Meninggal Ketakutan Karena Prajurit Tengkorak
Meninggal Ketakutan Karena Prajurit Tengkorak
Liuli Guoguo mengerutkan kening. Saat ini dia benar-benar terburu-buru. Khawatirnya kalau terlambat, yang ada dia akan ditangkap oleh Xuanyuan Pofan, dan ibunya akan ada dalam bahaya. Oleh karena itu, dia tidak ingin lagi terjerat dan berlama-lamaan dengan orang-orang ini.
Dia menenangkan kelinci cantik kecil di dalam dekapannya, yang tampak ingin menyerang empat pria yang dipanggil oleh gadis toko pakaian itu, lalu memasukkannya ke dalam ruang sihir gelangnya. Baru kemudian Liuli Guoguo berkata, "Berapa banyak yang kalian inginkan?"
Jika biasanya, dia pasti akan memukul dan menyerang sekelompok orang-orang yang membuka toko penipu seperti ini, baru kemudian pergi. Tapi sekarang, Liuli Guoguo harus menahan diri dulu. Sebab, melarikan diri lebih penting daripada harus membantu orang jahat melakukan kejahatan.
Gadis toko pakaian itu melihat Liuli Guoguo yang berhasil masuk ke dalam jebakannya. Dia menaikkan sudut bibirnya, lalu mengibaskan sapu tangannya ke ujung hidung Liuli Guoguo dan berkata, "Tuan, ini nyawa seseorang loh. Setidaknya, senilai lima ratus koin perak."
Sudut bibir Liuli Guoguo berkedut. Satu nyawa hanya bernilai lima ratus koin perak? batinnya. Dia benar-benar curiga kalau sekelompok orang ini memang keterbelakangan mental. Namun, mereka pasti menggunakan nyawa palsu, karena itulah tidak berani minta banyak.
"Oke." Liuli Guoguo berdeham dan mengiyakan. Kemudian dia mengeluarkan kartu kristal warna ungu dari ruang sihirnya, lalu menyerahkannya kepada gadis toko pakaian itu.
Gadis toko pakaian itu melihat kartu kristal warna ungu yang diserahkan di depannya, membuatnya menelan ludahnya sendiri dengan susah payah. Dia dan keempat kakak laki-lakinya memanfaatkan satu persatu suaminya. Dia jadi janda, lalu menjadi janda lagi untuk menipu.
Namun, pemuda kaya yang berwajah jelek di depannya ini adalah orang yang paling menguntungkan bagi mereka, yang pernah mereka temui dan berhasil masuk ke dalam jebakan mereka ini.
Setelah menghela napas lega dalam hati, gadis toko pakaian itu buru-buru mengulurkan tangan untuk menerima kartu kristal warna ungu yang diberikan oleh Liuli Guoguo. Lalu, saat tangan kecilnya mau menyentuh kartu itu, tiba-tiba pintu toko pakaian tersebut diketuk seseorang.
Tok tok tok...
"Ayah, kakek polisi apa sudah datang?" tanya gadis toko pakaian itu. Ayah, kamu kok terburu-buru sih? Uangnya belum sampai di tanganku ini! batinnya.
Siapa juga yang tahu, baru saja bertanya dan belum juga berhasil mengambil kartu kristal warna ungu di tangan Liuli Guoguo. Tiba-tiba pintu toko pakaian itu ditendang dengan keras sampai terbuka dari luar. Dua orang bertopeng tengkorak pun masuk ke dalam, lalu memegang sebuah poster di tangannya.
Hati Liuli Guoguo langsung tercekat. Prajurit tengkorak milik kakak Po... Bukan. Tapi milik Raja Huayou? Apa yang mereka lakukan di sini? Apa jangan-jangan...
Jantung Liuli Guoguo tiba-tiba melompat sampai ke tenggorokannya. Lalu, detik berikutnya, dia memperhatikan poster di tangan prajurit tengkorak itu. Eh? Gambar di poster itu bukannya aku? Huh! batinnya.
Brukkk!
Jika tidak bersalah, maka tidak akan merasa tidak enak. Tapi, begitu melakukan kesalahan, pasti hati akan selalu merasa bersalah dan tidak enak.
Gadis toko pakaian itu langsung ketakutan setengah mati, dia pun jatuh ke lantai dan meninggal. Dia kira, beberapa suaminya yang dulu, datang menemuinya sebagai hantu dan akan mengambil nyawanya. Tapi akhirnya, belum juga mencerna apa yang terjadi ini, dia meninggal hidup-hidup duluan karena ketakutan yang besar di dalam hatinya.
Brukkk!
Brukkk!
Brukkk!
Brukkk!
Keempat pria kekar dan gemuk di belakangnya, tampaknya telah melakukan terlalu banyak masalah. Entah sudah berapa banyak darah yang menodai tangan mereka. Kepala mereka pun juga miring, lalu jatuh di lantai dan meninggal karena ketakutan seperti adiknya.
Liuli Guoguo tercengang. Prajurit tengkorak tidak terlalu menakutkan kok. Apa bisa kalian lebih baik lagi? batinnya.
Kemudian Liuli Guoguo mengedipkan matanya. Pada saat ini, aku berharap memiliki kemampuan untuk melarikan diri dan menghilang. Kalau tidak, mana mungkin aku bisa kabur di bawah pengawasan mata prajurit tengkorak.
Tapi, aku sekarang sedang menyamar dan mengenakan baju pria. Prajurit tengkorak seharusnya tidak akan bisa mengenaliku kan? batinnya.
Melihat orang-orang di toko pakaian itu pingsan, prajurit tengkorak pun tercengang dan tidak bisa berkata apa-apa. Dia lalu melihat ada satu orang yang masih berdiri di sana. Jadi, dia pun segera melangkah maju ke depan Liuli Guoguo.
"Apa kamu mengenal gadis berbaju merah muda di poster ini?" Prajurit tengkorak itu menatap kepala kecil Liuli Guoguo yang menunduk ke bawah. Kemudian dia mengangkat poster di tangannya itu, ke depan mata Liuli Guoguo.