Kamar Bundar Harus Bagaimana Bundarnya (2)
Kamar Bundar Harus Bagaimana Bundarnya (2)
"Pengawal kedua belas!" Setelah memanggilnya, Liuli Guoguo baru ingat kalau pengawal kedua belas baru saja pergi ke halaman Liuli Guoguo. Jadi, dia pun memanggil yang lain, "Pengawal ketiga! Pengawal tiga, apa kamu ada di luar?"
"Iya Nyonya kecil, hamba di luar!" jawab pengawal ketiga sambil mengetuk pintunya.
"Cepat kemarilah!"
"Laksanakan!" jawab pengawal ketiga. Dia membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk ke dalam, "Nyonya kecil ada apa memanggil hamba?"
"Pengawal ketiga, tolong panggilkan Xie Shuizhi, wakil kepala pelayan kemari!" kata Liuli Guoguo kepada pengawal ketiga sambil memegang erat selimut di tubuhnya.
"Laksanakan, hamba akan pergi melaksanakannya sekarang juga!"
***
"Salam hormat hamba bertemu Nyonya kecil." Jarang sekali Nyonya kecil memanggil wakil kepala pelayan dari kediaman Raja Huayou. Oleh karena itu, Xie Shuizhi pun sangat senang sekali.
Liuli Guoguo membelai rambutnya yang ada di samping telinga, lalu berkata kepada Xie Shuizhi dengan suara yang manis, "Xie Shuizhi berdirilah, tidak perlu memberi hormat. Cepatlah sini, ke samping ranjang, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."
"Laksanakan." Xie Shuizhi membungkukkan badan, lalu berjalan ke samping ranjang Liuli Guoguo.
"Xie Shuizhi, duduklah." Liuli Guoguo memandang Xie Shuizhi yang begitu berhati-hati. Dia pun menepuk tepi ranjang untuk memberi isyarat padanya agar duduk disitu.
Xie Shuizhi panik dan buru-buru melambaikan tangan, "Tidak boleh Nyonya kecil. Ini, ini, ini adalah ranjang Tuan. Status hamba sangat rendah, tidak boleh sampai menodai ranjang Tuan!"
"Tidak apa-apa Xie Shuizhi, cepat duduklah." Liuli Guoguo menarik lengan baju Xie Shuizhi, mata anggurnya berkedip dengan begitu imut dan menggemaskannya.
Nyonya kecil ra, ra, ramah sekali, batin Xie Shuizhi. Dia mengedipkan matanya juga, entah mengapa dia merasa kalau apa yang akan ditanyakan oleh Liuli Guoguo tidaklah sederhana. Hatinya tercekat dan dia jadi gugup sekali.
Xie Shuizhi adalah orang yang tahu batasan dalam bersikap. Dia tidak pernah berani melewati batasannya kepada Tuan selama bertahun-tahun. Jadi, begitu Liuli Guoguo menarik lengan bajunya, dia pun langsung ketakutan tidak karuan. Dia buru-buru mundur, lalu berlutut di lantai.
"Nyonya kecil, maafkan hamba karena tidak bisa menuruti permintaan Nyonya kecil. Silakan katakan apa yang Nyonya kecil ingin katakan, aku akan mendengar dari samping ranjang. Identitas hamba yang rendah tidak boleh menodai ranjang Tuan!"
Liuli Guoguo menghela napas dengan tak berdaya. Melihat Xie Shuizhi yang ketakutan, dia pun tak memaksanya lagi untuk duduk di tepi ranjang. Dia membuka selimutnya, turun dari ranjang, lalu bergegas membantu Xie Shuizhi berdiri.
Kemudian Liuli Guoguo berkata dengan suara lembut dan imutnya, "Sudahlah, sudahlah, baiklah kalau kamu tidak mau duduk di sana. Cepat bangunlah, kenapa tiba-tiba jadi berlutut sih? Kalau seperti ini tidak bagus. Tahu tidak?"
Setelah Liuli Guoguo membantu Xie Shuizhi berdiri, dia pun memindahkan sebuah kursi untuk Xie Shuizhi dengan kaki yang tak mengenakan kaos kaki. "Xie Shuizhi, kalau begitu duduklah di sini."
Xie Shuizhi tidak menyangka kalau Liuli Guoguo akan turun sendiri dari ranjang dan membantunya berdiri. Bahkan yang lebih tak disangka olehnya, dia bertelanjang kaki hanya untuk memindahkan kursi untuknya. Jantung tuanya terkejut bahagia, dan terasa hangat sekali sampai butuh waktu lama untuk kembali sadar dari perasaan itu.
Saat Xie Shuizhi telah pulih, dia langsung terkejut lagi. Dia pun buru-buru menepuk pahanya sendiri dengan panik sekali. "Aduh Nyonya kecil! Ke, ke, kenapa kamu turun dari ranjang dengan kaki telanjang! Jika kedinginan, apa yang harus hamba lakukan. Nyonya kecil, cepat kembalilah ke atas ranjang!"
"Iya iya, aku ini kembali naik ke atas ranjang!" Liuli Guoguo khawatir kalau Xie Shuizhi terkejut lagi dan malah akan kembali berlutut seperti tadi. Dia pun menggosok hidungnya, dan bergegas berjinjit. Lalu merangkak naik ke atas ranjang, dan kemudian masuk ke dalam selimut dengan patuhnya.
Xie Shuizhi menyeka tetesan keringat dari keningnya, dia pun kembali tenang.