dan air liurmu itu sangat bau. Ih menyebalkan! Menyebalkan sekali! Aku tidak akan merasa nyaman kalau tidak memukulmu!" Cai Gua melipat cakarnya juga ke depan dada, dadanya terus naik turun karena marah.     

"Siapa yang kalau tidur tidak mendengkur? Siapa yang air liurnya tidak bau? Bicaramu seperti air liurmu wangi saja, cih!" Nan Gua memutar bola matanya dengan kesal kepada Cai Gua, sambil wajahnya masih penuh dengan ekspresi tidak terima.     

"Kamu!" Dada Cai Gua langsung gemetar lagi karena marah.     

Liuli Guoguo menaikkan sudut bibirnya, mengerutkan keningnya, dan kemudian menaruh chinchilla di tangan kanan dan tangan kirinya itu di atas meja. "Kalian berdua ini ya, bisa tidak sih alasan kalian berkelahi itu adalah alasan yang lebih baik lagi."      

"Berkali-kali berkelahi, dan dulu karena saat tidur selimutnya tiba-tiba direbut, lalu pernah juga berkelahi karena kentut yang mengenai mulut yang lainnya. Kemudian perkelahian kali ini, alasannya jadi lebih buruk lagi."      

"Kamu juga Nan Gua, apakah saat kamu tidur, kamu bermimpi wanita yang sangat cantik sekali sampai ngiler sebanyak itu, bahkan sampai air liurmu itu mengenai Cai Gua? Aku padahal biasanya juga sudah banyak memberimu makan kacang-kacangan yang sangat lezat loh."      

"Sedangkan kamu Cai Gua, memang benar air liur kalau kena bulu itu pasti bau sekali. Tapi kamu tinggal basuh saja, bukankah selesai masalahnya. Kenapa juga harus sampai berkelahi seperti ini? Apalagi, kamu sebentar lagi akan menikah dan pergi dari rumah ini."      

"Setelah kamu menikah dan pindah ke puncak pegunungan Cangsan, pasti akan sulit untuk bertemu dengan kakak keempat mu saat kamu merindukannya. Kenapa kamu tidak bisa menghargai waktu indah saat kalian bisa bersama-sama. Eh, malah berkelahi begini!"     

Liuli Guoguo mengelus-elus kepala Nan Gua dan Cai Gua sambil menasehati mereka panjang lebar.     

***     

"Tuan, apa… Apa anda tidak lebih baik masuk ke dalam kereta kuda saja. Coba Tuan lihat ke sekeliling kita..."     

Pengawal kedua belas berkedip, lalu berkedip lagi dan lagi. Akhirnya dia memberanikan diri untuk bicara kepada pria berjubah hitam yang katanya cari angin dan saat ini berada di tengah dia dan pengawal ketiga.     

Mereka melajukan kereta kuda mereka di jalanan panjang di bawah gunung Qing Feng. Di daerah bagian bawah gunung Qing Feng ini awalnya sangat jarang penduduk. Jadi saat lewat sini, akan jarang melihat apapun.     

Tapi saat Xuanyuan Pofan keluar dari kereta kuda, dan setelah duduk di papan depan kereta kuda untuk cari angin. Dua sisi jalanan gunung Qing Feng yang awalnya jarang ada orang, langsung dengan cepat dipenuhi dengan banyak penduduk yang sedang berkumpul.     

Satu persatu dari mereka membelalakkan matanya karena terkejut. Matanya bersinar ketika melihat Xuanyuan Pofan, sambil mulai berbisik-bisik. Karena kereta bergerak maju, beberapa orang yang sangat terobsesi ingin melihat, sampai menyeret keluarga mereka untuk mengejar kereta kuda.     

"Ya Tuhan, apakah itu Raja Huayou?"     

"Wow! Benar-benar Raja Huayou! Di dunia ini, mana ada pria yang setampan ini selain Raja Huayou? Aku tidak mungkin salah lihat. Dia pasti Raja Huayou!"     

"Tapi tidak benar deh. Kereta kuda yang ditumpangi Raja Huayou harusnya sangat mewah dan megah. Kenapa dia naik kereta kuda yang biasa begitu?"     

"Siapa juga yang tahu alasannya, tapi aku sangat yakin kalau itu Raja Huayou! Coba kamu lihat pose duduknya yang malas-malasan tapi tampak begitu terhormat dan mulia. Coba lihat juga alisnya yang indah itu. Coba lihat juga paras wajahnya yang sempurna. Coba lihat juga bentuk wajah yang begitu tegas itu dan mata elang yang sangat indah namun mengerikan itu. Tidak salah, dia pasti Raja Huayou!!!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.