Istri Kecilku Sudah Dewasa

Liuli Guoguo yang Tidak Lugu Lagi



Liuli Guoguo yang Tidak Lugu Lagi

2"Kakak Po, ayo menurutlah, naiklah ke ranjang dan peluk aku dengan erat!" Liuli Guoguo melihat Xuanyuan Pofan yang tidak juga meresponnya. Bibir merah mudanya pun terbuka, dan kemudian melontarkan ucapan yang mengejutkan ini.     

Sudut bibir Xuanyuan Pofan berkedut. Dia membelai wajah kecil Liuli Guoguo, tersenyum dan berkata, "Wu Yunlie telah membantu memulihkan tenaga dalamku. Aku sudah sangat membaik."     

"Hanya saja, karena kurang tidur, jadi mataku masih merah. Aku akan baik-baik saja setelah tidur. Aku tidak perlu... Tidak perlu kamu memelukku." Saat mengucapkan kalimat terakhir, Xuanyuan Pofan sebenarnya tertawa di dalam hati.     

"Kalau begitu, cepat naiklah dan tidur bersamaku. Aku akan menemani kakak Po tidur!" Liuli Guoguo bicara dengan begitu yakin, seolah menggantung ekspresi 'Aku akan menemanimu melakukan semuanya' di wajah kecilnya itu.     

"Tidak usah, aku akan tidur di kamar selatan," kata Xuanyuan Pofan sambil mencubit wajah kecil Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo tak berdaya. Dia mulai panik, kemudian mengerutkan kening dan mengatakan lagi ucapan yang sangat mengejutkan dari mulut kecilnya, "Kakak Po, apakah kamu takut tidak bisa mengendalikan dirimu? Lalu... Lalu... Lalu melakukan itu padaku."     

Liuli Guoguo yang lugu tanpa sadar berubah jadi Liuli Guoguo yang tidak lugu lagi.      

Kemudian, telapak tangan Xuanyuan Pofan yang sedang mencubit wajah kecil gadisnya yang lembut itu langsung berhenti. Dalam sekejap, suasana di sekitar mereka jadi hening.     

"Kakak Po tenang saja. Tidak apa-apa jika Kakak Po tidak bisa mengendalikan diri. Aku tidak kebera… Uh..."     

Liuli Guoguo yang sudah tidak lugu lagi ini belum selesai bicara, namun tiba-tiba bibir merah muda kecilnya telah dicium oleh pria yang agak membungkuk itu.      

Saat ini, Xuanyuan Pofan tidak berani bertindak gegabah, dia hanya berani mempertahankan satu pose saja, hingga gadis di dekapannya lemas dan pusing karena diciumnya. Agar dia tidak lagi mengucapkan kata-kata yang mengejutkan.      

Setelah itu, Xuanyuan Pofan langsung berdiri dan mengucapkan selamat malam dengan lembut, lalu berbalik dan pergi.     

Kepala kecil di atas bantal saat ini pusing. Mata anggurnya hanya melihat punggung berjubah hitam yang perlahan terlihat semakin kecil. Dia sama sekali tidak punya tenaga untuk menyuruhnya tetap di sini.      

Rasa kantuk yang besar menyerangnya, Liuli Guoguo memiringkan kepalanya dan dengan lemahnya tertidur begitu saja. Bibir kecilnya maju, seperti sedang bermimpi indah, bermimpi hal yang sangat memalukan. Wajah kecilnya pun tiba-tiba jadi semakin memerah.     

***     

Keesokan harinya,     

Kediaman Raja Huayou diserang hujan yang sangat deras. Setiap bunga dan rerumputan hijau yang padat, dipenuhi dengan butiran-butiran air sebesar kacang kedelai. Begitu jernih seperti permata, yang terkadang memantulkan sinar matahari yang hangat.     

Di bawah tenda kelambu warna hitam, Xi Gua yang berselimutkan sapu tangan merah muda. Entah sejak kapan telah memindahkan tubuh gemuknya ke bawah ketiak gadis itu.     

Liuli Guoguo menendang selimut dengan kaki kecilnya, dan langsung melompat duduk bak ikan yang keluar dari dalam air. Dia mengangkat tangannya dan mengucek matanya.     

Chinchilla kecil berwarna hitam itu langsung terjatuh dari ketiaknya, ke selimut yang empuk. Dia mengerutkan keningnya sejenak, lalu kembali tidur dengan nyenyak.     

Liuli Guoguo menggendong chinchilla kecil yang berselimut sapu tangan itu, yang berada di samping bantal. Setelah menaruhnya ke dalam ruang sihir gelangnya, dia pun dengan cepat turun dari ranjang. Lalu memakai sepatu bot birunya, dan berlari menuju kamar selatan di paviliun Chiming.     

***     

Liuli Guoguo khawatir kalau Xuanyuan Pofan masih tidur. Jadi, karena khawatir akan mengganggu tidurnya, dia pun membuka pintu kamar dengan sangat pelan, lalu melangkahkan kakinya dengan pelan juga, menuju samping ranjang Xuanyuan Pofan. Begitu sampai di ujung ranjang, dia bersandar di tepi ranjang dan melihat pria tampan di ranjang yang memang sedang tidur nyenyak.      

Dalam sekejap, tiba-tiba matanya memerah lagi saat teringat kembali apa yang dikatakan oleh pengawal kedua belas. Kalau Xuanyuan Pofan tidak memejamkan matanya empat hari empat malam, dan terus latihan pedang hingga akhirnya berhasil membawanya pulang.     

Liuli Guoguo diam-diam bersandar ke tepi ranjang, lalu melihat pria itu. Dia tidak bisa menahan diri berkata di dalam hati, Kakak Po, maaf. Aku salah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.