Kakak Po, Matamu Sangat Merah
Kakak Po, Matamu Sangat Merah
Pengawal kedua belas melihat Xuanyuan Poxi yang bertanya lagi, jadi dia hanya membalas dengan diam tanpa menjawab Xuanyuan Poxi. Tapi, diamnya ini membuat Xuanyuan Poxi merasa kalau pengawal kedua belas mengiyakan dugaannya ini.
Dia pun membelalakkan mata, dan kemudian berteriak kepada pengawal kedua belas lagi, "Pengawal kedua belas, hari ini kakak keenamku menutup semua gerbang ibu kota. Apa mungkin... Karena si persik madu, ya?"
Namun, pengawal kedua belas tetap tidak bicara.
"Ya Tuhan, ternyata kakak keenamku benar-benar menghilangkan istri kecilnya yang cantik dan imut." Xuanyuan Poxi menelan ludahnya, lalu mulai memikirkan cara untuk mendapatkan istri yang cantik dan imut itu ke tangannya.
Pengawal kedua belas tercengang. Setelah berpikir sejenak, Yang Mulia Pangeran Mahkota juga bukan orang luar. Jadi, dia pun akhirnya berkata kepada Xuanyuan Poxi, "Yang Mulia tenang saja, Nyonya kecil sudah ditemukan dan dibawa kembali oleh Tuan."
Xuanyuan Poxi tertegun. Baiklah, mimpi indahku baru saja dimulai, tapi harus hancur begitu saja, batinnya.
"Heh, kakak keenam benar-benar kehilangan si persik madu?" tanya Xuanyuan Poxi yang langsung bereaksi dan terkejut sekali.
Pengawal kedua belas berpikir sejenak dan mulai merangkai kata-kata, lalu menjawab Xuanyuan Poxi. "Yang Mulia, kami sebagai bawahan merasa tidak baik membicarakan masalah Tuan dan Nyonya kecil. Lebih baik, Yang Mulia silakan bertanya langsung saja kepada Tuan dan Nyonya kecil bila ada kebingungan yang ingin ditanyakan."
"Pengecut!" Xuanyuan Poxi memutar bola matanya kepada pengawal kedua belas, lalu mengetuk kepala pengawal kedua belas dengan tongkat.
Pengawal kedua belas tidak menjelaskannya, membuat Xuanyuan Poxi malah jadi semakin penasaran. Matanya menyipit, lalu beralih melirik kepada pengawal ketiga yang tak jauh darinya. Dia pun langsung pergi menghampirinya.
"Pengawal ketiga, gaya rambutmu hari ini tampan sekali."
Setelah Xuanyuan Poxi sampai ke depan pengawal ketiga dan selesai menyanjungnya, dia sepenuhnya tidak memperhatikan. Jadi, begitu selesai bicara tadi, seperti ada tatapan permusuhan yang dilemparkan ke punggungnya.
"Yang Mulia Pangeran Mahkota, gaya rambutku setiap hari seperti ini," jawab pengawal ketiga sambil mengedipkan mata.
"Kalau begitu aku salah bicara, setiap hari kamu tampan sekali. Tapi aku tetap lebih tampan, jika tidak, pengawal kesembilan mana mungkin... Uhuk uhuk uhuk.."
Xuanyuan Poxi bicara sebentar, lalu tiba-tiba dia merasakan kalau pengawal kesembilan pria yang begitu dingin itu berdiri tidak jauh darinya. Jadi, dia pun langsung menelan lagi semua ucapannya ke dalam perutnya, dan menggunakan batuk untuk memecahkan kecanggungan ini. Dia buru-buru mundur menjauh dari pengawal ketiga, dan dengan cepat kembali ke tempatnya semula.
Xuanyuan Poxi memutuskan menunggu kakak keenam dan si persik madu keluar, baru setelah itu tanya langsung kepada mereka. Sebab, pengawal kakak keenam bukanlah orang-orang yang bisa diprovokasi seenaknya.
Ma Jinjiao, selir pangeran mahkota yang duduk di sebelah Xuanyuan Poxi tidak bisa menahan diri melirik beberapa pengawal di dalam ruangan itu. Jelas-jelas, dia tadi lumayan mengerti percakapan antara pangeran mahkota dan juga beberapa pengawal itu. Tapi kemudian, entah kenapa tiba-tiba dia merasa jadi tidak mengerti.
Ma Jinjiao selalu merasa ada sesuatu yang aneh, tapi dia juga tidak tahu apa yang aneh itu.
***
Di dalam ruangan,
"Kakak Po, matamu merah sekali." Rambutmu juga berantakan, kenapa bisa seperti ini? batin Liuli Guoguo.
Setelah Liuli Guoguo menyentuh elang raksasa, kemudian elang raksasa itu dimasukkan kembali ke dalam ruang sihir cincin Xuanyuan Pofan. Lalu, Xuanyuan Pofan pun juga menurunkan Liuli Guoguo dari pundaknya.
Setelah Xuanyuan Pofan menurunkan Liuli Guoguo ke lantai, dia kembali memeluknya ke dalam dekapannya.. Mencubit dagunya yang lembut, mengangkat wajah kecilnya dan tak bisa menahan diri untuk ingin menciumnya lagi. Hanya saja, saat hampir menyentuh bibir kecilnya, Liuli Guoguo tiba-tiba bertanya ini padanya.