Tuan, Benar-Benar Mau Gila
Tuan, Benar-Benar Mau Gila
Xuanyuan Pofan sudah hampir tidak bisa tahan lagi. Dia muntah darah lagi tadi, seluruh tubuhnya seperti dibakar oleh api panas, kedua mata elangnya merah sekali. Dia memijat keningnya, lalu muncul sosok kecil kurus berbaju merah muda di dalam pikirannya.
Pengawal kedua belas melihat Xuanyuan Pofan yang berdiri diam di samping jendela, tatapan matanya tertuju lurus di sebuah tempat di luar jendela. Dia pun tidak bisa menahan diri, lalu maju dan mencoba membujuk Xuanyuan Pofan.
"Tuan, pasukan prajurit tengkorak pasti akan membawa Nyonya kembali. Tuan sudah tidak tidur selama empat hari empat malam. Jika terus seperti ini, begitu Nyonya kecil kembali dan melihat Tuan seperti ini, dia pasti akan khawatir dan sedih."
Lalu, sudah lama sekali ucapannya itu terucap, namun Xuanyuan Pofan masih saja berdiri di samping jendela. Menatap diam keluar jendela, seolah ada api menyala-nyala yang terkumpul di seluruh tubuhnya.
Pengawal kedua belas hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya, dan menghela napas berat di dalam hatinya. Tuan kami ini benar-benar mau gila. Nyonya kecil, cepat kembalilah! batinnya.
Xuanyuan Pofan menatap keluar jendela, hatinya semakin lama semakin tercekat. Si kucing kecilnya pasti pergi dari kediaman Raja Huayou saat malam hari. Malam itu pasti gelap dan dingin, entah bagaimana keadaannya sekarang ini. Hal itu membuatnya tak berani terus memikirkan ini. Dia pun lagi-lagi merasakan darah di tenggorokannya.
Pada saat ini, sebuah cahaya melintas dengan cepat. Jenderal pasukan tengkorak langsung muncul di belakang Xuanyuan Pofan. Lalu membungkuk dan melapor pada Xuanyuan Pofan, "Tuan, Nyonya kecil dibawa pergi oleh Ye Mingyou."
Bruaaaaakkk...
Setelah selesai terdengar suara yang keras. Dalam sekejap, seluruh meja, kursi, lemari, kusen jendela di ruangan itu dihancurkan berkeping-keping oleh kemarahan besar pria itu. Aura dingin langsung menyebar ke seluruh tubuh Xuanyuan Pofan. Namun mata elang pria itu bercampur dengan ambisi yang rumit, tanpa sedikitpun ketegangan.
Pengawal kedua belas langsung mundur sejauh mungkin. Setelah semua barang itu dihancurkan oleh kemarahan dan tuannya mulai mereda. Baru dia kembali ke sana dengan cepat, dan berjaga lagi di belakang Xuanyuan Pofan.
Xuanyuan Pofan marah sekali karena Ye Mingyou lebih cepat menemukannya. Bahkan walaupun dia tahu kalau Ye Mingyou bisa lebih cepat menemukannya, karena dia dulu pernah membuat perjanjian hidup dan mati dengan Liuli Guoguo. Lalu, karena perjanjian inilah, Ye Mingyou bisa dengan mudah menemukannya.
Kedua jenderal pasukan tengkorak berlutut. Ekspresi di balik topeng tengkorak mereka sangat serius, dipenuhi rasa menyalahkan diri sendiri dan juga rasa bersalah. "Tuan, kekuatan Ye Mingyou sangat tinggi dan tak bisa ditebak. Hamba tak mampu membawa Nyonya kecil kembali. Tolong hukum hamba atas kelalaian tugas ini."
Mereka adalah jenderal terhebat milik Xuanyuan Pofan. Tapi mereka tidak sanggup melawan Ye Mingyou yang seorang diri. Ini membuat mereka benar-benar merasa bersalah.
Namun, aura Ye Mingyou hari ini memang benar-benar mengejutkan. Ternyata ada satu orang di dunia ini yang bisa dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, mengalahkan ratusan prajurit tengkorak mereka.
"Pergilah." Xuanyuan Pofan menggerakkan bibirnya dan hanya melontarkan satu kata ini dengan tenang.
"Baik." Jenderal pasukan tengkorak tidak berlama-lama dengan kebingungan dan keterkejutan mereka, mengenai kenapa Xuanyuan Pofan tidak menghukum mereka. Sebab, mereka hanya bertugas untuk patuh dengan perintah, jadi langsung mengiyakan perintah dengan cepat, lalu pergi secepat mungkin.
Haaaaahhh, gila! Bahkan pasukan tengkorak Tuan tidak mampu melawan Ye Mingyou itu? Ada apa ini? Tapi, jika dipikir-pikir, Ye Mingyou saja bisa melawan serangan dari Tuan. Sepertinya ini memang hal yang wajar.
"Tuan, bagaimana sekarang? Nyonya kecil dia..."
"Keluarlah." Belum selesai pengawal kedua belas bicara, namun sudah lebih dulu terdengar suara dingin dan berat dari Xuanyuan Pofan yang tidak diiringi rasa cemas sama sekali. Hanya ada kemarahan, kemarahan yang dalam dan juga cemburu yang samar.
"Tapi Tuan, Nyonya kecil, dia... Pengawal ketiga, kenapa kamu menarikku?"