Paman Keenam Ini Terlalu Arogan Deh!
Paman Keenam Ini Terlalu Arogan Deh!
"Ye Mingyou, apa kamu sudah gila? Cepat lepaskan aku! Apa kamu mau menjadi musuh untuk para pasukan tengkorak kak... Em.. Raja Huayou? Kamu tidak akan bisa mengalahkan mereka." Liuli Guoguo terus menarik baju hitam Ye Mingyou.
Namun, Ye Mingyou masih saja tidak memedulikannya. Mata phoenix di bawah helm besi hitam itu menajam, dia mulai berputar dan melewati ratusan prajurit tengkorak yang datang menyerangnya.
Liuli Guoguo hanya merasakan tubuhnya yang bergoyang dengan keras dan kuat, membuat kepalanya pusing sekali. Tapi dia masih saja dipeluk dengan erat di dalam dekapan pria itu.
Saat prajurit tengkorak melawan Ye Mingyou, mereka tidak berani menyerang sekuat tenaga. Karena khawatir kalau malah akan melukai Nyonya kecil mereka yang ada di dekapan Ye Mingyou.
Tapi, melihat sekelompok prajurit tengkorak mereka ini yang hampir roboh, namun Ye Mingyou sama sekali tidak terluka. Bahkan dia sama sekali tidak berniat untuk melepaskan Nyonya kecil mereka. Seolah ingin melawan mereka semua sampai akhir.
Akhirnya ada orang yang tiba-tiba berteriak, "Berhenti!"
Saat mendengar perintah ini, semua prajurit tengkorak langsung menghentikan serangan mereka kepada pria dengan helm besi hitam yang berada di tengah, yang saat ini sedang dikelilingi oleh mereka.
Prajurit tengkorak yang berteriak tadi, kemudian kembali berkata dengan suara keras, "Biarkan mereka pergi!"
Hal itu membuat semua prajurit tengkorak mengerutkan kening. Lalu, ada salah satu anggota prajurit tengkorak yang tidak mengerti dan bertanya, "Kenapa?"
"Tuan sudah bilang, kita harus membawa Nyonya kecil kembali dengan selamat. Jika terus seperti ini, bagaimana jika nanti malah akan melukai Nyonya kecil?!" jawab jenderal prajurit tengkorak itu.
Semua prajurit tengkorak menggertakkan gigi saat mendengar ini, dan hanya bisa mundur memberikan jalan. Membiarkan Ye Mingyou pergi sambil menggendong Liuli Guoguo.
Membawaku kembali dengan selamat? Kepala Liuli Guoguo tiba-tiba seakan mau meledak karena kata-kata ini. Matanya juga langsung memerah. Apa… Apa aku tidak salah dengar? Kakak Po... Bukan, tapi Raja Huayou... Dia...
Liuli Guoguo tidak ingin terus memikirkan ini. Dia merasa dirinya terlalu banyak berpikir. Jadi dia buru-buru menggelengkan kepala dan memijat pelipisnya. Kepalanya masih sangat pusing karena tadi mengikuti Ye Mingyou yang bergerak dan melompat terbang dengan gilanya.
Ye Mingyou menggendong si gadis lembut itu dan berjalan melewati satu persatu prajurit tengkorak. Dia berjalan dengan tatapan mata yang terus menatap tajam ke depan. Liuli Guoguo melihat sekelompok prajurit tengkorak yang semakin lama semakin menjauh, dia menggigit bibirnya. Hatinya tercekat panik.
Raja Huayou bahkan mengirimkan pasukan tengkoraknya sendiri untuk menangkapnya. Kelihatannya gadis bernama 'Ning'er' ini benar-benar penting untuknya, sangat sangat penting, batin Liuli Guoguo. Ketika memikirkan semua ini, mata anggurnya menjadi sembab.
***
Di pintu gerbang selatan ibu kota negeri Dong Xuan,
Di dalam kereta kuda mewah, Wen Yiwen mengerutkan kening. Wajah kecilnya terlihat sudah tidak sabar, dan dia tidak bisa menahan diri untuk bergumam kepada pemuda berbaju oranye yang ada di depannya. "Kakak Wu Yunfu, menurutmu apa yang dilakukan paman keenamku?!"
"Jika mau mencari orang, tidak perlu mencari seperti ini. Jika dia tidak menemukan orang yang dicarinya itu, apa itu berarti kita selamanya tidak bisa kembali ke provinsi Teng? Ibu kota ini juga bukan dia yang membangun, paman keenam terlalu arogan deh!"
Hari ini demi tidak kehilangan jejak Wu Yunfu, Wen Yiwen sengaja bangun pagi dan kemudian mengikuti di belakang kereta kuda Wu Yunfu yang akan pergi menuju Provinsi Teng. Tidak peduli bagaimana Wu Yunfu mengusirnya pergi, namun dia tetap saja minta ikut dengan tidak malunya.
Tidak disangka, dia akhirnya berhasil, tapi kereta kudanya malah tiba-tiba dihentikan saat melaju ke depan gerbang ibu kota. Lalu, karena alasan yang sangat konyol, para prajurit tengkorak yang menghentikan mereka di gerbang itu memaksa untuk memeriksa seluruh kereta kuda mereka.
Wen Yiwen merasa tidak masalah untuk memeriksa seluruh kereta kuda. Tapi, entah kenapa setelah diperiksa, mereka tetap tidak boleh keluar dari pintu gerbang ibu kota. Dia pun merasa tersudutkan, dan merasa terlalu bosan saat terus menunggu di dalam kereta kuda seperti ini.