Rasanya Ingin Menciumnya...
Rasanya Ingin Menciumnya...
Selimut kempis di bawah tenda kelambu hangat berwarna hitam langsung berubah menjadi gundukan lagi, dengan hanya kepala kecilnya saja yang keluar dari dalam selimut hangat.
Entah apa yang sedang dijelajahi oleh kepala kecil itu. Mata anggurnya yang besar seperti mabuk, begitu jernih dan basah. Lalu wajah kecilnya semakin lama semakin memerah. Seolah bila ada daging perut babi yang dilempar ke atasnya, maka akan langsung matang hingga bersuara.
Tidak heran setiap kali selesai berciuman dengan Kakak Po, Kakak Po selalu langsung pergi ke kamar mandi dan rambutnya jadi basah. Tidak heran setiap kali selesai berciuman lama dengan Kakak Po, sosisnya berubah menjadi sosis besar dan... Dan… Dan begitu keras.
Huh kasihan sekali Kakak Po. Sekarang aku ingin sekali memeluknya, memanjakannya dan menciumnya, batin Liuli Guoguo.
Tubuh kecil di dalam selimut itu berbalik, kemudian tangan kecilnya yang seputih salju menarik ujung kasurnya. Liuli Guoguo merasa dirinya sangat malu sekali, tapi ada rasa simpati yang begitu dalam di dasar hatinya untuk Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo berbalik beberapa kali. Mata anggurnya yang besar melirik ke sana kemari dan masih saja belum melihat Xuanyuan Pofan kembali. Dia pun kembali berbaring di atas ranjang, lalu mengeluarkan satu buku dari dalam ruang sihir gelangnya, yang tadi diambilnya dari kotak besar.
Kebetulan sekali Liuli Guoguo melirik Xi Gua yang ada di dalam ruang sihir dan sedang mengulurkan kedua tangannya minta digendong. Sehingga, dia pun sekalian mengeluarkan Xi Gua dari dalam ruang sihir.
"Nyonya kecil, kenapa wajahmu merah sekali?" Saat Xi Gua dikeluarkan oleh Liuli Guoguo, dia langsung menanyakan apa yang dibingungkannya.
"Em... Panas," jawab Liuli Guoguo dengan asal-asalan.
"Oh oh. kalau begitu aku akan mengipasi Nyonya kecil!" Xi Gua pun mulai menggunakan cakar kecilnya untuk mengipasi wajah kecil Liuli Guoguo.
"Tidak perlu, sebentar lagi juga akan baik-baik saja." Liuli Guoguo tersenyum saat melihat sikap Xi Gua yang imut itu.
"Oh oh, baiklah," jawab Xi Gua sambil tersenyum.
Liuli Guoguo sedang berbaring di ranjang, sambil kedua sikunya ditekuk di atas ranjang untuk menopang kepalanya. Bukunya diletakkan di atas bantal dan kepala kecilnya yang berada di luar selimut menoleh untuk melihat pintu kamar yang masih begitu sunyi, dan tak ada satupun jejak kembalinya Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo kemudian membuka buku yang dikeluarkannya itu, dan membacanya dengan serius di dalam selimut.
Chinchilla kecil berwarna hitam yang berbaring di lengan Liuli Guoguo melirik buku yang dibuka olehnya. Namun, di buku itu tidak ada apa-apa. Bahkan tidak ada rentetan kata yang begitu padat. Hanya beberapa kata saja, disertai dengan gambar yang aneh. Lalu, di gambar itu seperti ada orang yang sedang menari, tapi juga terlihat seperti berkelahi.
Xi Gua menggaruk kepalanya dan melihat Liuli Guoguo yang sedang membaca buku dengan serius. Bahkan air liurnya hampir saja menetes dari mulutnya. Melihat ini, dia pun bingung dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Nyonya kecil, buku apa yang kamu baca?"
Setelah mendengar suara cicit itu, pundak kecil Liuli Guoguo langsung bergetar. Dia baru menyadari kalau Xi Gua, si chinchilla kecil ini berada di lengannya. Dia pun bergegas menutup mata chinchilla bulatnya, dan menaruhnya di ujung bantal.
Liuli Guoguo langsung mengeluarkan sapu tangan merah muda, lalu menutupi Xi Gua dengan sapu tangan itu sambil mengelus kepala berbulunya. "Xi Gua, ini sudah malam. Cepat tidurlah. Aku… Em… Aku… Aku sedang belajar."
"Oh oh. Nyonya kecil rajin sekali." Xi Gua menyandarkan kepala kecilnya ke tangan kecil Liuli Guoguo yang seputih salju.
Mata anggur Liuli Guoguo yang besar dan jernih berkedip lagi dan lagi. Karena dia bingung, sebaiknya harus bagaimana menjawab pertanyaan Xi Gua ini.
"Nyonya kecil, sebenarnya aku tidak terlalu mengantuk. Setelah minum ASI, semangatku kembali penuh. Aku bisa menemani Nyonya kecil lebih lama lagi kok!"