Kamu, Kamu Jangan Mendekat...
Kamu, Kamu Jangan Mendekat...
Begitu Xuanyuan Pofan masuk ke dalam, matanya langsung tertuju pada seorang 'pemuda' berbaju biru yang terbaring diam di atas ranjang, dengan tompel merah besar di wajahnya dan tubuh yang terlihat agak gemuk karena bajunya.
Dada pria itu bergetar hebat, dia dengan cepat berjalan menuju manusia kecil di ranjang itu.
***
Liuli Guoguo selalu merasa dirinya sedang bermimpi lama sekali. Lama sekali sampai rasanya hidupnya telah menjadi tua, dan hanya ada satu orang yang tersisa dan akan menemani sisa hidupnya. Orang itu adalah...
Sebelum bisa melihat dengan jelas wajah orang itu, Liuli Guoguo merasakan ada mata yang panas menyala-nyala dengan aneh sedang menatapnya. Tubuhnya langsung bergidik dan dengan cepat dia membuka mata serta bulu matanya.
Pertama yang dilihat oleh matanya adalah wajah tampan Xuanyuan Pofan yang sangat marah. Mata elangnya yang indah memerah, alisnya yang tebal naik dan berkerut. Tapi ada kegembiraan dan kebahagiaan yang tak terlukiskan di wajah itu.
"Huwaaah!"
Liuli Guoguo tanpa sadar menjerit. Dia bangkit dari pelukan, lalu dengan cepat menarik dirinya ke pojokan ranjang dan memeluk lututnya erat-erat. Kemudian meringkukkan tubuhnya bak bola kecil yang mencoba menghilangkan aura keberadaannya.
Hari ini, sikap kasar dan liar pria itu muncul lagi di dalam pikirannya. Ekspresi gila pria itu yang seperti iblis tiba-tiba muncul lagi. Seluruh tubuh Liuli Guoguo gemetaran karena dia ingat lagi ketika pria yang memeluk dan menciumnya, namun selalu saja memanggil nama wanita lain. Membuat ketakutan yang besar melonjak dari dalam hatinya.
Xuanyuan Pofan melihat Liuli Guoguo yang menatapnya seperti menatap seorang iblis. Dia berusaha melarikan diri di pojokan ranjang dengan tubuh gemetaran dan ketakutan. Entah kenapa ada bagian di dalam hati Xuanyuan Pofan yang rasanya dipukul dengan keras, terasa sakit, sakit sekali.
Bibir tipis itu merapat lebih kencang, alis tebalnya yang indah lagi-lagi berkerut. Sebelum gadis ini bangun, Xuanyuan Pofan padahal sudah menyiapkan ratusan cara untuk menghibur dan membujuk gadis ini.
Namun, begitu melihat gadis itu setakut ini kepadanya, Xuanyuan Pofan pun langsung merasa tak berdaya. Semua kata-kata tersebut hancur berkeping-keping karena wajah mungil gadis itu yang ketakutan.
Entah sudah berapa lama udara terasa hening, gadis yang meringkuk di pojokan ranjang masih saja memeluk lututnya dengan erat dan membuat tubuhnya melingkar bak bola. Dia mengubur kepalanya dalam-dalam ke lututnya, dan seluruh tubuhnya masih bergetar hebat.
Sedangkan pria berjubah hitam yang duduk di ujung ranjang, hanya menatapnya dan diam di tempatnya. Dia tak memiliki keberanian untuk mengatakan sepatah kata pun. Dia takut tindakan atau kata-katanya akan membuat gadis itu semakin ketakutan.
Diam dan keheningan seperti ini berlangsung untuk waktu yang sangat lama, bahkan saat langit mulai gelap, dan bulan yang melengkung seperti kail. Entah sejak kapan sudah menggantung di langit yang hitam dan gelap itu.
Pada akhirnya, ada suara kerucukan perut yang memecah keheningan di antara mereka berdua. Liuli Guoguo menelan ludahnya dan dengan cepat memeluk dirinya sendiri lebih erat. Dia merasa dirinya bodoh sekali, wajah dengan tompel merah besar itu memerah malu.
Xuanyuan Pofan mendengar suara kerucukan perut itu. Dia baru sadar dan kemudian memandangi penampilan gadis yang meringkuk di pojokan ranjang itu. Wajah kecil itu begitu kurus, sehingga dagunya tampak lebih tajam, daging di pipinya hampir hilang setengah lebih. Tubuh kecil itu bahkan jadi semakin kurus seperti tubuh kekurangan gizi.
Baru tiga hari, baru tiga hari, si kucing kecilku kenapa bisa-bisanya jadi kurus seperti ini? batinnya. Xuanyuan Pofan mengerutkan keningnya, hatinya sedih dan sakit sekali. Dia tidak lagi ingin berdiri diam dan hanya membeku dengan Liuli Guoguo. Maka, dia mengulurkan lengannya yang panjang itu, ke gadis yang meringkuk bak bola di pojokan ranjang.
"Kamu, kamu jangan mendekat..."
Liuli Guoguo menggigit bibir merah mudanya dengan kencang. Dia ketakutan dan buru-buru mengeluarkan suara manisnya yang diiringi dengan ketakutan yang besar.